Corona di Bali
Update Covid-19 di Bali: 77,33 Persen Pasien Telah Sembuh, Ramuan Arak Bali Mulai Diteliti
Persentase pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh di Bali mencapai 77,33 %. Ramuan berbahan dasar arak Bali mulai diteliti untuk penyembuhan.
Penulis: Widyartha Suryawan | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM - Persentase pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh di Bali mencapai 77,33 persen.
Hal itu setelah ada penambahan pasien sembuh sebanyak 86 orang pada Sabtu (25/7/2020).
Penambahan tersebut membuat jumlah kumulatif pasien sembuh Covid-19 di Bali menjadi 2.408 orang.
Meski angka sembuh terus bertumbuh, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali juga mencatat masih bertambahnya kasus terkonfirmasi positif baru.
Sabtu (25/7/2020), pasien positif Covid-19 di Bali bertambah sebanyak 56 orang yang terdiri dari 53 orang transmisi lokal dan 3 orang PPDN.
Jumalah kumulatif pasien Covid-19 di Bali sudah menyentuh angka 3.114 kasus.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.713 kasus atau 87,12 persen merupakan kasus yang penularannya melalui transmisi lokal.
Berikutnya jumlah pasien meninggal terkait Covid-19 di Bali masih berjumlah 48 orang atau 1,54 persen.
Hingga Sabtu (25/7/2020) kemarin, pasien positif dalam perawatan (kasus aktif) Covid-19 di Bali berjumlah 658 orang yang terdiri dari 654 WNI dan 4 WNA.
Mereka dirawat di 17 rumah sakit, dan dikarantina di Bapelkesmas, UPT Nyitdah, Wisma Bima, Hotel Ibis, Hotel Grand Mega dan BPK Pering.
Denpasar Zona Orange
Berdasarkan peta sebaran kasus, Kota Denpasar masih bertengger di posisi atas dengan jumlah kasus positif Covid-19 tertinggi di Bali, yaitu 1.212 kasus.
Disusul Kabupaten Badung (447 kasus), Bangli (341 kasus), Klungkung (277 kasus), Gianyar (269 kasus), Karangasem (181 kasus), Buleleng (165 kasus), Tabanan (113 kasus), dan Jembrana (55 kasus).
Meski menjadi wilayah dengan jumlah kasus positif Covid-19 tertinggi di Bali, Kota Denpasar yang sebelumnya berstatus zona merah kini sudah turun zona menjadi zona orange.
Perubahan warna zona ini seperti dirilis dari Peta Penanganan Covid 19 GTPP Pusat, sesuai dengan kreteria dari BNPB.
Juru Bicara GTPP Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai yang dikonfirmasi Sabtu (25/7/2020) mengatakan indeks penularan Covid-19 di Denpasar cenderung menurun.
Selain itu, kasus sembuh juga terus mengalami peningkatan.
"Meski sudah zona orange, masyarakat tidak boleh lengah tetapi justru harus tetap waspada. Sehingga kondisi saat ini bisa perlahan membaik, sehingga masyarakat dapat kembali produktif, walaupun dengan adaptasi kebiasaan baru," katanya.
• Kasus Covid-19 di Denpasar Tertinggi di Bali, Namun Kesembuhan Meningkat & Berubah Jadi Zona Oranye
Diberitakan sebelumnya, Sabtu (25/7/2020) Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Denpasar mencatat sebanyak 40 orang sembuh.
Dengan demikian, angka kesembuhan kumulatif di Kota Denpasar mencapai 73,82 persen atau sebanyak 894 orang.
Sedangkan kasus positif harian mengalami penambahan sebanyak 16 orang.
Penambahan kasus baru tersebar di 11 desa/kelurahan, jika dilihat dari data sebaran kasus Kelurahan Sumerta tertinggi mencatatkan 3 kasus baru, selanjutnya Desa Tegal Harum, Kelurahan Sesetan dan Kelurahan Padangsambian yang mencatatkan masing-masing 2 kasus, sedangkan sisanya hanya mencatatkan 1 kasus baru.
"Kasus sembuh melonjak hari ini, tercatat 40 orang sembuh, prosesntase kesembuhan pasien juga meningkat menjadi 73,82 persen, sedangkan kasus positif bertambah 16 orang. Penambahan kasus positif tersebar di 11 wilayah desa/kelurahan, sedangkan 32 desa/kelurahan tidak mencatatkan penambahan kasus baru," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai.
Ia mengatakan angka kesembuhan pasien dan penambahan kasus positif Covid-19 masih fluktuatif di Kota Denpasar.
Di mana, di tengah banyaknya pasien yang sembuh, juga masih ditemukan kasus positif Covid-19.
Karenanya diperlukan kewaspadaan dan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Kita bersama memiliki tanggung jawab untuk memutus penyebaran, dan saat ini GTPP tetap fokus melakukan 3 T yakni Tracing, Testing dan Treatmen. Untuk menemukan kasus, melalui tracing, tes, dan isolasi atau perawatan, dan masyarakat diharapkan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan," kata Dewa Rai.
Dewa Rai menjelaskan bahwa walaupun saat ini kita sudah memasuki adaptasi kebiasaan baru, namun kasus positif baru di internal keluarga dan pasien positif dengan riwayat perjalanan dalam daerah masih menunjukan peningkatan.
Kedua klaster baru inilah yang patut kita waspadai bersama, mengingat adanya mobilitas penduduk yang cukup tinggi di Kota Denpasar.
"Masyarakat diharapkan lebih waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, termasuk dalam lingkup rumah tangga dan lingkungan sekitar rumah, mengingat dua klaster yakni klaster keluarga dan perjalanan dalam daerah mulai mendominasi, hal ini mengingat arus mobilitas di Denpasar sangat tinggi," kata Dewa Rai.
Melihat perkembangan kasus ini Dewa Rai kembali mengingatkan agar semua pihak ikut berpartisipasi untuk mencegah penularan Covid-19 tidak semakin meluas.
Ramuan Arak Bali Mulai Diteliti
Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur Bali, I Wayan Koster mengklaim ramuan arak Bali ampuh mempercepat kesembuhan pasien Covid-19.
Arak Bali yang dicampur dengan daun jeruk purut, dan sedikit minyak kayu putih dianggap telah terbukti bisa mengobati pasien positif yang tidak memiliki gejala alias OTG (orang tanpa gejala).
Koster mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menerapkan usadha Bali kepada orang yang terjangkit Covid-19.
"Orang-orang yang positif di karantina ini kita lakukan treatment dengan usadha, bahannya dari arak Bali," kata Koster saat konferensi pers di rumah jabatannya, Rabu (22/7/2020).
Pemerintah Provinsi Bali tengah berupaya mengembangkan ramuan dengan bahan dasar arak yang dicampur dengan berbagai rempah untuk mengobati pasien positif Covid-19.
Bukan untuk dikonsumsi, arak Bali itu dicampur bersama ekstrak limau dan minyak kayu putih agar dapat dihirup.
Sebagai tahap pengembangan, ramuan Covid-19 berbahan dasar arak ini sudah mulai diteliti untuk memastikan keefektifannya dalam penyembuhan.
Ketua Peneliti Riset Ramuan Arak tersebut adalah Prof I Made Agus Gelgel Wirasuta yang juga seorang Ahli Toksikologi.
Ia mengatakan jika ramuan ini sudah mulai diuji coba pada tanggal 1 Juli 2020 lalu kepada pasien Covid-19, dan ia mengklaim kesembuhan pasien Covid-19 semakin cepat.
"Sesuai yang kita amati pasien itu mulanya sembuh dengan waktu yang bervariasi, rata-rata jumlah kesembuhan mereka 10 hari. namun dengan ramuan ini bisa 3 hari saja," katanya dihubungi Tribun Bali, Sabtu (25/7/2020) malam.
Dengan begitu ia menyimpulkan jika ramuan ini bekerja 70 persen untuk kesembuhan sang pasien.
Meski terbuat dari bahan tradisional dan tidak memiliki efek samping, kata dia tidak semua pasien Covid-19 bisa diberi ramuan ini.
"Kami berikan ini khusus pasien Covid tanpa gejala atau selama ini dikenal dengan OTG," ucapnya.
Ia mengaku pengobatan tradisional ini telah mendapat restu dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali karena sudah sesuai dengan aturan Gubernur Bali Nomor 55 Tahun 2019 Tentang Layanan Kesehatan Tradisional.
Ia juga menjelaskan metode pengobatan cukup dengan melakukan terapi dengan cara menghirup uap rempah, dan dilakukan rutin mulai dari pagi, siang, dan malam.
"Pasien menghirup uap rempah berbahan dasar arak itu melalui nebulizer, mirip seperti tekhnik pernapasan pada yoga dan sudah didampingi oleh perawat," ucap dia.
Gelgel menduga jika uap yang dihasilkan melalui rempah itu konon bisa membersihkan paru-paru, dan seperti yang kita tahu, Covid-19 ini memang menyerang paru-paru ketika berhasil masuk dalam tubuh.
Namun karena belum mendapat hak paten, Gelgel belum mau menyebutkan apa saja rempah campuran berbahan dasar arak itu.
"Kalau sudah dapat hak paten baru kita sebarkan dan produksi secara massal," jelasnya.
Ia berharap obat tradisional ini bisa membantu dalam skala nasional ataupun internasional dan bisa segera mendapat hak paten. (*)