Satu Keluarga Tewas di Baki
Cerita Penggali Makam Satu Keluarga Tewas Dibunuh Secara Sadis di Baki Sukoharjo, Tanah Mudah Digali
Penggaliannya secara bergantian, yang masuk ke dalam 5 orang, 5 orang sudah capek naik gantian. Di sini sifatnya gotong-royong
TRIBUN-BALI.COM, SUKOHARJO - Puluhan orang dilibatkan dalam penggalian pusara yang akan digunakan untuk memakamkan jenazah satu keluarga yang tewas di Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah.
Kurang lebih 80 orang dari dua kampung Curidan-Bulakrejo dan Curidan-Parangjoro bergotongroyong dalam proses penggalian itu.
Penggali, Gino menyampaikan para warga baru mendapatkan kabar pasti, Sabtu (22/8/2020) pukul 07.00 WIB.
• Pelaku Pembunuhan Sadis Satu Keluarga di Baki Sukoharjo Jual Mobil Milik Korban seharga Rp 82 Juta
• Jenazah Satu Keluarga yang Tewas Dibunuh Sadis di Baki Dimakamkan Satu Lubang Kedalaman 2 Meter
Adapun proses penggalian makam sudah memakan waktu setidaknya 3 jam.
"Penggalian makam dimulai pukul 08.00 WIB dan Pukul 11.00 WIB, semua istirahat dulu," kata Gino kepada TribunSolo.com.
"Penggaliannya secara bergantian, yang masuk ke dalam 5 orang, 5 orang sudah capek naik gantian. Di sini sifatnya gotong-royong, semua tidak ada sistem bayaran," tambahnya.
Gino menuturkan, pekerjaan penggalian memang berjalan lambat lantaran jenis tanah pemakaman.
"Penggalian makam karena di sini termasuk tanahnya tanah liat jadi agak lambat," tutur dia.

"Tapi sistem pengerjaannya itu dikerjakan bersama-sama, jadi pekerjaan itu terasa gampang dan mudah," tambahnya.
Namun penggalian makam belum rampung, para penggali rencananya akan melakukan pelangsiran padas sekitar pukul 15.00 WIB.
"Ini masih ada PR karena tempatnya agak relatif rendah maka akan dibelikan padas," kata dia.
"Nanti ada proses penglasiran padas dari pintu gerbang ke makam karena mobil gak bisa masuk," imbuhnya.
Langsung ke Makam
Sebelumnya, jenazah satu keluarga yang tewas mengenaskan akan dimakamkan di Astanoloyo Parangjoro, Dukuh Curidan, Desa Bulakrejo, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Sabtu (22/8/2020) sekira pukul 18.00 WIB.
Jenazah tidak akan dimampirkan ke rumah duka yang berada di Dukuh Curidan RW 6, Desa Bulakrejo, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo.
Jenazah rencananya langsung diantar ke pusara seusai otopsi rumah sakit rampung.
Adapun jenazah itu, yakni Suranto, Sri Handayani, Rafael Refalino Ilham, dan Dinar Alvian Hafidz.
Ketua RW 06 Dukuh Curidan, Setyo Hadi menyampaikan jenazah akan dimakamkan dalam satu lubang yang sama.
"Akan dimakamkan satu lubang. Lubangnya itu ukuran 2 meter x 2,5 meter dengan kedalaman sekira 2 meter," kata Setyo.
"Lubangnya sudah kita buat supaya bisa memakamkan empat peti jenazah," tambahnya.

Saat ini, para pelayat sudah mulai memadati rumah duka korban.
Keluarga korban, lanjut Setyo, sampai saat ini masih trauma seusai mendapat kabar keluarga tewas mengenaskan semalam.
"Mereka menerima kabar itu kemarin sekitar pukul 21.00 WIB," ujar dia.
"Ibu korban masih trauma sampai sekarang, bapaknya juga masih istirahat, masih drop. Gak kuat nahan beban," tandasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Cerita Penggali Makam Satu Keluarga Tewas di Baki: Tanah Mudah Digali, Dikerjakan Gotong-royong, https://solo.tribunnews.com/2020/08/22/ceritapenggali-makam-satu-keluarga-tewas-di-baki-tanah-mudah-digali-dikerjakan-gotong-royong?page=all