Ini Perbedaan Antara Stres dan Depresi, Perhatikan Ciri-ciri Serta Penyebabnya
Namun, terlalu banyak stres bisa membuat seseorang susah konsentrasi, susah tidur, dan membuat putus asa.
TRIBUN-BALI.COM - Stres adalah cara alami tubuh untuk membuat seseorang tetap waspada, terjaga, dan siap menghadapi suatu ancaman atau bahaya.
Dalam dosis kecil, stres memang bisa bermanfaat.
Stres bisa membantu memotivasi dan mendorong seseorang mencapai tujuan.
Namun, terlalu banyak stres bisa membuat seseorang susah konsentrasi, susah tidur, dan membuat putus asa.
• Datangi Puskesmas, Bupati Banyuwangi Cek APD sampai Dorong Imunisasi Jemput Bola
• Petugas Keamanan AS Buka Paksa Konsulat China di Houston yang Sudah Ditutup, Ada Apa?
• Pelatih Bali United Doakan Pelatih Persib Bandung Cepat Pulih dan Segera Kembali ke Lapangan Hijau
Melansir Web MD, terlalu banyak paparan stres atau stres kronis bisa menyebabkan depresi bagi kelompok rentan.
Bagi beberapa orang stres yang berujung depresi bisa dipicu peristiwa seperti menikah atau memulai pekerjaan baru.
Kendati demikian, sekitar 10 persen penderita mengalami depresi tanpa dipicu kejadian pemicu stres.
Penyebab depresi yang tidak didasari stres tersebut bisa karena faktor genetika atau masalah kimia di otak.
Lantas, bagaimana mengetahui seseorang mengalami stres atau depresi?
Melansir Mental Health America, stres maupun depresi sama-sama dapat memengaruhi kesehatan fisik, mental, maupun emosional.
Namun terdapat perbedaan yang mendasar.
Gejala depresi biasanya lebih intens dan bertahan lebih dari dua minggu.
Depresi bisa menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem seperti sangat sedih, putus asa, lelah, dan tidak berdaya.
Berikut ciri-ciri stres secara umum:
• Harga Hewan Kurban Idul Adha 2020, Kambing Mulai Rp 1,5 Jutaan, Sapi Mulai Rp 11 Jutaan
• Setelah Covid-19 Sirna, Artis Film Dewasa Jepang Maria Ozawa Ingin Berlibur ke Bali, Begini Katanya
• Ramalan Zodiak Cinta 26 Juli 2020: Libra Berselisih, Aquarius Romantis, Pisces Tidak Realistis