Corona di Bali

BREAKING NEWS: Hari Raya Saraswati di Tengah Pandemi Covid-19, Begini di Jagatnatha

Hari Raya Saraswati di Tengah Pandemi, Putu Merta Bawa Hand Sanitizer ke Jagatnatha, SDN 28 Denpasar Hanya Dihadiri Guru

Tribun Bali/Rizal Fanany
Umat Hindu melaksanakan persembahyangan Saraswati Pura Jagatnatha, Denpasar, Sabtu (4/7/2020). Ditengah masa Pandemi Covid-19 pelaksanaan persembahyangan dilakukan secara bergantian mengacu pada protokol kesehatan. Baik Pemangku, Pecalang dan umat wajib memakai masker, serta di dalam Pura diberikan tanda jaga jarak. Sebelum memasuki areal pura dilakukan pengecekan suhu tubuh dan wajib mencuci tangan. 

Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Umat Hindu berdatangan di Pura Jagatnatha Denpasar, Bali, untuk melakukan persembahyangan Hari Raya Saraswati yang jatuh pada Sabtu (4/7/2020).

Hari Raya Saraswati ini diperingati setiap 6 bulan sekali, yakni Saniscara Umanis wuku Watugunung dan merupakan hari turunnya ilmu pengetahuan.

Sekaligus sebagai penghormatan terhadap Dewi Pengetahuan yaitu Dewi Saraswati.

Nuansa pun kontras dari peringatan Hari Raya Saraswati 6 bulan yang lalu.

PSSI Bersama Kemenpora Siap Sukseskan Gelaran Piala Dunia U-20 2021

Ini 6 Tanda Anda Sedang Berkencan dengan Seorang Psikopat atau ASPD

Legit dan Manis, Resep Prol Tape Klasik, Kue Tradisional yang Mudah Dibuat

Kali ini pemedek yang datang tak sepadat sebelum masa pandemi Covid-19.

Pemedek yang datang pun wajib mematuhi protokol kesehatan, mereka wajib menjaga jarak tidak berkerumun dan memakai masker.

Pecalang yang berjaga di pintu masuk tampak dilengkapi alat pelindung diri (APD) berupa face shield dan masker.

Setiap terlihat ada kerumunan pemedek, tak segan langsung diingatkan untuk menjaga jarak, semua hal ketat ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Pemandangan serupa juga tampak di bagian dalam Pura, Pemangku yang memimpin upacara juga tampak mengenakan masker dan face shield.

Sedangkan umat yang berada di dalam Pura juga dibatasi jumlahnya maksimal sekitar 30-50 orang.

Setiap sesi sembahyang berlangsung sekitar 15-20 menit, dan umat yang lain mengantre di depan pintu masuk.

Pemedek yang bersembahyang dipersilakan menempati tanda silang yang sudah di tata sedemikian rupa dengan jarak 1 hingga 1,5 meter setiap orangnya.

Salah seorang Pemedek yang datang, Putu Merta (40) warga Gatot Subroto Tengah mengatakan, persiapannya melakukan ibadah Hari Raya Saraswati di tengah pandemi.

Selain memakai masker, ia mengaku selalu membawa hand sanitizer di dashboard motor miliknya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved