Fakta Nasi Goreng, Ternyata Pernah Jadi Menu Sahur Saat Penyusunan Naskah Proklamasi

Nasi goreng ini digadang sebagai salah satu menu sahur yang disantap para tokoh perumus naskah proklamasi pada dini hari 9 Ramadhan 1364, tepat 75

Internet
Ilustrasi Nasi Goreng 

“Jadi disesuaikan dengan budaya kuliner masyarakat setempat, bahkan sudah tidak lagi identik dengan cita rasa otentik Tionghoa, karena sudah diadaptasi oleh masyarakat lokal,” jelas Fadly.

Tak hanya dari China, nasi goreng bisa jadi budaya kuliner hasil resapan dari makanan Timur Tengah yaitu nasi pilaf.

Mengingat Indonesia sempat menjadi pusat perdagangan dan pertemuan banyak kebudayaan asing seperti Arab, China, dan India.

Syok setelah Crash Horor di MotoGP Austria 2020, Franco Morbidelli Sebut Johann Zarco Pembunuh

Katalog Promo Indomaret 17 Agustus 2020, JSM, Super Hemat, hingga Promo Tambah Rp 2 Ribu Dapat 2

Fakta Uang Rp 75.000 Edisi Khusus, Memiliki Unsur Pengaman yang Sulit Dipalsukan

Masyarakat Tionghoa kenalkan kuliner lain 

Fadly juga memaparkan bawah masa sekitar abad ke-10 Masehi, gelombang para warga Tionghoa yang bermigrasi di Indonesia begitu besar.

Kemungkinan seiring dengan momentum itu masyarakat Tionghoa mulai mengenalkan nasi goreng kepada masyarakat Indonesia. Selain nasi goreng, masyarakat Tionghoa juga mengenalkan kuliner lain.

Di antaranya mi, tahu, dan tauco.

Malam penyusunan naskah proklamasi

Kala itu 16 Agustus dini hari, ruang makan Laksamana Maeda menjadi saksi bisu peristiwa dirumuskannya naskah proklamasi kemerdekaan yang merupakan pemikiran tiga tokoh, yaitu Soekarno, M Hatta, dan Achmad Soebardjo. 

Proses penyusunan naskah ini juga disaksikan golongan muda yang diwakili oleh Sukarni, Sudiro, dan BM Diah. Sementara, dari pihak Jepang ada S. Miyoshi dan S. Nishijima.

Ketika itu, 16 Agustus 1945, bertepatan dengan 8 Ramadhan 1364 Hijriah atau dalam suasana bulan suci penuh berkah.

Para tokoh yang hadir itu sedang menunaikan ibadah puasa.

Setelah semalaman berembuk, akhirnya pada dini hari 9 Ramadhan 1364, tepat 76 tahun lalu dalam perhitungan Hijriah, teks itu selesai dan segera diketik.

Dalam buku Sekitar Proklamasi (1981) Bung Hatta mengatakan bahwa dirinya sempat diberi makan sahur di kediaman Laksana Maeda.

Hari Terakhir Promo JSM Alfamart 17 Agustus 2020, Jangan Lewatkan Flash Sale hingga Pulsa Gratis

"Waktu itu bulan puasa. Sebelum pulang saya masih dapat makan sahur di rumah Admiral Maeda," kenang Hatta.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved