179 Kasus DBD Selama Pandemi Covid-19 di Jembrana, Menyebar di Seluruh Kecamatan

179 Kasus DBD Selama Pandemi Covid-19 di Jembrana, Menyebar di Seluruh Kecamatan

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Aloisius H Manggol
Tribun Bali/dwi suputra
ilustrasi nyamuk 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA- Di tengah Pandemi covid 19, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi momok bagi keselamatan warga di Jembrana.

Hingga Juli akhir ini, ada sekitar 179 kasus DBD di Jembrana.

Data ini didapat dari Dinas Kesehatan Jembrana, Rabu (22/7) kemarin.

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit pada Dinas Kesehatan Jembrana dr I Gusti Agung Putu Arisantha mengatakan, bahwa 179 kasus itu dimulai dari awal Januari lalu ada sekitar 22 kasus, kemudian Februari ada 18 kasus, Maret ada 40 kasus, April ada 39 kasus, Mei 35 Kasus Juni 11 kasus dan Juli ada 14 kasus.

Kasus DBD cukup tinggi seiring dengan curah hujan atau musim hujan yang tiba. 179 kasus ini tersebar di lima kecamatan di Jembrana.

Pihaknya sudah berusaha maksimal melakukan penanganan berbagai penyakit lainnya di tengah merebaknya virus corona.

"Kasusnya menyebar di semua kecamatan dan tidak hanya wilayah pesisir saja. Terbanyak di Kecamatan Negara, disusul Pekutatan, Melaya, Mendoyo dan terakhir Jembrana," ucapnya.

Dikatakan di beberapa wilayah kota juga sempat ada kasus DBD. Untuk penanganan, setiap ada kasus, pihaknya melakukan fogging.

Di samping yang paling penting, pihaknya tetap memberikan edukasi kepada masyarakat untuk rutin melakukan 3 M plus sebagai langkah pencegahan utama.

"Kami berharap kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungannya dengan memperhatikan jentik nyamuk. Sehingga pemberantasan jentik nyamuk secara gotong royong bisa meminimalisir kasus DBD," jelasnya.

Sedangkan untuk kasus balita satu tahun yang meninggal, sambungnya, pihaknya sudah mengkonfirmasi spesialis anak. Dan bukan mengarah ke DBD.

Melainkan, suspect ensepalitis atau radang selaput otak dan suspect aspirasi, yang menyebabkan meninggal.

"Jadi dari konfirmasi memang bukan DBD. Sampai saat ini kematian untuk DBD hanya dua kasus selama 2020 ini," jelasnya.

Data meninggalnya dua bocah itu, sendiri terjadi pada Maret 2020 lalu, kasus gigitan nyamuk sampai membuat dua bocah meninggal saat dirujuk ke RSUP Sanglah.

Untuk di pertengahan Maret lalu, 22 Kasus itu tersebar di beberapa desa yang terpapar kasus gigitan nyamuk dan positif DBD (Demam Berdarah Dengue), ada di hampir 12 Desa/Kelurahan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved