Koalisi Pilkada 2020 di Bali Fleksibel, Gus Sukarta Tak Terpengaruh Pertemuan Prabowo-Airlangga
Ketua DPD Gerindra Bali Ida Bagus Putu Sukarta menegaskan sikapnya bahwa Gerindra belum tentu berkoalisi dengan Golkar di semua Pilkada 2020
Penulis: Ragil Armando | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto di kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta, Senin (6/7/2020).
Dalam pertemuan tersebut kedua partai membahas banyak hal, salah satunya yakni koalisi kedua partai pada perhelatan Pilkada 2020.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPD Gerindra Bali Ida Bagus Putu Sukarta menegaskan sikapnya bahwa Gerindra belum tentu berkoalisi dengan Golkar di semua Pilkada 2020.
Bahkan, hak tersebut sudah ditegaskan pihaknya kepada Sekjen DPP Gerindra Ahmad Muzani dalam rapat virtual beberapa waktu lalu.
Bahkan, DPP telah memberi kewenangan kepada pihaknya untuk membangun koalisi dengan berbagai partai yang ada di Bali.
"Oh nggak-nggak, kemarin kami rapat dengan Pak Sekjen secara virtual, diberikan kewenangannya ke kami," katanya saat dikonfirmasi, Selasa (7/7/2020).
Ia mengakui di beberapa daerah Gerindra telah berkoalisi dengan Golkar.
Namun, di beberapa daerah juga Gerinra berkoalisi dengan partai lain, utamanya PDIP.
Disebutkan, dalam Pilkada 2020 di 6 daerah Bali, 9 Desember 2020 mendatang, Gerindra cenderung merepat ke PDIP di tiga daerah, yakni Pilkada Tabanan 2020, Pilkada Denpasar 2020 dan Pilkada Bangli 2020.
Di Pilkada Tabanan 2020 PDIP akan mengusung I Komang Gede Sanjaya sebagai Calon Bupati (Cabup).
Di Pilkada Denpasar 2020 PDIP mengusung I Gusti Ngurah Jaya Negara sebagai Calon Wali Kota (Cawali).
Sementara di Pilkada Bangli 2020 PDIP mengusung Sang Nyoman Sedana Arta sebagai Cabup.
Sedangkan di Pilkada Karangasem 2020 Gerindra masuk ke barisan Golkar-NasDem yang mengusung kandidat incumbent I Gusti Ayu Mas Sumatri sebagai Cabup.
Di Pilkada 2020 Jembrana Gerindra memilih berkoalisi dengan Golkar dan lima partai lainnya di Koalisi Jembrana Maju (KJM) menantang PDIP.
Di Badung, Gerindra berkoalisi dengan Golkar dan NasDem melalui Koalisi Rakyat Badung Bangkit (KRBB) menantang PDIP.
Di Pilkada Badung 2020 PDIP akan mengusung kembali incumbent I Nyoman Giri Prasta sebagai Cabup.
Sementara di Pilkada Jembrana 2020 PDIP mengusung Made Kembang Hartawan sebagai Cabup.
"Kami memang ada beberapa yang koalisi dengan Golkar, beberapa dengan PDIP, tidak hanya di Bali, tapi di seluruh Indonesia," ungkap dia.
Bahkan, pihaknya menegaskan memberikan keleluasaan bagi para DPC Gerindra di tingkat kabupaten/kota untuk bermanuver di Pilkada 2020.
"Tetap kami serahkan ke DPC untuk berkomunikasi dengan kandidat yang ada," ucapnya.
Gerindra sendiri tidak bisa mengusung paket calon secara mandiri di Pilkiada 2020 di 6 daerah Bali karena perolehan kursi parlemen hasil Pileg 2019 tidak memenuhi syarat minimal 20,00 persen suara.
Untuk bisa mengusung paket calon, Gerindra harus berkoalisi dengan partai lainnya di Pilkada 2020.
Di Denpasar, misalnya, Gerindra hanya memiliki 4 kursi DPRD 2019-2024 atau 8,89 persen suara parlemen.
Di Badung, Gerindra hanya memiliki 2 kursi DPRD 2019-2024 atau 5,00 persen suara parlemen.
Sedangkan di Bangli, Gerindra hanya memiliki 1 kursi DPRD 2019-2024 atau 3,33 persen suara parlemen.
Sementara di Jembrana, Gerindra hanya memiliki 4 kursi DPRD 2019-2024 atau 11,83 persen suara parlemen.
Demikian pula di Tabanan, Gerindra hanya memiliki 3 kursi DPRD 2019-2024 atau 7,50 persen suara parlemen.
Sebaliknya di Karangasem, Gerindra hanya memiliki 5 kursi DPRD 2019-2024 atau 11,11 persen suara parlemen.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto mengatakan kemungkinan berkoalisi dengan Golkar sangat terbuka lebar.
Hal ini diungkapkan Prabowo usai pertemuan yang dilaksanakan di kediamannya, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan.
"Tadi kami menukar pandangan membahas beberapa hal menyangkut kebangsaan, lingkungan strategis, sampai dengan kemungkinan-kemungkinan yang di depan kita bagaimana kerja sama Golkar dan Gerindra, khususnya di pilkada-pilkada tertentu," kata Prabowo.
Secara lugas, Prabowo bahkan menyebut pertemuan tadi sudah menyepakati secara spesifik pilkada daerah mana saja Gerindra dan Golkar akan bekerjasama.
Namun, Prabowo tidak menyebutkannya secara rinci.
"Di beberapa tempat kami cocok. Di beberapa tempat kami setuju untuk berbeda," ujar Prabowo.
Prabowo menekankan, tidak ada persoalan ada daerah di mana kedua parpol tidak dapat bekerjasama.
Bahkan meskipun Golkar dan Gerindra menjalin koalisi di skala nasional.
"Tidak ada masalah, ini demokrasi yang penuh dengan kekeluargaan, persaingan," lanjut Prabowo.
Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto juga mengamini pernyataan Prabowo.
Ia mengatakan perbedaan dukungan Golkar dan Gerindra dalam Pilkada 2020 bukan persoalan.
Menurut Menko Perekonomian itu, baik Golkar maupun Gerindra sama-sama mengedepankan kepentingan bangsa dan negara.
"Perbedaan dalam pilkada sesuatu normal dan wajar-wajar saja. Tapi kita semua sepakat mendukung dan menjaga persahabatan, NKRI dan berjuang demi kemajuan Indonesia," ujar Airlangga.
Dia pun menyatakan, Golkar dan Gerindra akan intens berkomunikasi.
Menurut Airlangga, komunikasi Golkar dan Gerindra selama ini dapat dikatakan baik.
"Ini akan terus kami jaga, kami akan berkomunikasi secara periodik. Di kabinet, kami bicara cukup sering, tapi di sini antar Fraksi Golkar dan Fraksi Gerindra silaturahim selama ini sangat lancar," lanjut dia.
(*)