Kisah Pemilik Warung yang Berdekatan dengan Gunung Sinabung, Anto Belajar Mengenali Tanda Alam Ini

Di balik aktivitas Gunung Sinabung yang terus menunjukkan peningkatannya, ada kisah menarik dari warga sekitar bernama Anto (48).

Editor: Ady Sucipto
TRIBUN MEDAN /HO
ANTO (Kanan) saat mengabadikan momen erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2014. Gunung Sinabung meletus 

TRIBUN-BALI.COM, MEDAN - Gunung Sinabung pada Sabtu (8/7/2020) dilaporkan kembali meletus. 

Di balik aktivitas Gunung Sinabung yang terus menunjukkan peningkatannya, ada kisah menarik dari warga sekitar bernama Anto (48). 

Anto (48) membuka warung yang langsung berhadapan dengan Gunung Sinabung Tiga Pancur, Kecamatan Simpang Empat. 

Ia mengisahkan pengalamannya ketika pertama kali berhadapan dengan erupsi Gunung Sinabung

Tiga bulan setelah Anto menetap di desa tersebut, erupsi pertama terjadi pada tahun 2010.

Warung sekaligus rumahnya yang berhadapan langsung dengan Gunung Sinabung membuatnya menjadi sumber informasi pertama terkait erupsi Gunung Sinabung.

Bukan hanya sebagai informan utama bagi BMKG dan masyarakat sekitar, dia juga kerap membuat edukasi bagi masyarakat sekitar terkait terjadinya erupsi.

Ayah  dua anak ini juga ikut serta mengabadikan momen bersejarah bagi masyarakat Kabupaten Karo pada 2013 dan 2014 yang membuat sebagian masyarakat harus pindah ke tempat yang telah disediakan pemerintah.

Salah satu desa yang menjadi relokasi korban Gunung Sinabung adalah Desa Siosar.

Erupsi besar Gunung Sinabung yang terjadi Sabtu (8/8/2020) sekitar pukul 18.00 WIB.
Erupsi besar Gunung Sinabung yang terjadi Sabtu (8/8/2020) sekitar pukul 18.00 WIB. (Maurits Pardosi/Tribun Medan)

Kembali pada pengalaman pertamanya mengalami erupsi Gunung Sinabung, dia bersama keluarga sudah waspada dan siap untuk mengungsi.

Bersama dengan wartawan foto yang mendatangi daerah tersebut saat erupsi Gunung Sinabung menjadi momen yang tidak terlupakan baginya.

Dia banyak berkisah bagaimana keikutsertaannya dalam mencari para korban erupsi Gunung Sinabung.

Pencarian demi pencarian membuatnya trauma saat melihat potongan-potongan badan manusia akibat paparan erupsi Gunung Sinabung.

Di sisi lain, saat itu, dia bersama para wartawan berupaya menggambarkan situasi agar masyarakat di luar Kabupaten Karo tahu bagaimana peristiwa yang sebenarnya.

Dengan segala upayanya, dia juga mempelajari bagaimana erupsi Gunung Sinabung yang menjadi pengetahuan barunya.

Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik saat erupsi, di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Sabtu (8/8/2020). Gunung Sinabung berstatus Siaga (Level III) kembali mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu mencapai 1.000 meter.
Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik saat erupsi, di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Sabtu (8/8/2020). Gunung Sinabung berstatus Siaga (Level III) kembali mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu mencapai 1.000 meter. (Tribun Medan/Riski Cahyadi)

Misalnya, dia semakin mengerti bagaimana arah mata angin yang menghembuskan debu vulkanik dan tanda-tanda alam yang terjadi sebelum erupsi Gunung Sinabung terjadi.

Dari penuturannya, beberapa tanda-tanda alam yang terjadi sebelum erupsi terjadi; anjing melolong atau suara lembut yang agak lebih panjang dari biasanya.

Tanda-tanda alam inilah yang memberikan sinyal baginya bahwa erupsi bakal terjadi.

Pengalaman dan kedekatannya dengan alam membuatnya tidak terlalu gusar kalau erupsi Gunung Sinabung terjadi saat ini.

Intuisi yang berasal dari kedekatannya dengan alam justru menyelamatkannya dari kepanikan saat berhadapan dengan erupsi Gunung Sinabung.(cr3/tri bun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Kisah Pemilik Warung dan Pusat Informasi Sinabung: Sejak Erupsi Pertama, Saya Menyatu dengan Alam,

(Maurits Pardosi)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved