Mulai Senin 20 Juli, Pemkot Denpasar Larang Bermain Layang-Layang di Pantai Padang Galak
Sebelumnya banyak warga Denpasar dan luar Denpasar yang memenuhi Pantai Padang Galak Kesiman untuk bermain layang-layang.
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Mulai Senin (20/7/2020), Pemerintah Kota Denpasar bakal melarang masyarakat bermain layang-layang di Pantai Padang Galak, Kesiman, Denpasar, Bali.
Hal ini berdasarkan keputusan rapat pada Jumat (17/7/2020) kemarin.
Perbekel Kesiman Petilan, I Wayan Mariana, menjelaskan, larangan bermain layang-layang di Pantai Padang Galak, Kesiman diterapkan untuk mencegah adanya kerumunan di areal pantai tersebut.
"Karena terkait dengan pencegahan keramaian itu. Itu kan belum dibuka secara normal. Makanya mulai hari senin ini akan dijaga," kata Mariana saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (18/7/2020).
Mariana menjelaskan, sebelumnya banyak warga Denpasar dan luar Denpasar yang memenuhi Pantai Padang Galak Kesiman untuk bermain layang-layang.
• Ini Penyebab Pemkot Denpasar & Desa Adat Mengeluarkan Larangan Bermain Layang-layang di Padang Galak
• Update Covid-19 di Bali: Bertambah 66 Pasien Sembuh, Kasus Positif 71 Orang dan Satu Meninggal
• Bos Ojek Online Dimutilasi Eks Asistennya Secara Sadis, Polisi Ungkap Alasan Pelaku Habisi Korban
Itu sebabnya, Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra memerintahkan Camat Denpasar Timur untuk melihat kondisi di lapangan.
"Nah pada saat di cek oleh Pak Camat, ternyata ramai sekali. Tidak hanya orang Denpasar, orang luar Denpasar juga ramai main layang-layang di sana. Makanya kami terapkan mulai Senin akan ada penjagaan ketat," kata Mariana.
Keputusan melarang masyarakat bermain layang-layang di Pantai Padang Galak ini diambil saat rapat yang digelar pada Jumat (17/7/2020) kemarin di Kantor Camat Denpasar Timur.
Dalam rapat itu, hadir camat dan Secam Denpasar timur, Jro Bendesa Pakraman Kesiman, Perbekel Kesiman Petilan, Ketua Team Penataan Pantai, dan Kepala Dusun Br. Kedaton Kesiman,
Ada beberapa hasil keputusan dari Rapat Tersebut, yakni:
1. Mulai Hari Senin tgl 20-07-2020 masyarakat tidak diperbolehkan untuk menaikan layang2 dan bermain Pindekan di sepanjang pantai padang Galak dan pantai Biaung terkait dengan pembatasan jumlah orang berkumpul sesuai protokol kesehatan (Akses dikawasan pantai padanggalak termasuk dilapangan layang layang masih dibatasi hanya untuk kegiatan upacara keagamaan).
2. Kegiatan dikawasan pantai padanggalak termasuk di area lapangan layang layang akan diawasi oleh Linmas kesiman petilan, Pecalang Desa adat kesiman, Satpol PP Kec. Denpasar timur dan petugas team penataan pantai.
3. Perlu diketahui juga bahwa lapangan layang layang diarea pantai padanggalak kesiman merupakan Lahan milik pribadi (Bukan asset negara).
4. Semua pembatasan untuk kegiatan tersebut diatas terkait dengan Pelaksanaan Protokol Kesehatan dalam mencegah penyebaran Covid-19.
Ide Kreatif Layang-Layang Virtual
Guna mengakomodir aspirasi dan penyaluran hobi para penggemar layang-layang atau rare angon, muncul ide kreatif dari masyarakat.
Salah satunya lomba layang-layang virtual yang sempat diadakan pada Minggu (12/7/2020).
Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace), mengapresiasi ide kreatif penggagas lomba layang-layang virtual yang digelar di tengah pandemi Covid-19.
Kegiatan ini juga dimanfaatkan sebagai momentum yang baik bagi dunia pariwisata untuk mulai bangkit dari keterpurukan.
"Ini menunjukkukkan pelaku pariwisata siap dengan protokol kesehatan dan melihat kesungguhan kita serta menampilkan Bali yang tetap menarik.Ini awal baik mengenalkan destinasi. Juga memberikan warna dan pemahan dunia luar bahwa Bali sudah siap," kata Cok Ace.
Guru besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ini berharap, event semacam ini dijadikan momentum untuk menunjukkan pada dunia bahwa Bali telah siap memasuki tatanan kehidupan era baru dengan menerapkan protokol kesehatan pada berbagai sektor, termasuk pariwisata.
Ia berharap, ketatnya protokol kesehatan yang diterapkan di objek wisata dan sarana akomodasi terus diunggah di media sosial sehingga dunia luar tahu bahwa Bali sangat konsen terhadap penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Lebih dari itu, kegiatan yang melibatkan peserta dari luar daerah ini diharapkan menjadi media untuk membangun jejaring antar destinasi.
"Mari kita tunjukkan pada dunia luar bahwa Bali dengan pesona keindahan alamnya siap menerima wisatawan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat," katanya.
Pada lomba layang-layang virtual yang telah diadakan tersebut, ada 380 peserta yang ikut serta.
Tak hanya berasal dari Bali, tapi juga melibatkan peserta dari Lombok dan Sulawesi.
Kadek Suprapta Meranggi selaku penggagas acara menyampaikan, lomba layang-layang virtual ini mendapat sambutan yang luar biasa dari para rare angon.
Pria yang lebih dikenal dengan nama Deck Sotto ini menginformasikan bahwa perlombaan tersebut merupakan kali kedua pelaksanaan lomba layang-layang virtual tahun ini.
Lomba season 1.0 yang mengusung tema Rare Angon vs Covid-19 dilaksanakan 31 Mei 2020 dengan jumlah peserta sebanyak 155.
Sukses digelar pada sesi pertama, pihaknya menerima banyak permintaan agar kegiatan serupa digelar kembali.
Memenuhi pemintaan tersebut, ia memutuskan untuk mengelar lomba sesi 2 dengan tema Celepuk vs Kupu-Kupu yang diikuti 380 peserta.
Sebagai penggemar layang-layang, Deck Sotto mengaku harus memutar otak agar tradisi ini tidak punah dan tetap bisa dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19 yang mensyaratkan pemberlakuan protokol kesehatan.
“Pada situasi normal, seyogyanya lomba dilaksanakan di lapangan dengan banyak orang.
Di tengah situasi pandemi, hal itu tak memungkinkan untuk dilaksanakan. Akhirnya saya menggagas lomba secara virtual,” urainya.
Yang dinilai adalah konsep pembuatan layangan, segi paduan warna, cara menaikkan atau menarik layangan di udara, dan seperti biasa di wilayah Bali peserta akan meramaikan lomba ini dengan irama pendamping dari baleganjur.
"Penerbangannya virtual dari lingkungan rumah mereka apakah di lapangan atau sawah. Kami pakai hotel sebagai live center agar bisa jadi media promosi kebangkitan pariwisata Bali," katanya.
Peserta penarik layang-layang virtual disyaratkan menggunakan pakaian adat madya sebagai cara dalam menunjukkan budaya adat di Bali. Sedangkan penilaian dilakukan secara virtual dengan menggunakan aplikasi Zoom.
Menurutnya, lomba ini bukan semata media penyaluran hobi bagi para rare angon.
Lebih dari itu, ajang ini membawa dampak positif bagi sektor perekonomian yang saat ini berada pada titik nadir.
Ia menyebut lomba layang-layang virtual yang digelar di Bali ini adalah yang pertama dan satu-satunya di dunia.
“Teman-teman pekerja yang dirumahkan banyak mendapat job sebagai pembuat layang-layang, ini tentunya sangat mengembirakan,” ucapnya.
Pembukaan lomba layang-layang virtual ditandai dengan penaikan layang-layang secara simbolis oleh Wagub Cok Ace yang diikuti sejumlah tamu undangan.
Acara pembukaan juga dimeriahkan fashion show dari enam model bertema layang-layang yang digelar di tepi pantai.
Menggunakan 'cat walk' jogging track di Pantai Sanur, keenam model ini berlenggak-lenggok sambil membawa layangan Celepuk maupun Kupu-kupu. (*)