Penjualan Bendera Merah Putih Turun 50 Persen Lebih, Kadek Sudira: Jalani Saja

Hal ini diakui oleh salah satu pedagang bendera merah putih, Kadek Sudira yang berjualan di kawasan Jalan Cok Agung Tresna Denpasar

Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Putu Supartika
Kadek Sudira merapikan bendera yang dijualnya di kawasan Jalan Cok Agung Tresna 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Awal Agustus, selalu identik dengan merah putih.

Dan selalu identik pula dengan penjual bendera merah putih.

Akan tetapi, tak seperti tahun-tahun sebelumnya, dikarenakan pandemi Covid-19, penjualan bendera merah putih mengalami penurunan drastis.

Hal ini diakui oleh salah satu pedagang bendera merah putih, Kadek Sudira yang berjualan di kawasan Jalan Cok Agung Tresna Denpasar.

Pemerintah Berencana Beri Santunan untuk Pekerja, Bagaimana dengan Pekerja yang Kena PHK?

Tampil Kenakan Rok Mini, Potret Nia Ramadhani Saat Bertemu Sandiaga Uno Tuai Pro Kontra

Jokowi Terbitkan Inpres 6/2020, Polri dan TNI Diperintahkan Tegakkan Penerapan Protokol Kesehatan

Sejak tanggal 1 Agustus berjualan bendera beseta pernak-pernik 17 Agustusan lainnya, dirinya mengaku penjualannya turun hingga 50 persen lebih dibandingkan dengan tahun lalu.

"Sangat sepi. Ini sudah tanggal 6, harusnya sudah ramai. Tahun lalu sudah ramai yang mencari bendera," katanya saat ditemui Kamis (6/8/2020) siang.

Tahun lalu hotel-hotel maupun restoran juga banyak mencari lis merah putih, akan tetapi sekarang sangat jarang.

Bahkan menurutnya, penurunan penjualan tahun ini mencapai 50 persen lebih.

Ia yang setiap tahun selalu berjualan bendera di lokasi ini mengaku, saat kegiatan belajar mengajar berjalan seperti biasa, siswa SD, TK banyak juga yang mencari bendera plastik.

"Bendera plastik itu banyak yang laku sebelum-sebelumnya. Biasanya orang tua atau gurunya yang banyak mencari. Tahun ini saya tidak menjual itu karena tak ada yang beli," tutur lelaki asal Ababi Karangasem ini.

Tahun sebelumnya, hampir setiap hari ada saja yang membeli bendera ataupun pernak-pernik merah putih.

Akan tetapi sekarang kadang dalam sehari dirinya tak dapat berjualan.

"Ya tapi jalani saja, rejeki sudah ada yang ngatur. Kalau ada pembeli syukur, yang penting ada buat makan, kalau tidak ya semua sudah ada yang mengatur yang penting sudah berusaha," katanya.

Sepinya pembeli ini dikarenakan adanya pandemi Covid-19 yang memaksa sekolah, dan beberapa tempat lainnya tutup.

Update Covid-19 di Bali 5 Agustus: Tingkat Kesembuhan 86,54 Persen, 439 Pasien Dalam Perawatan

Menparekraf Harapkan Sektor Pariwisata Mampu Dorong Geliat Ekonomi Nasional

BREAKING NEWS Jerink SID Datang Penuhi Panggilan Polda Bali

Dirinya buka dari pukul 08.00 hingga pukul 18.00 Wita.

"Kalau dari pagi sepi, kadang saya tutup lebih awal," katanya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved