Dharma Wacana
Magisnya Kajeng Keliwon Enyitan, Jangan Lupa Masegeh Panca Warna
Kajeng Keliwon Enyitan erat kaitannya dengan hal-hal penciptaan agar sebuah benda memiliki energi yang maksimal
Penulis: Ida Ayu Made Sadnyari | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kajeng Keliwon Enyitan jatuh pada Selasa (28/7/2020) mendatang.
Pada saat Kajeng Keliwon, umat Hindu mempersembahkan segehan.
Hari Kajeng Keliwon mempunyai nilai magi yang tinggi.
Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda dalam dharma wacananya mengatakan, Kajeng Keliwon merupakan pertemuan antara Tri Wara dan Panca Wara.
Ketika Kajeng Keliwon berada pada Penanggal, maka disebut Kajeng Keliwon Enyitan.
Sedangkan ketika Kajeng Keliwon ada pada Pangelong, itulah yang disebut Kajeng Keliwon Uwudan.
Kajeng Keliwon Enyitan dan Kajeng Keliwon Uwudan datangnya setiap sebulan sekali.
Kajeng keliwon yang datangnya hanya enam bulan sekali disebut dengan nama Kajeng Keliwon Pamelas Tali.
Di dalam tata pawarigan yang menjadi padewasan di Bali, Tri Wara terdiri dari Pasah, Beteng, dan Kajeng.
Pasah ke dewa, Beteng untuk manusia, sedangkan Kajeng untuk bhuta.
Maka, jika melakukan pecaruan pilihlah saat Kajeng.
Diyakini energi yang dihasilkan pada hari itu akan maksimal untuk melakukan Bhuta Yadnya.
Ketika melakukan Manusa Yadnya maka lakukan saat Beteng, maksimla untuk melakukan pemeliharaan kehidupan.
Sedangkan untuk ke dewa, saat Pasah.
Ketika pertemuan Kajeng dan Keliwon menjadi luar biasa menghasilkan energi kekuatan bawah.