Dinyatakan Meninggal, Siswi SD Berkedip saat Dimandikan, Kasus Serupa Pernah Terjadi di Klungkung
Dinyatakan Meninggal, Siswi SD Berkedip saat Dimandikan, Kasus Serupa Pernah Terjadi di Klungkung
TRIBUN-BALI.COM- Jenazah seorang siswi SD di Probolinggo tiba-tiba membuka mata dan hidup lagi saat dimandikan.
Peristiwa jenazah hidup lagi ini membuat geger warga Desa Lumbang Kuning, Lumbang, Kabupaten Probolinggo.
Petugas medis puskesmas setempat pun sampai datang memeriksanya.
Saat diperiksa, detak jantung siswi SD itu tak terdeteksi oleh alat medis dan dinyatakan meninggal dunia.
Berikut kronologi selengkapnya dilansir dari Kompas dalam artikel 'Detik-detik Remaja 12 Tahun Bangkit dari Kematian, Keluarga Kaget Matanya Terbuka'
1. Awalnya kejang-kejang
Kapolsek Lumbang AKP M Dugel mengatakan, SMW yang merupakan anak dari pasangan N dan M itu sakit dan kejang-kejang pada Sabtu (15/8/2020).
Kedua orangtuanya pun membawa anak itu ke RSUD dr Moh Saleh Kota Probolinggo.
2. Dinyatakan meninggal
Setelah diperiksa, SMW menderita diabetes akut. SMW dirawat di rumah sakit tersebut.
Namun, pihak rumah sakit menyatakan SMW meninggal pada Senin (17/8/2020).
Keluarga lalu membawa jenazah SMW ke rumah duka dengan mobil jenazah.
3. Membuka mata dan hidup lagi
Tiba di rumah duka, keluarga menyelenggarakan jenazah.
Jenazah pun dimandikan sebelum dimakamkan. Namun, keluarga kaget melihat SMW kembali hidup saat dimandikan.
“Terjadi peristiwa mengejutkan. Ketika jenazah SMW dimandikan, keluarga terkejut melihat korban membuka mata, berkedip, atau hidup lagi," kata Dugel saat dihubungi, Selasa (18/8/2020).
Keluarga langsung membawa SMW masuk ke dalam rumah.
"Melihat kejadian tersebut, korban langsung dibawa masuk oleh keluarga ke dalam rumah,” ujar Dugel.
4. Detak jantung tak terdeteksi
Karena kondisi SMW lemah, keluarga menghubungi petugas medis Puskesmas Lumbang.
Petugas medis datang memberikan pertolongan kepada SMW.
Awalnya, petugas medis memberikan oksigen kepada SMW.
Saat diperiksa, detak jantung bocah ini tak terdeteksi oleh alat medis dan tekanan darahnya 60.
5. Dinyatakan meninggal dan sudah dimakamkan
Sekitar pukul 08.00 WIB, petugas medis menyatakan SMW meninggal.
"Jenazah sekira jam 09.00 WIB sudah dimakamkan oleh pihak keluarga di tempat pemakaman umum terdekat Desa Lumbang Kuning,” ucap Dugel.
6. Keterangan pihak rumah sakit
Plt Direktur RSUD dr Moh Saleh Kota Probolinggo dr Abraar Kuddah membenarkan, SMW sempat dirawat di rumah sakit tersebut pada Minggu (16/8/2020) pagi.
Saat tiba di rumah sakit, SMW sudah koma dan tak sadarkan diri. Pasien itu juga menderita sesak napas, diabetes, dan komplikasi.
"Pada Senin kemarin yang bersangkutan meninggal dunia. Benar, sempat dirawat di RSUD dan kemudian meninggal dunia," kata Abraar.
Jenazah Wanita Hidup Lagi di Banjarangkan Klungkung
Pada 2018 lalu, sempat terjadi kasus jenazah hidup kembali di Dusun Pau, Desa Tihingan, Banjarangkan, Klungkung.
Warga itu bernama Ni Wayan Norti (39).
Ibu dari dua anak tersebut dikatakan sempat meninggal dunia, sebelum akhirnya hidup kembali.
Bagaimana kisah tidak masuk akal ini bisa terjadi?
Hujan mengguyur Dusun Pau, Desa Tihingan, Selasa (13/3/2018).
Beberapa warga tampak menggenakan pakaian adat dan berkumpul di Pura Pejenengan Sakti, yang terletak tepat di sebelah utara Balai Banjar Pau.
Perhatian warga sekitar saat itu tertuju pada seorang wanita berbadan kurus, yang mengalami kesurupan (trance) di areal pura.
Rambutnya tampak terurai, dan tatapannya tajam menatap warga disekitarnya.
Wanita itu oleh warga sekitar dikenal sebagai Ni Wayan Norti.
Warga Desa Jumpai Klungkung, yang menikah ke Dusun Pau.
Ia saat itu menghebohkan warga di Dusun Pau, karena sempat diberitakan meninggal dunia.
Kepala Dusun Desa Pau, I Wayan Ardana Ariasa menceritakan, Senin (12/3/2018), Ni Wayan Norti tampak sehat walafiat.
Ia bahkan ikut prosesi melasti ke Pantai Watu Klotok.
Saat perjalanan hingga prosesi melasti pun, Ni Wayan Norti mengalami kesurupan.
Setelah menjalani proses melasti, atau sekitar pukul 15.00 Wita, Wayan Norti dan suaminya I Nyoman Sutiasa lalu memutuskan pergi ke rumah kostnya di Denpasar.
Karena keesokan harinya Selasa (13/3/2018), suaminya hendak bekerja sebagai sopir freelance bagi wisatawan.
"Kemarin saya sempat ketemu, dan kelihatan sehat. Tapi tadi, Selasa (13/3/2018) sekitar pukul 10.00 Wita, kami menerima informasi melalui telepon dari I Nyoman Sutiasa jika istrinya meninggal dunia. Ia juga minta ijin akan membawa jenazah istrinya pulang ke kampung, dengan menggunakan mobil pribadinya," ujar Kepala Dusun Desa Pau, I Wayan Ardana Ariasa ketika mengikuti prosesi tersebut.
Setelah menerima informasi tersebut, I Wayan Ardana Ariasa lalu berkoordinasi dengan pihak Desa Adat terkait rencana penguburan Ni Wayan Norti.
Pihak adat lalu menyarankan, penguburan baru dapat dilaksanakan setelah hari raya Nyepi.
Hal ini karena masih ada prosesi upacara adat, di desa setempat.
Karena itulah, I Wayan Ardana Riasa dan pihak keluarga bergegas mencegat I Nyoman Sutiasa di beberapa titik, yakni di perempatan Desa Takmung dan pertigaan Takmung.
"Kami cegat agar tidak keburu sampai kampung. Rencananya, kami minta nanti jenazah agar dititipkan di rumah sakit," ungkap Ardana Riasa.
Akhirnya, Wayan Ardana Riasa dan kerabatnya berhasil menghentikan laju kendaraan Sutiasa di pertigaan Dusun Banda.
Namun Sutiasa tetap ngotot untuk membawa jasad istrinya ke kampung halaman.
"Saat itu saya lihat Ni Wayan Norti berbaring di jok belakang mobil, dan diikat," ungkap Ardana Riasa.
Mengingat kondisi psikologis Sutiasa yang sedang berduka, ia pun dibiarkan untuk membawa istrinya ke rumah duka.
Sutiasa tiba di Dusun Pau sekitar jam 13.00 Wita.
Saat itu Ardana Riasa dan pihak keluarga lainya, ikut membantu menggotong tubuh dari Ni Wayan Norti.
"Saat itu tangannya saya pegang, terasa dingin. Sementara suaminya saat saya tanya detail kronologis kejadian ini, belum bisa kami tanya," jelas Ardana Riasa
Keanehan lalu terjadi.
Saat akan digotong menuju kediamannya, tiba-tiba tubuh dari Ni Wayan Norti bergerak.
Mengetahui hal itu, pihak keluarga lalu bergegas membawanya ke kamar.
Bahkan, Ardana Riasa sempat memanggil dokter dari Puskesmas Banjrangakan II untuk memeriksakan kondisi Wayan Norti.
"Dokter sudah sampai di rumah, tapi Ni Wayan Norti enggan untuk diperiksakan kondisinya. Dokter pun lalu pulang," ungkapnya.
Setelah mengalami peristiwa aneh itu, pihak keluarga lalu menggelar ritual di Pura Pejenengan Sakti.
Beberapa kerabat dan Ni Wayan Norti sempat kesurupan (trance) di pura tersebut.
Bahkan situasi sempat heboh, ketika Ni Wayan Norti sempat berlari dari Pura menuju kediamannya, untuk memanggil kedua putrinya.
"Karena mengalami peristiwa seperti itu, rencanya Ni Wayan Norti akan melaksanakan ritual Mediksa," Ungkap Ardana Riasa. (*)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Jenazah Siswi SD di Probolinggo Buka Mata dan Hidup Lagi, Kini Sudah Dimakamkan, Begini Kronologinya