Corona di Bali
Harga Bunga Gumitir di Karangasem Anjlok Sejak Merebaknya Covid-19
Petani bunga gumitir di Karangasem mengeluh lantaran harga jual bunga turun drastis alias anjlok
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, KARANGASEM - Petani bunga gumitir di Besakih dan Menanga, Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali, mengeluh lantaran harga jual bunga turun drastis alias anjlok.
Harga bunga gumitir turun hingga 60 persen.
Dari Rp 25.000 turun jadi Rp 10.000 per kilogram.
Kondisi ini terjadi sejak beberapa bulan terakhir.
Petani bunga gumitir asal Besakih, Kadek Putra mengatakan, petani bunga gumitir gelisah setelah harga bunga gumitir anjlok.
Pendapatan tidak sesuai dengan pengeluaran dan perawatannya.
"Beberapa petani mulai resah dan gelisah lantaran harga gumitir turun," jelas Putra, Rabu (14/7/2020).
Turunnya harga bunga gumitir diduga karena merebaknya Covid-19.
Mengingat harga beli masyarakat rendah serta permintaan menurun drastis.
Sebelum Covid-19, harga bunga gumitir mencapai Rp 25 ribu per kilogram, sekarang saat pandemi Covid-19 hanya Rp 8-10 ribu per kilogram.
"Menjelang Hari Raya Pagerwesi, harga jual bunga gumitir tetap rendah. Permintaan bunga gumitir juga menurun dibandingkan sebelum Covid-19. Mungkin daya beli masyarakt mengalami penurunan," kata Kadek Putra.
Ditambahkan, beberapa petani bunga gumitir juga kesulitan menjual bunga gumitir karena kebutuhan warga tak begitu banyak.
Petani yang menanam bunga gumitir juga terus meningkat, sehingga pasokan bunga melimpah.
Kondisi ini mengakibatkan harga bunga gumitir anjlok di petani dan sekitar pasar.
"Dulu petani sini hanya menjual bunga ke pasar di Klungkung, kini mulai merambah ke Karangasem dan Bangli agar bunga tetap terjual. Sekarang kami kurangi ke pasar Klungkung, khawatir penyebaran Covid-19," imbuhnya.