Corona di Bali
Pemkot Denpasar Sebut Sudah Habiskan Rp 100 Miliar Lebih untuk Penanganan Covid-19
Selama kurang lebih 4 bulan penanganan Covid-19, Pemkot Denpasar sebut sudah menghabiskan anggaran Rp 100 miliar lebih.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Selama kurang lebih 4 bulan penanganan Covid-19, Pemkot Denpasar sebut sudah menghabiskan anggaran Rp 100 miliar lebih.
Jumlah tersebut sudah melebihi target awal anggaran penanganan Covid-19 tahap ketiga dari APBD Kota Denpasar sebesar Rp 100 Miliar.
Plt. Asisten II Setda Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Edy Mulia, Kamis (25/6/2020) mengatakan, pihaknya telah melakukan refocusing anggaran sejak Maret 2020.
Refocusing dilakukan terhadap angaran kegiatan tahun 2020 di masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
• Hari Ini, 205 Pedagang Pasar Kumbasari Resmi Dipindah ke Pelataran Pasar Badung
• Dispar Gianyar Data & Susun Indikator Daftar Objek Wisata yang Akan Dibuka Nanti
• Gubernur Koster Pastikan Tak Akan Ada Jembatan Penghubung Jawa dan Bali
Hingga saat ini, refocusing terakhir sudah mencapai Rp 150 miliar.
"Selama 4 bulan dari bulan Maret 2020, sudah Rp 100 miliar lebih habis untuk penanganan dan pengadaan alat penunjang penanganan Covid-19. Sampai-sampai Bapak Walikota kembali menambah anggaran sampai Rp 150 miliar," katanya.
Dari Rp 150 miliar tersebut, Rp 50 miliar direncanakan untuk membangkitkan pergerakan perekonomian.
Akan tetapi, jumlah tersebut masih kurang untuk penanganan Covid-19 karena sampai saat ini, pandemi Covid-19 masih terus berlanjut.
"Sekarang kami masih menunggu perkembangan ke depan," katanya.
• Kisah Perjuangan Hidup Delisa Pemeran Mira di Sinetron Preman Pensiun, Kerja Keras Demi Tebus Ijazah
• Update Covid-19: 503 Orang Masih dalam Perawatan di Bali - Kasus Positif di Jawa Timur Meningkat
• Maluku Utara Akan Miliki Industri Bahan Baku Baterai Mobil Listrik, Jadi yang Pertama di Indonesia
Anggaran tersebut digunakan untuk pengadaan sembako untuk pasien, alat kesehatan, perawatan pasien, hingga insentif satgas yang jumlahnya 10 orang setiap banjar.
Satu orang mendapatkan insentif Rp 600 ribu per orang.
"Itu yang paling banyak menghabiskan selain tenaga penyemprotan disinfektan. Ini belum semua belum cukup karena masa pandemi belum berakhir. Ke depan kami masih pikirkan kembali," katanya.
Edy Mulia menambahkan, apabila hal ini masih berlanjut hingga tahun 2021, tidak menutup kemungkinan juga akan menyasar anggaran belanja pegawai.
Karena anggaran di setiap OPD sudah disisir tanpa tersisa untuk anggaran program.
Yang tersisa hanya untuk pembangunan SMPN 14 Denpasar. (*)