Meski Ompong Buaya Monster Seberat Setengah Ton Ini Banyak Mangsa Korban, Begini Ungkap Mang Demang

Seekor buaya monster seberat setengah ton atau 500 kilogram berhasil ditangkap warga di Sungai Kayubesi Kecamatan Puding Besar, Bangka.

Editor: Ady Sucipto
Feri Laskari/Bangka Pos
Tampak Pawang Buaya, Mang Ademi (60) duduk di punggung buaya untuk mengikat tali agar buaya tidak mengamuk saat ditonton warga, Selasa (4/8/2020). 

TRIBUN-BALI.COM, BANGKA -- Seekor buaya monster seberat setengah ton atau 500 kilogram  berhasil ditangkap warga di Sungai Kayubesi Kecamatan Puding Besar, Bangka. 

Proses penangkapan buaya monster tersebut dipimpin oleh seorang pawang buaya bernama Mang Ademi (62). 

Uniknya, buaya monster seberat setengah ton tersebut ternyata tidak bergigi alias ompong.

Namun jangan salah, kendati buaya ompong dilaporkan sudah banyak korban yang tewas dimangsanya. 

Banyak larangan yang harus diindahkan saat berada di aliran sungai ini.

Jika melanggar, maka buaya sungai itu akan mengamuk, memangsa siapa saja yang ditemuinya.

Demikian disampaikan Mang Ademi (62), pawang buaya Desa Kayubesi ketika ditemui Bangka Pos, Selasa (4/8/2020) di desa setempat pasca penangkapan buaya ompong nan ganas seberat setengah ton berusia 112 tahun, pemangsa manusia.

"Pantangannya kalau mandi di sungai dak boleh mandi (hanya) pakai sempak (celana dalam), tapi harus pakai celana (celana pendek)," kata Mang Ademi menyebut pantangan pertama agar terhindar pada terkaman buaya.

Buaya Seret Remaja yang Sedang Cari Siput di Sungai

Dramatis Evakuasi Nelayan Tewas Dimangsa Buaya, Polisi Tembak Buaya Agar Lepas Jasad Joni

Arti Mimpi Tentang Buaya, Anda Perlu Memperluas Minat Dalam Hal Baru hingga Keberuntungan

Pantangan kedua, siapa saja yang berada di aliran Sungai Kayubesi, tidak boleh sesumbar atau sombong seolah paling hebat.

Sebab kesombongan akan membuat penghuni sungai marah.

"Dak boleh berlagak jadi dukun, tidak boleh sombong takabur (di sungai), itu pantangan," katanya.

Pantangan ketiga, siapapun tidak boleh menebar pancing (rawai atau tajur) yang dibiarkan berlama-lama di tepi sungai.

Sebab mata pancing yang tajam menjadi ancaman bagi buaya.

"Rawai atau pancing tidak boleh ditinggal di pinggir sungai. Boleh mancing tapi jangan pasang pancing (tajur) dibiarkan di pinggir sungai.

Masalahnya jorang (buaya) takut matanya kena mata pancing. Sehingga buaya mengganggu, itu menurut kepercayaan," imbaunya.

Pantang keempat, para pemancing ikan atau udang, sebaiknya tidak menggunakan umpan yang aneh-aneh.

Sebab keberadaan umpan pancing yang tidak lazim, membuat buaya mengeluarkan energi negatif.

"Tidak boleh mancing pakai umpan ikan air laut," katanya.

Seusai Cuci Pakaian & Kemudian Berenang, Gadis Menawan Berusia 17 Tahun Ini Tewas Dimangsa Buaya

Buaya Berkaki Lima Ditemukan di Polewali Mandar, Diberi Nama Ainun dan Dipercaya Kembaran Anaknya

Buaya Berkalung Ban Berkeliaran, Upaya Panji Petualang Gagal

Pantangan yang kelima, jangan pernah mempermainkan buaya agar predator buas ini tak menyimpan rasa dendam.

"Karena tempohari ada oknum aparat saya lihat mancing (buaya) main-main pakai umpan bebek. Begitu saya datangi dia (oknum) lari, itu tidak boleh karena bikin buaya kesal," kata Ademi seraya menyebut pantangan ke enam agar masyarakat tidak membuang bangkai ayam atau usus ke aliran sungai agar tak memancing kemunculan buaya.

Sementara itu saat ditanya apakah ada gangguan gaib ketika Mang Ademi akan turun memancing buaya pemangsa manusia di sungai ini?

Ayah delapan anak, empat cucu yang "ditokohkan" warga itu mengakuinya.

Dalam dunia kasat mata di luar akal sehat, Mang Ademi mengaku sempat mendapat semacam serangan atau gangguan gaib, serta petunjuk.

Maklum buaya ompong berusia 112 tahun yang bakal ia taklukkan menurut kaca mata batinnya, merupakan sosok "buaya peliharaan" seorang dukun di daerah lain.

Namun apapun yang terjadi, Mang Ademi tak berubah pikiran, tetap melanjutkan perburuan buaya karena telah mengganggu penduduk setempat.

"Ya...ada gangguan, ada petunjuk dalam mimpi," katanya tanpa memperjelas bentuk gangguan dalam mimpi yang ia maksud.

Buaya Ompong Pernah Sambar Kaki Dullah

Nasib Abdullah alias Dullah (30), warga Desa Kayubesi Kecamatan Puding Besar, Kabupaten Bangka masih beruntung.

Ia selamat walau buaya ganas seberat setengah ton menerkam kaki dan bagian pahanya saat berada di sungai desa setempat.

Diduga Dullah masih terselamatkan tanpa luka diduga karena buaya pemangsa ini tak lagi memiliki gigi alias ompong.

"Korban bernama Abdullah alias Dullah (30) disambar buaya beberapa waktu lalu di dekat kebun sawit Pak Yusroni tepi Sungai Kayubesi.

Korban selamat dan tak mengalami luka, mungkin karena buaya yang menerkam kakinya itu adalah buaya ompong seberat setengah ton yang baru ditangkap kemarin," kata Kepala Desa (Kades) Kayubesi Rasyidi alias Rosidi (50) ditemui Bangka Pos di desanya, Selasa (4/8/2020).

Diakui Kades, selama dalam kurun waktu 14 tahun terakhir, buaya di sungai ini sempat beberapa kali menyerang manusia.

"Padahal sebelumnya buaya di sini tidak pernah mengganggu manusia. Mulai Tahun 2006 buaya di sungai ini mulai menyerang manusia. Waktu itu sempat mengganggu Pak Haji," kata Kades menyebut beberapa rangkaian kejadian menimpa para korban serangan buaya di sungai desa ini. (bangkapos.com / Fery Laskari)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Buaya Monster Tapi Ompong Ditangkap Warga di Bangka, Berikut Mitos Warga Sebelum Penangkapan, 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved