Luhut Binsar Ingin Dokter Asing Dimudahkan Untuk Buka Praktik di Indonesia
Pada 2016, Thailand mencatatkan jumlah wisatawan medis mencapai 2,29 juta orang dengan nilai pasar mencapai 6,9 miliar dolar AS.
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan saat ini pemerintah tengah menggodok rencana pembangunan industri wisata medis (medical tourism) di Indonesia .
Wisata seperti ini merupakan perjalanan yang dilakukan untuk mendapatkan layanan kesehatan, kebugaran, serta penyembuhan di negara tujuan.
Wisata medis bertujuan untuk dapat meningkatkan akses pelayanan kesehatan untuk rakyat Indonesia dan meningkatkan kemandirian bangsa dalam bidang kesehatan.
"Berdasarkan data yang dirilis PwC, Indonesia merupakan negara asal wisatawan medis dengan jumlah 600 ribu orang di tahun 2015, terbesar di dunia," kata Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi dalam keterangannya, seperti dilansir dari Antara, Rabu (19/8/2020).
"Umumnya pasien memilih perawatan medis ke luar negeri dengan alasan kurang mampunyai layanan medis domestik untuk menyembuhkan penyakit-penyakit khusus," kata dia lagi.
Jodi menuturkan, dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah negara di Asia seperti Thailand, Singapura, India, Malaysia, dan Korea Selatan sedang mengembangkan wisata medis.
Pada 2016, Thailand mencatatkan jumlah wisatawan medis mencapai 2,29 juta orang dengan nilai pasar mencapai 6,9 miliar dolar AS.
Banyak WNI berobat ke luar negeri Berdasarkan data yang dirilis Indonesia Services Dialog (ISD), setiap tahun orang Indonesia mengeluarkan uang yang nilainya cukup fantastis untuk mendapatkan layanan kesehatan di luar negeri.
Oleh karena itu, menurut Jodi, pengembangan wisata medis di Indonesia menjadi sangat realistis dan menguntungkan jika melihat angka tersebut.
Selain itu, jumlah wisata medis secara global juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Jika Indonesia mengembangkan industri wisata medis ini, akan banyak dampak positif yang akan dirasakan.
"Misalnya diversifikasi ekonomi, menarik investasi luar negeri, penyediaan lapangan pekerjaan, pembangunan industri layanan kesehatan di Indonesia, serta menahan laju layanan kesehatan agar tidak mengalir ke negara-negara yang lebih sejahtera," ujar Jodi.
"Untuk mendukung industri tersebut, dukungan pemerintah sangat diperlukan melalui promosi masif serta fasilitas-fasilitas penunjang lainnya," tambah dia.
Jodi menambahkan, wacana untuk membangun rumah sakit internasional dan mendatangkan dokter spesialis dari luar negeri adalah bagian dari kerangka untuk menyiapkan industri wisata medis tersebut.
Namun, rincian lebih jauh mengenai hal tersebut akan terus dikaji secara mendalam dan akan terus dikoordinasikan dengan kementerian dan lembaga terkait, serta organisasi yang terkait, seperti Ikatan Dokter Indonesia ( IDI).