Semenjak Pandemi Covid-19, RSUP Sanglah Sehari Bisa Mengelola 1,3 Ton Linen

Semenjak Pandemi Covid-19, RSUP Sanglah Sehari Bisa Mengelola 1,3 Ton Linen

Penulis: M. Firdian Sani | Editor: Aloisius H Manggol
Tribun Bali/M. Firdian Sani
Semenjak Pandemi Covid-19, RSUP Sanglah Sehari Bisa Mengelola 1,3 Ton Linen 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Semenjak pandemi Covid-19 menyeruak, terjadi peningkatan pengelolaan linen (kain) untuk kategori infeksius di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah seperti yang diutarakan Kepala Instalasi Binatu RSUP Sanglah, I Made Surata Witarsa SKep MKes.

"Selama Covid-19 ini, linen yang termasuk kategori infeksius itu lebih tinggi, karena kini ada ruang perawatan Covid termasuk pemakaian baju oleh petugas yang setiap saat bisa ganti baju di rumah sakit. Sehingga terjadi peningkatan, kalau dulu hampir 1 ton sekarang sudah hampir 1,3 ton linen yang kita kelola dalam satu hari," jelasnya dalam keterangan pers yang diterima Tribun Bali, Selasa (7/7/2020).

Yang mengelola linen itu sendiri adalah Instalasi Binatu RSUP Sanglah, jadi kata dia keamanan linen yang biasa digunakan untuk pembungkus guling, bantal, selimut, kasur hingga baju petugas dan pasien di rumah sakit sudah memalui proses standar yang tinggi hingga dia menjamin keamanan serta kebersihan dari linen-linen itu.

Untuk prosesnya sendiri Made Surata menjelaskan ada dua proses pencucian yakni brush linen infeksius dan non infeksius.

"Dalam pengolahan linen infeksius, kami juga menggunakan standar temperatur yang ada, berkisar antara 70 sampai 90 derajat Celsius. Kami kelola Binatu RSUP Sanglah ini dengan prosedur yang aman dan sesuai standar, karena linen-nya termasuk kategori infeksius lebih tinggi,” paparnya.

Pengelolaan linen infeksius dilakukan sesuai dengan standar yang dianjurkan oleh Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) yang lebih kepada penggunaan aspek chemical, mechanical, time, dan temperatur-nya.

Kesiapan Instalasi Binatu RSUP Sanglah benar-benar baik dalam hal ini sudah menyiapkan lima mesin cuci, yang terdiri dari tiga mesin khusus linen infeksius dan dua mesis linen non infeksius.

“Jadi sekarang tiga mesin untuk infeksius karena linen non infeksiusnya berkurang. Jadi kami menggunakan dua yang untuk non infeksius. Baik itu infeksius yang bersumber pada pasien maupun tenaga kesehatannya sendiri dalam melayani pasien,” ujarnya.

Bagaimana tidak, dalam sehari Instalasi Binatu RSUP Sanglah bisa mendistribusikan 100 baju dan handuk khusus untuk ruang perawatan Covid-19 serta 300 baju untuk pegawai dan dokter yang bertugas.

Selain linen rumah sakit, Instalasi Binatu RSUP Sanglah juga mengelola linen dari pasien yang dipakai saat datang pertama kali ke rumah sakit.

"Supaya betul-betul keluarga mereka aman. Jangan sampai mereka pulang justru menimbulkan rantai penularan. Jadi kita juga harus berpikir pada dampak di luar rumah sakit itu sendiri. Jadi untuk baju pasien yang datang kami akan cuci dulu, baru diizinkan untuk dibawa pulang," kata dia.

Ia menjamin bahwa dalam proses pembersihan linen di Instalasi Binatu sudah dalam standar rumah sakit dan bahkan ia menegaskan rantai infeksius penyakit akan putus di Instalasi Binatu, untuk itu ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak takut memakai linen rumah sakit.

“Jadi kami menjamin betul kualitas dan standar cucian yang ada di rumah sakit. Kami juga mengibau kepada masyarakat utuk tidak usah takut memakai linen rumah sakit. Tidur di rumah sakit dengan seprai rumah sakit, dengan handuk rumah sakit itu tidak usah takut. Saya mengklaim bahwa linen rumah sakit itu lebih aman karena mesin cuci kami double barrier. Kami menggunakan enam jenis chemical dengan tingkat alkaline yang diatur sesuai dengan standar,” tegasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved