Fenomena Langka, Hari Ini Komet Neowise Melintasi Indonesia Usai Matahari Terbenam, Ini 7 Faktanya

Penampakan Komet Neowise periode Juli 2020 ini fenomena langka karena akan muncul kembali dalam waktu 6.800 tahun lagi

Editor: Irma Budiarti
Kompas.com
Komet Neowise melintasi Irlandia, 11 Juli 2020. 

TRIBUN-BALI.COM - Mengutip Science Alert, Minggu (13/7/2020), komet Neowise baru ditemukan pada 27 Maret 2020 oleh teleskop luar angkasa Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Penampakan Komet Neowise periode Juli 2020 ini disebutkan menjadi fenomena langka karena periodenya mendekati Bumi hanya akan terjadi kembali dalam waktu 6.800 tahun lagi.

Astronom amatir Marufin Sudibyo menjelaskan, fenomena langka penampakan komet Neowise ini dapat disaksikan setelah melewati titik perihelionnya dan keluar dari medan pandang satelit pengamat matahari SOHO.

Komet Neowise ini mempunyai kesempatan sebentar, yaitu sekitar seminggu untuk muncul di langit fajar, sebelum matahari terbit.

Lantas, kapan komet Neowise ini bisa disaksikan dari Bumi?

Pada 3 Juli 2020, komet ini mencapai perihelion terdekat dengan matahari, kemudian kembali mengorbit di Tata Surya, dan periode waktunya berakhir pada 10 juli 2020.

Wilayah mana saja yang bisa melihat komet Neowise?

Dituturkan Marufin, kawasan yang paling baik untuk bisa melihat komet Neowise ini hanyalah kawasan subtropis. 

Khususnya lintang tinggi seperti Eropa dan Amerika di hemisfer utara, serta Selandia Baru dan Australia selatan di hemisfer selatan.

"Pada kawasan tersebut, komet sudah mulai bisa dilihat sejak tiga jam sebelum matahari terbit," tuturnya.

Sebaliknya, kawasan yang termasuk wilayah tropis atau berada pada lintang rendah atau ekuator tidak berkesempatan menyaksikan komet ini karena kedudukannya yang terlalu rendah terhadap horizon.

Dengan demikian, saat komet Neowise sudah memiliki ketinggian cukup, lokasinya segera diliputi cahaya fajar atau twilight yang lebih benderang ketimbang komet.

"Jadi komet tak bisa dilihat," ujarnya.

Bagaimana dengan Indonesia?

Untuk wilayah Indonesia, fenomena langka komet Neowise ini bisa disaksikan mulai tanggal 20 Juli 2020 setelah matahari terbenam.

"Komet ada di langit barat laut," kata dia.

Komet ini bisa disaksikan setelah matahari terbenam, karena diperkirakan sudah lebih redup atau saat estimasi magnitudonya +3 hingga +4, yang artinya mudah dilihat dengan teleskop kecil, tetapi relatif sulit dilihat dengan mata tanpa alat bantu optik.

Maka, komet baru akan bisa dilihat jika fase senja sipil (civil twilight) sudah berakhir.

Dengan kata lain, komet berkemungkinan baru bisa dilihat mulai 25 menit setelah terbenamnya matahari.

Namun, ketinggian komet Neowise ini diperkirakan akan meningkat, tetapi magnitudonya akan terus menurun.

Dikutip dari Kompas.com, Komet Neowise (C/2020 F3) merupakan salah satu komet paling langka dan spektakuler.

Beruntung bagi kita yang tinggal di Indonesia, petang nanti dapat menyaksikan komet yang hanya bisa dilihat sekali seumur hidup ini.

Sebelum menyaksikan komet Neowise, ada baiknya kita berkenalan dulu dengan benda langit satu ini.

Kami telah merangkum 7 fakta yang perlu Anda ketahui tentang komet Neowise.

Berikut ulasannya.

1. Baru Ditemukan Maret 2020

Badan Antariksa AS (NASA) mengonfirmasikan komet Neowise (C/2020 F3) baru ditemukan pada 27 Maret 2020.

Komet Neowise pertama kali ditemukan lewat teleskop luar angkasa Near-Earth Object Wide-Field Infrared Survey Explorer milik NASA.

2. Dapat Disaksikan Sekali Seumur Hidup

Seperti disebutkan sebelumnya, kesempatan mengamati komet Neowise ini bisa jadi yang pertama dan terakhir dapat Anda saksikan seumur hidup.

Hal itu dikarenakan komet Neowise ini memiliki periode yang sangat panjang untuk mendekati Bumi yaitu 6.800 tahun.

Artinya, baru 6.800 tahun lagi komet Neowise menyapa manusia Bumi.

3. Sudah di Titik Terdekat dengan Bumi Sejak 3 Juli 2020

Berdasarkan catatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), komet Neowise sudah berada pada titik terdekat dengan Matahari (perhelion) sejak tanggal 3 Juli 2020 pukul 23.20 WIB.

Jaraknya dengan Matahari saat itu adalah 44,1 juta km.

Sementara, jaraknya dengan Bumi di waktu yang sama adalah 172,64 juta km.

Pada 15 Juli 2020,observasi terakhir oleh Coma Database Observer (COBS) menunjukkan bahwa nilai magnitudo komet ini sudah mencapai +1,5.

Sedangkan, disebutkan pula bahwa komet ini paling terang terlihat ketika berada pada titik terdekat terhadap Matahari dengan magnitudo tampak +1,4.

Diameter koma atau ekor komet ini mencapai 17,7 menit busur atau sedikit lebih besar dari jejari tampak Bulan.

Pada 23 Juli 2020 pukul 09.41 WIB, komet Neowise akan berada pada titik terdekat dengan Bumi, jaraknya dengan Bumi yaitu 103,5 juta kilometer.

4. Kawasan Subtropis Tempat Melihat Terbaik

Disampaikan oleh astronom amatir Indonesia Marufin Sudibyo, kawasan yang paling baik untuk bisa melihat komet Neowise ini adalah kawasan subtropis.

Khususnya lintang tinggi seperti Eropa dan Amerika di hemisfer utara, serta Selandia Baru dan Australia selatan di hemisfer selatan.

"Pada kawasan tersebut, komet sudah mulai bisa dilihat sejak 3 jam sebelum Matahari terbit," kata Marufin kepada Kompas.com, Senin (13/7/2020).

Sebaliknya, untuk kawasan yang termasuk wilayah tropis atau berada pada lintang rendah atau ekuator, tidak berkesempatan menyaksikan komet ini karena kedudukannya yang terlalu rendah terhadap horizon.

Sehingga, saat komet Neowise sudah memiliki ketinggian cukup, lokasinya segera diliputi cahaya fajar atau twilight yang lebih benderang ketimbang komet.

"Jadi komet tak bisa dilihat," ujarnya. 

5. Dapat Disaksikan di Indonesia

Kendati termasuk wilayah tropis, masyarakat di Indonesia memiliki kesempatan untuk mengamati fenomena langka ini secara langsung.

Ada dua perbedaan pendapat kapan waktu mulainya fenomena komet Neowise ini dapat disaksikan.

Lapan menyebutkan komet Neowise ini bisa disaksikan sejak kemarin (19/7/2020), tetapi Marufin menyebutnya mulai hari ini (20/7/2020).

Kendati demikian, keduanya menyebutkan fenomena ini diprediksikan masih bisa diamati sampai 25 Juli 2020 mendatang.

Maka, komet baru akan bisa dilihat jika fase senja sipil (civil twilight) sudah berakhir.

Dengan kata lain komet berkemungkinan baru bisa dilihat mulai 25 menit usai terbenamnya Matahari.

"Komet ada di langit barat laut," kata Marufin.

6. Butuh Alat Optik

Marufin menyebutkan, komet ini bisa disaksikan setelah Matahari terbenam, karena diperkirakan sudah lebih redup atau saat estimasi magnitudonya sudah mencapat +3 hingga +4.

Di mana dengan magnitudo tersebut artinya mudah dilihatdengan teleskop kecil tapi relatif sulit dilat dengan mata tanpa bantuan alat optik.

Hal ini sama halnya dengan yang diungkapkan Lapan bahwa meskipun terlihat secara kasat mata, komet akan semakin sulit dilihat di daerah yang cukup terang ata polusi cahaya tinggi.

Dengan panjang angular ekor yang cukup besar, komet dapat terlihat dengan binokuler, teleskop, atau kamera digital yang peka cahaya.

7. Komet Neowise Memiliki Ekor

Marufin menjelaskan bahwa di Indonesia, secara kasat mata dan menggunakan binokuler tanpa kamera, komet akan terlihat sebagai titik cahaya baru yang terkesan lebih redup ketimbang bintang.

Komet baru akan menampakkan bentuk ekornya jika diabadikan dengan kamera yang memadai dengan fotografi dilakukan pada waktu eksposur minimal 60 detik.

Ekor komet Neowise ini juga diisukan akan tampak seperti terbelah.

Namun, Marufin berkata, ekor komet yang bentuknya akan tampak seperti terbelah itu karena ekor komet yang tersusun atas ekor gas dan debu.

Di mana kedua ekor ini memiliki perbedaan, ekor gas merupakan partikel plasma yang cenderung selalu berusaha menjauhi Matahari.

Sedangkan, ekor debu yang berisi butiran debu dan pasir ini terserak di sepanjang orbit komet yang baru saja dilintasi dan berusaha tidak menjauhi kedudukan Matahari.

(Kompas.com/Ellyvon Pranita)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Fenomena Langka Komet Neowise Juli 2020, Wilayah Mana Saja Bisa Melihatnya?

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved