Hubungan India-China Memanas, Ahli Ungkap Pemicu Awal Insiden Berdarah di Perbatasan
Pasca peristiwa tewasnya 20 tentara India dalam bentrok berdarah dengan tentara China di perbatasan Lembah Galwan, tensi hubungan kedua negara memanas
TRIBUN-BALI.COM, NEW DELHI - Pasca peristiwa tewasnya 20 tentara India dalam bentrok berdarah dengan tentara China di perbatasan Lembah Galwan, tensi hubungan kedua negara memanas.
Baik secara diplomatik dan militer, konflik India dan China kini memasuki babak baru.
Dua negara di kawasan Asia yang memiliki senjata nuklir ini kini pun dikabarkan terus memperkuat wilayah perbatasannya dengan mengirimkan tentara dan sejumlah peralatan perang.
Dari catatan sejarah, bentrokan pada 15 Juni 2020 lalu disebut sebagai insiden paling mematikan dalam 40 tahun terakhir.
• Narendra Modi Tegaskan India Ingin Damai, Tapi Siap Perang Kalau China Memprovokasi
• Laporkan Tentaranya Tewas Dalam Bentrok, India Sebut Jenazah Ada yang Dimutilasi oleh Tentara China
• Diduga Berhantu Hingga Buat Bingung Polisi India, Alat Fitness di Taman Ini Bergerak Sendiri
Dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, peristiwa ini terjadi pada 15 Juni 2020 di Lembah Galwan, wilayah yang disengketakan, di daerah Himalaya yang gersang.
Wilayah tersebut berada di sepanjang Garis Kontrol Aktual (LAC), dan merupakan perbatasan de facto antara India-China.
Dalam insiden mematikan itu, 20 tentara India dilaporkan tewas.
Sementara itu, Tiongkok belum secara resmi menyatakan korban dari bentrokan tersebut.
Lebih lanjut, berikut ini Tribunnews rangkum empat hal yang perlu diketahui tentang pertikaian India-China:
Apa yang Terjadi pada 15 Juni 2020?
Pertikaian yang terjadi pada 15 Juni 2020 dipicu oleh ketidaksepakatan atas dua tampon Tiongkok dan menara observasi, yang menurut pejabat India dibangun di sisi LAC.
Melalui sambungan telepon, Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar memberikan penjelasan kepada Diplomat Senior China, Wang Yi.
Ia mengatakan, Pasukan Tiongkok disebut melanggar Garis untuk membuat 'struktur sementara' di Lembah Galwan.
Subrahmanyam menegaskan, bahkan setelah pejabat militer mencapai kesepakatan pada 6 Juni 2020 lalu untuk melonggarkan esensi.
Masalah muncul ketika patroli India mengunjungi daerah dekat punggungan untuk memverifikasi pernyataan China, bahwa pasukannya telah pindah kembali dari LAC.