Corona di Indonesia
Cara Bertahan Saat Terjadinya Resesi Ekonomi, Simpan Dana Cadangan Hingga Jangan Kredit
Apabila benar pertumbuhan ekonomi masih minus pada kuartal III 2020, ini adalah resesi pertama yang dialami Indonesia sejak 1998.
TRIBUN-BALI.COM - Pandemi virus Corona atau Covid-19 menyebabkan banyak negara terperosok ke jurang resesi.
Indonesia pun tak bisa lari dari ancaman minusnya pertumbuhan ekonomi akibat hantaman pandemi ini.
Resesi ekonomi adalah suatu keadaan ketika pertumbahan ekonomi mengalami kontraksi atau minus selama dua kuartal beruturut-turut.
Secara tersirat, pemerintah mengindikasikan Indonesia bisa masuk ke jurang resesi pada kuartal III 2020.
Hal ini mengikuti pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi atau minus sejak kuartal II 2020.
• Periode Terburuk Perekonomian Dunia, 6 Negara Maju Ini Masuk ke Jurang Resesi, Bagaimana Indonesia?
• Pertumbuhan Ekonomi RI Minus 5,32 Persen, Sektor Hotel & Restoran Terkontraksi Paling Dalam
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,8 persen pada kuartal II 2020.
Adapun pada kuartal III 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa minus 1 persen atau tumbuh 1,2 Itu pun, angka proyeksi kuartal II 2020 adalah versi sebelum Sri Mulyani di DPR mengoreksi sendiri perkiraannya.
• Ancaman Resesi Ekonomi di Indonesia, Pengertian Dan Dampaknya
Di depan DPR, Rabu (15/7/2020), dia menyebut realisasi kinerja ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 diperkirakan minus 3,5 persen sampai minus 5,1 persen, dengan nilai tengah minus 4,3 persen.
Apabila benar pertumbuhan ekonomi masih minus pada kuartal III 2020, ini adalah resesi pertama yang dialami Indonesia sejak 1998.
Jika benar resesi terjadi, dampak seperti apa yang akan ditimbulkan, terutama bagi masyarakat kelas bawah?
Naiknya angka kemiskinan Pakar Finansial Ahmad Gozali mengatakan dampak resesi ekonomi, terutama pada masyarakat kelas bawah adalah tingkat pengangguran yang bertambah.
"Produksi dalam negeri berkurang otomatis lapangan kerja juga berkurang. Hal ini menyebabkan naiknya angka kemiskinan," kata Gozali saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/8/2020).
Selain itu, resesi juga bisa menyebabkan deflasi atau penurunan harga, tapi resesi yang berkelanjutan justru menyebabkan hyper inflasi (kenaikan harga sangat tinggi).
Gozali mengatakan, hal ini juga akan berdampak sangat berat bagi masyarakah menengah ke bawah.
"Pekerjaan makin sulit, dan harga-harga yang melambung naik," kata Gozali.