Corona di Bali
Pariwisata Mancanegara Ditunda, Desa Wisata Bakas Klungkung Maksimalkan Potensi Wisatawan Lokal
Desa Bakas Klungkung saat ini tengah berbenah pasca dibuka kembali untuk wisatawan lokal sejak Kamis (9/7/2020) lalu.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA- Pemerintah pusat kembali mewacanakan akan menunda dibukanya pariwisata untuk mencanegara.
Melihat kondisi ini, pengelola Desa Wisata Bakas memaksimalkan potensi kunjungan wisatawan domestik untuk membangkitkan kembali denyut pariwisata.
Seksi Daya Tarik Desa Wisata Bakas, I Wayan Malendra menjelaskan, Desa Bakas saat ini tengah berbenah pasca dibuka kembali untuk wisatawan lokal sejak Kamis (9/7/2020) lalu.
Persiapan dilakukan dengan menyiapkan setifikasi protokol kesehatan sesuai ketentuan, serta menyiapkan konsep untuk memaksimalkan kunjungan wisatawan lokal.
• Bunga 0 Persen, Ini Syaratnya IRT & Korban PHK Dapat Kredit Modal Kerja Maksimal Rp 10 Juta
• 8 Pasang Zodiak yang Sebaiknya Jangan Berpasangan, Aries dan Taurus Tidak Memiliki Kesamaan Apapun
• Ramalan Zodiak Cinta 15 Agustus, Scorpio Jangan Lewatkan Kesempatan, Cancer Fokuslah Pada Perasaanmu
Apalagi saat ini kembali ada wacana, pariwisata untuk wisman akan kembali ditunda karena masih masifnya transmisi lokal Covid-19 dibeberapa daerah di Bali.
"Wisatawan domestik biasanya sangat senang dengan wisata kuliner. Kebetulan disini terkenal dengan jajanan tradisional laklaknya dan itu yang kami maksimalkan disini," ujar Malendra yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia pariwisata, Jumat (14/8/2020)
Hal itu ternyata cukup berhasil. Pasca kembali dibuka, wisatawan lokal Klungkung mulai ramai berkunjung ke Desa Bakas untuk sekadar menikmati kudapan laklak.
Mereka biasanya kelompok remaja, atau keluarga yang ingin menikmati laklak khas Bakas dengan suasana hamparan persawahan.
"Tidak hanya lokal Klungkung, dari luar Kabupaten juga banyak seperti Denpasar dan Gianyar. Bahkan dari luar Bali sudah ada beberapa. Itu menandakan pangsa pasar wisatawan lokal saat ini masih bisa dimaksimalkan," jelasnya.
Sebelum pandemi, Desa Wisata Bakas ramai dikunjungi wisatawan Eropa.
Mengingat karakter wisatawan Eropa yang lebih tertarik berwisata dengan menikmati suasana alam pedesaan, dan segala aktivitas masyarakatnya.
Sehingga paket cooking class yang ditawarkan pengelola Desa Wisata Bakas sangat digemari wisatawan Eropa.
“Kalau saya sendiri biasanya memandu wisatawan Eropa. Itu sekitar 30 persen sudah membatalkan kunjungannya. Sedangkan 70 persennya memilih untuk memindahkan jadwal kunjungannya ke desa kami ke tahun 2021,” jelasnya.
Dia mengaku setiap tahunnya bisa memandu sekitar 400-500 wisatawan Eropa ke Desa Wisata Bakas.
Melihat situasi saat ini, pihaknya tidak mau berharap lebih untuk wisatawan mancanegara dan lebih memilih fokus memaksimalkan kunjungan wisatawan lokal sampai kondisi kembali pulih.