Populer di Tribun Bali
POPULER: Ngerinya Ledakan Dahsyat di Beirut, Jerinx SID Penuhi Panggilan Polda Bali
Berita populer Tribun Bali hari ini, Kamis (6/8/2020). Berikut berita populer di Tribun Bali yang mungkin kamu lewatkan. 1. Ngerinya Ledakan
TRIBUN-BALI.COM - Berita populer Tribun Bali hari ini, Kamis (6/8/2020).
Berikut berita populer di Tribun Bali yang mungkin kamu lewatkan.
1. WNI Ceritakan Ngerinya Ledakan Dahsyat di Beirut
Tragedi ganasnya ledakan di Beirut Lebanon pada Selasa (4/8/2020) sore waktu setempat juga turut dirasakan oleh para Warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di sana.
Ledakan juga dirasakan oleh para mahasiswa Indonesia di Beirut Lebanon yang saat itu tengah berkumpul di sekretariat Perhimpunan Pelajar Indonesia, sekitar 5 kilometer dari lokasi ledakan .
• UPDATE Ledakan di Beirut Lebanon : Korban Tewas Meningkat Jadi 135 dan 5.000 Orang Terluka
Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia di Lebanon, Hamzah Assyuudy Lubis menceritakan, saat ledakan terjadi ia bersama para pelajar lainnya saat itu sedang berkumpul di kantor sekretariat.
"Ketika saat peristiwa terjadi, saya sedang berada di Kota Beirut, bersama teman-teman tepat di sekretariat PPI Lebanon, berjarak kurang lebih 4-5 kilometer dari lokasi ledakan," kata Hamzah saat berbicara di Kompas TV, Rabu (5/8/2020) malam.
Saat itu, ia berada di dalam apartemen bersama yang lainnya dan merasakan guncangan dari ledakan tersebut.
Semula ia mengira bahwa itu adalah gempa, ia mencoba turun untuk keluar dari apartemen.
Betapa kagetnya dia mendapati bahwa kaca-kaca gedung telah pecah dan banyak warga lokal yang sudah panik untuk keluar dari apartemen.
"Kita merasakan awalnya itu seperti gempa sampai kurang lebih 10 detik, kemudian kita turun dari apartemen, nah ketika turun itu kita melihat kaca sudah pecah, kemudian orang lokal juga sudah panik, sudah bawa barang untuk pergi ke apartemen," ungkapnya.
Ketika mau beranjak keluar, ia mendapat peringatan dari warga lokal bahwa yang terjadi bukanlah gempa.
"Kemudian ketika kita sudah mau keluar ada orang lokal yang mengingatkan kita, jangan keluar dulu, nanti kalau kamu keluar kamu akan terkena ledakan, ini bukan gempa," tuturnya mengingatkan kejadian.
Mendengar peringatan tersebut, ia dan pelajar lainnya memutuskan kembali untuk naik ke apartemen dan menunggu kabar terbaru terkait kejadian tersebut.
Menurutnya, peristiwa ledakan tersebut sangatlah besar.
Lontaran angin dari ledakan tersebut bahkan sampai memecahkan kaca serta meretakkan beberapa dinding kecil.
Padahal jaraknya dari lokasi ledakan cukup jauh.
"Debu tidak terlalu banyak, namun angin sangat kencang bahkan sampai memecahkan kaca, dan bahkan juga sampai meretakkan dinding," kata dia.
Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia di Lebanono, Hamzah Assyuudy Lubis menceritakan, saat ledakan terjadi ia bersama para pelajar saat itu sedang berkumpul di kantor sekretariat.
Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Lebanon Hajriyanto Y. Thohari mengatakan sampai saat ini para WNI yang berada di sana dalam keadaan aman.
Kedutaan Besar RI mencatat ada total 1.447 WNI berada di Lebanon yang didominasi TNI atau pasukan kontingen Garuda yang berjumlah 1.234 orang.
Sementara lainnya merupakan sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa sebanyak 213 orang.
"KBRI telah menyampaikan imbauan melalui WAG dan melalui simpul-simpul WNI. Sejauh ini WNI terpantau aman. KBRI telah mengimbau untuk segera melapor apabila berada dalam situasi tidak aman," ujar Duta Besar RI di Lebanon Hajriyanto Y. Thohari melalui keterangannya, Rabu (4/8/2020).
Berdasarkan penelusuran pihaknya semua WNI selamat.
Termasuk 1 (seorang) WNI yang sedang dikarantina di RS Rafiq Hariri, Beirut, yang tidak jauh dari lokasi ledakan, juga sudah terkonfirmasi aman.
"Berdasarkan pengecekan terakhir seluruh WNI dalam keadaan aman dan selamat," kata dia.
Hajriyanto menuturkan, KBRI telah melakukan komunikasi dengan pihak Kepolisian dan meminta laporan segera apabila ada update mengenai WNI dan akan segera menyampaikan informasi kepada KBRI.
KBRI Beirut juga menyediakan hotline yang dapat dihubungi untuk memberikan informasi.
WNI bisa menghubungi KBRI Beirut di (+961 70 817 310), hotline pelindungan WNI Kemlu RI (+62 812-9007-0027).
Baca berita selengkpanya di sini.
2. Jerinx SID Datang Penuhi Panggilan Polda Bali
Drummer band Superman Is Dead (SID), I Gede Ari Astina alias Jerinx menepati janjinya untuk datang memenuhi panggilan Polda Bali, Kamis (6/8/2020).
Mengendarai kendaraan Nissan March, Jerinx datang ke Polda Bali ditemani pengacaranya, I Wayan Gendo Suardana dan dua pengacara lainnya.
Tiba di Ditreskrimsus Polda Bali, Jerinx langsung masuk ke ruang pemeriksaan yang terletak di lantai tiga.
Seperti diketahui Polda Bali sebelumnya sudah sempat memanggil Jerinx namun pada pemanggilan pertama yang bersangkutan tidak hadir.
Polisi akan meminta keterangan Jerinx terkait laporan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bali.
IDI Bali melaporkan Jerinx ke Polda Bali menyusul postingan di akun instagramnya @jrxsid yang dianggap mencemarkan nama baik IDI.
“Itu terkait ujaran kebencian dan pencemaran nama baik di media sosial dia,” kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Syamsi, saat dikonfirmasi, Selasa (4/8/2020).
• Bentuk Empati terhadap Tenaga Medis, Jerinx Akhirnya Minta Maaf ke IDI
Syamsi menjelaskan, postingan media sosial Jerinx yang dipermasalahkan oleh IDI, yakni tentang tuduhan bahwa IDI dan rumah sakit sebagai “kacung” World Health Organization (WHO) dan menuliskan kepanjangan IDI menjadi Ikatan Drakor Indonesia.
Laporan ini sebetulnya sudah dilakukan sejak 16 Juni 2020. Selama ini, Polda Bali sudah memeriksa saksi-saksi, termasuk Ketua IDI Bali serta sejumlah ahli.
Terkait laporan ini, Jerinx diduga melanggar pasal 28 Ayat (2) Jo Pasal 45 Ayat (2) dan/atau Pasal 27 Ayat (3) Jo Pasal 45 Ayat (3) UU Republik Indonesia No 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Baca berita selengkapnya di sini.
3. Kisah Made Sukartayasa, Duda Asal Buleleng yang Nikahi 2 Wanita dalam Kurun 6 Hari
Seorang pria bernama I Made Sukartayasa (39), pria asal Desa Bontihing, Kubutambahan, Buleleng, Bali, nikahi dua wanita sekaligus.
Foto acara pernikahannya ini pun viral di media sosial dan menjadi sorotan.
Ternyata I Made Sukartayasa mempunyai cerita unik sebelum menikahi dua wanita sekaligus.
Kedua wanita tersebut adalah Luh Kariati dan Komang Tri Parwati yang sempat dipacari diam-diam secara bersamaan.
Bukannya berujung pertengkaran, mereka menikah bersama dan hidup bersama secara harmonis.
• Kisah Made Sukartayasa, Duda Asal Buleleng yang Nikahi 2 Wanita dalam Kurun 6 Hari
Seorang Duda
Sukartayasa menyandang status duda setelah istrinya meninggal dunia pada 2007 silam.
Hidup sendiri beberapa waktu, akhirnya Sukartayasa menjalin asmara jarak jauh dengan Luh Kariati yang kini berusia 29 tahun.
Dalam waktu bersamaan, dia juga menjalin hubungan dengan Komang Tri Parwati yang kini berusia 25 tahun secara sembunyi-sembunyi.
"Awalnya pacaran, tapi sembunyi-sembunyi pacarannya. Keduanya dipacarin sekaligus selama dua tahun," kata Sukartayasa, saat dihubungi, Rabu (5/8/2020).
Kedua wanita bertemu sebelum menikah
Setelah dua tahun, Sukartayasa akhirnya ingin serius melanjutkan hubungan tersebut ke jenjang pernikahan.
Sempat bingung mengutarakan keinginan menikahi keduanya, akhirnya kedua wanita itu dipertemukan.
Mereka berkomunikasi dan sepakat menikah secara bersamaan.
"Itu sudah kesepakatan mereka berdua itu. Iya, saya pertemukan. Saya juga enggak ngerti, mungkin keduanya sudah merasa nyaman, mungkin," ungkap dia.
Proses Pernikahan Terpaut 6 Hari
Pada 2017, Sukartayasa pertama menikahi Kariati dan berlanjut menikahi Tri Parwati enam hari kemudian.
Mereka kembali menikah secara adat dan keagamaan pada 30 Juni 2020.
"Nikahnya beda 6 hari, karena orangtuanya enggak ngasih mengambil sekalian dalam satu hari.
Cuma upacaranya saja barengan," kata dia.
Hingga kini ketiganya masih hidup bersama secara harmonis.
Masing-masing istrinya telah melahirkan dua orang anak.
Kariati melahirkan dua anak, namun salah satunya meninggal.
Sedangkan Tri Parwati, melahirkan anak perempuan dan laki-laki.
Baca berita selengkapnya di sini. (*)