Breaking News

Pilkada Serentak 2020

Jelang DPP PDIP Umumkan Rekomendasi untuk Bali, Adi Wiryatama Dikabarkan Lobi Megawati ke Jakarta

Sehari jelang pengumuman rekomendasi Pilkada Serentak 2020, tensi politik di internal PDIP Tabanan semakin menghangat.

Penulis: Ragil Armando | Editor: Ady Sucipto
Dokumen PDI Perjuangan
(Ilustrasi) Pengumuman Paslon Pilkada 2020 Tahap II dari kantor DPP PDI-P, Jakarta, Jumat (17/7/2020). 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sehari jelang pengumuman rekomendasi Pilkada Serentak 2020, tensi politik di internal PDIP Tabanan semakin menghangat.

Dikabarkan Ketua DPRD Bali yang juga mantan Bupati Tabanan 2000-2010, Nyoman Adi Wiryatama, berangkat ke Jakarta, Senin (10/8/2020) siang.

Politikus yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Daerah (Deperda) DPD PDIP Bali ini berangkat ke Jakarta usai memimpin sidang paripurna DPRD Bali pada pagi hari.

Keberangkatan Adi Wiryatama ke Jakarta disebut-sebut untuk menemui Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, sebagai bagian dari lobi politik guna memuluskan anaknya yakni Made Gede Dedy Pratama di Pilkada Tabanan.

Seperti diketahui, selain merupakan anak dedengkot PDIP Bali, Dedy adalah kader PDIP asal Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Tabanan, yang notabene adik kandung Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti.

Ia juga kini menjabat Sekretaris Banteng Muda Indonesia (BMI) Tabanan yang merupakan sayap PDIP.

Saat Tribun Bali mencoba mengkonfirmasi kebenaran kabar tersebut, Adi Wiryatama tidak memberikan jawaban yang cukup jelas.

Ia hanya mengaku sedang berada di dalam pesawat. Tetapi, ia menolak menjelaskan terkait tujuan kepergiannya.

"Aku lagi ada di pesawat ini, nanti aku telepon lagi ya," katanya seraya mematikan ponselnya, Senin siang.

Sebelumnya, Adi Wiryatama kepada Tribun Bali membantah terkait isu dirinya ikut “turut campur” dalam penentuan rekomendasi Pilkada Tabanan.

Ia mengaku siap mendukung dan memenangkan siapa pun yang direkomendasikan pusat.

"Saya sudah berhasil mencetak kader-kader yang sudah mumpuni lah di Tabanan. Jadi kader kita banyak di sana, siapapun yang diambil di Tabanan saya yakin bisa dimenangkan," paparnya.

Sebelumnya, ada 11 nama yang ikut dalam penjaringan yang dilaksanakan oleh DPC PDIP Tabanan.

Ke-11 nama tersebut yakni, Komang Gede Sanjaya, Ketut Boping Suryadi, Wayan Widnyana, di posisi balon bupati.

Sedangkan AA Nyoman Dharmaputra, Made Edi Wirawan, Gede Made Dedy Pratama, Putu Eka Putra Nurcahyadi, Nyoman 'Komet' Arnawa, Nyoman Mulyadi, Made Arimbawa di posisi balon wakil bupati.

Di sisi lain, Gede Suamba sendiri mendaftar di dua posisi yakni di posisi balon bupati dan wakil bupati.

Hanya saja, posisi Sanjaya sebelumnya sempat dikabarkan kritis, karena dipepet oleh Wakil Ketua Bidang Kehormatan Partai DPD PDIP Bali, I Ketut Boping Suryadi.

Namun, kini posisinya cukup aman sebagai Cabup Tabanan.

Namun, siapa tandemnya di posisi Cawabup Tabanan masih sulit diraba.

Informasi yang beredar, ada dua versi terkait paket calon di Pilkada Tabanan 2020. Pertama, paket IKG Sanjaya-I Made Gede Dedy Pratama.

Kedua, paket IKG Sanjaya-I Made Edi Wirawan.

Made Edi Wirawan sendiri adalah kader Banteng Moncong Putih yang kini duduk di Fraksi PDIP DPRD Tabanan.

Komang Sanjaya saat dikonfirmasi soal rekomendasi ini, memilih tidak mau berkomentar banyak.

Politikus yang juga Ketua DPC PDIP Tabanan ini juga memilih no comment terkait kabar manuver Adi Wiryatama untuk meloloskan sang anak.

"Ampura, tiang no comment," katanya saat dikonfirmasi, Senin (10/8/2020).

Terkait kabar dua versi paket yang beredar di Tabanan. Sanjaya juga memilih menyerahkan kepada Megawati.

"Saya tidak pada posisi memilih apapun. Semua keputusan ada di pusat," tegasnya.

Sementara Ketut 'Boping' Suryadi menegaskan siap mendukung siapapun yang mendapatkan rekomendasi dari partainya.

"Silakan siapa saja dikeluarkan DPP, tugas saya selaku kader di bawah ya menjalankan garis perintah saja," katanya kepada Tribun Bali, Senin (10/8).

Ia mengaku siap apabila tidak mendapatkan rekomendasi dari DPP PDIP.

Anggota DPRD Bali Komisi IV itu mengaku menyerahkan kepada induk partai.

"Oh itu saya serahkan sepenuhnya pada keputusan DPP," ungkapnya.

Hingga kemarin, Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPD PDIP Bali ini mengaku tidak ada dipanggil ke Jakarta terkait rekomendasi.

"Saya nggak ada, setahu saya nggak ada yang ke Jakarta. Saya ini di Bali," tegasnya.

Saat disinggung mengenai peluang rekomendasi berubah seperti pada Pilkada 2010 lalu, ia mengaku peluang tersebut sangatlah kecil.

Saat itu, untuk pertama kalinya dalam sejarah PDIP di Bali, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri merevisi calon kepala daerahnya yang akan bertarung di Pilkada Tabanan.

Sebelumnya calon yang ditetapkan yaitu Wayan Sukaja-Eka Wiryastuti yang tertuang dalam SK DPP PDIP Nomor 3075/IN/DPP/XII/2009.

Namun dalam perkembangannya surat rekomendasi DPP PDIP Nomor 317/IN/DPP/2010 yang menetapkan paket Eka Wiryastuti-Komang Gede Sanjaya sebagai calon bupati dan wakil bupati Tabanan. (gil)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved