Virus Corona

Tidak Punya Penghasilan, Cerita Geisha di Jepang Bertahan Hidup di Tengah Pandemi Covid-19

Cerita Geisha di Jepang bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19, tidak punya penghasilan hingga dilanda kecemasan

Editor: Irma Budiarti
Pixabay
Ilustrasi. Geisha di Jepang. 

TRIBUN-BALI.COM - Geisha adalah seniman penghibur tradisional Jepang.

Mereka terkenal dengan gaya percakapan yang luwes dan ahli dalam menari dan kesenian tradisional Jepang.

Selama masa pandemi, Jepang menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat sebagaimana dilansir dari Reuters, Kamis (16/7/2020).

Selama pandemi Covid-19, orang-orang Jepang juga berhemat untuk hiburan.

Hal itu berdampak terhadap kunjungan tamu ke tempat hiburan di Akasaka, Tokyo, Jepang, tempat geisha menghibur.

Protokol kesehatan yang ketat juga membuat orang-orang khawatir pergi ke tempat hiburan, terutama di tempat geisha menghibur.

Jumlah kunjungan anjlok hingga 95 persen.

Protokol kesehatan juga membuat aturan baru untuk tempat geisha menghibur yakni tidak menuangkan minuman, dilarang berjabat tangan, dan menjaga jarak sejauh 2 meter (m).

Para tamu dan geisha juga diwajibkan memakai masker.

Sebuah hal yang sulit bagi Geisha karena wig yang mereka pakai tidak memungkinkan untuk dipakaikan masker.

Ikuko adalah salah satu geisha di wilayah Akasaka, Tokyo, Jepang.

Sudah lebih dari 40 tahun dia menekuni profesi tersebut.

Selama masa pandemi Covid-19, dia tidak bekerja selama berbulan-bulan.

Dia beserta teman-teman geisha yang lain takut tertular virus Corona.

“Kini kami tidak memiliki penghasilan,” kata Ikuko.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved