Istana: Tidak Ada Reshuffle Kabinet, yang Diperlukan Kerja Cepat, Keras dan Inovatif
"Pernyataan ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo agar jajarannya tetap fokus bekerja memanfaatkan momentum krisis untuk lompatan kemajuan.
TRIBUN-BALI.COM - Juru Bicara Presiden Fadjroel Rahman kembali menegaskan, tak ada rencana reshuffle kabinet dalam waktu dekat oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya, semua jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju sekarang hanya fokus bekerja menangani pandemi Covid-19, serta pemulihan dan transformasi ekonomi nasional.
"Sebab itu, tidak ada rencana reshuffle kabinet, sebagaimana ditekankan kembali oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno pada Sabtu (22/8/2020)."
"Pernyataan ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo agar jajarannya tetap fokus bekerja memanfaatkan momentum krisis untuk lompatan kemajuan."
• Doa Buka Puasa Senin Kamis Sama dengan Puasa Wajib, Bisa Juga Gunakan Doa Berikut
• 5 Zodiak Ini Memiliki Rasa Insecure Sangat Besar, Cancer Bisa Terjebak dalam Pusaran Emosi
• 19 Manfaat Luar Biasa Puasa Senin Kamis Untuk Kesehatan, Kecantikan, Hingga Ketenangan Jiwa
"Dalam semua kegiatan di kementerian masing-masing," kata Fadjroel lewat siaran pers, Minggu, (23/8/2020).
Presiden Joko Widodo (Jokowi), menurutnya selalu menekankan kecepatan dan inovasi kerja pemerintah dari pusat hingga daerah.
Serta kolaborasi seluruh komponen bangsa, agar bisa segera keluar dari krisis kesehatan dan krisis perekonomian.
"Bekerja cepat, bekerja keras, bekerja Inovatif, itulah yang diperlukan Indonesia saat ini," tuturnya.
Selain itu menurutnya, sebagaimana yang disampaikan Mensesneg, masyarakat membutuhkan kerja cepat dan terfokus dari pemerintah, untuk menghasilkan solusi dan mengatasi pandemi.
Selain itu, para menteri juga harus terus bersinergi satu sama lain dalam menangani krisis.
"Sekali lagi, tidak ada reshuffle kabinet."
"Presiden Joko Widodo memerintahkan kepada para menteri agar tetap fokus bekerja, fokus menyelesaikan krisis, dan fokus membajak momentum krisis ini."
"Untuk melakukan lompatan kemajuan di segala bidang, melakukan reformasi fundamental sebagai prasyarat Indonesia Maju," paparnya.
Sebelumnya, Indonesia Police Watch (IPW) menduga bakal ada perombakan kabinet yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
• Insan Pariwisata Makin Keteteran, Koster Minta Maaf Bali Belum Buka untuk Wisman September Nanti
• Subsidi Rp 600.000 Cair 25 Agustus 2020, Cek Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan dan Kriteria Penerima
• Ini Jadwal Program Belajar dari Rumah di TVRI 24 Agustus 2020, Akan Ada Acara Film Anak
Pergantian atau pergeseran kabinet itu disebut bakal dilakukan Jokowi setelah adanya pergantian Panglima TNI.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane mengatakan, setidaknya ada 11 hingga 18 anggota kabinet yang bakal digeser atau berganti tugas.
"Sedikitnya ada 11 hingga 18 anggota kabinet yang akan bergeser dan berganti," kata Neta lewat keterangan tertulis, Kamis (20/8/2020).
Neta menyampaikan, nantinya jumlah menteri yang memiliki latar belakang dari kepolisian di kabinet juga diprediksi bertambah.
Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut ihwal figur Polri yang bakal masuk ke kabinet Jokowi.
"Jumlah menteri dari anggota Polri diperkirakan juga akan bertambah dalam kabinet hasil reshuffle ini," jelasnya.
Dari informasi yang didapatkan IPW, sedikitya ada 11 menteri Jokowi yang akan di-reshuffle.
Di antaranya, Menteri Perhubungan, Menteri Koperasi, Menkumham, Menpora, Mendikbud dan Menteri Pariwisata.
Lalu, Menteri Perdagangan, Menaker, Mensos, Menteri Kominfo, Menkes, Menteri Perindustrian, Meneg BUMN, Menteri Agama, Kepala Bulog, dan beberapa kementerian lain.
"Sementara pergantian Kapolri akan dilakukan sesuai jadwal, yakni pensiunnya Jenderal Idham Azis pada awal Januari 2021," ungkapnya.
Ia menduga, reshuffle kali ini lantaran Jokowi kecewa dengan kinerja milenial yang berada di kabinetnya.
Sebaliknya, reshuffle itu sebagai hasil evaluasi kinerja jajarannya dalam setahun terakhir.
"Dalam reshuffle kali ini, sepertinya Jokowi kecewa dengan anak anak milenial yang dimasukkannya dalam kabinet."
"Sehingga reshuffle ini sekaligus akan mengevaluasi kinerja mereka," paparnya.
Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Praktikno meminta publik tak lagi membahas isu reshuffle kabinet.
Karena, kata Pratikno, isu itu sudah 'terbantahkan', bila melihat kinerja para menteri Kabinet Indonesia Maju yang terus menunjukkan perubahan secara signifikan.
"Tentunya dengan progress yang bagus ini, isu reshuffle tidak relevan sejauh bagus terus."
"Sekarang sudah bagus dan semoga bagus terus," kata Pratikno di Gedung Utama Kantor Mensesneg, Jakarta, Senin (6/7/2020).
"Tentu saja kalau bagus terus ya enggak ada isu, enggak relevan lagi reshuffle."
"Jadi jangan ribut lagi reshuffle, karena progress kabinet berjalan dengan bagus," tambahnya.
Menurut Pratikno, pemerintah sedang fokus menyelesaikan permasalah kesehatan dan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
"Kita fokus untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan dan permasalahan ekonomi yang menjadi ikutan luar biasa dari pandemi Covid-19," jelasnya.
Sebelumnya Praktikno mengatakan, jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju terus menunjukkan peningkatan kinerja.
Menurut Pratikno, hal itu sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sempat meminta para pembantunya itu bekerja cepat dalam menghadapi krisis di tengah pandemi Covid-19.
Terlebih, Presiden telah mengeluarkan pernyataan siap melakukan pembubaran lembaga maupun melakukan reshuffle kabinet, jika tak ada peningkatan kerja dalam waktu dekat.
"Tapi dalam waktu yang relatif singkat kita melihat progress yang luar biasa di kementerian/lembaga."
"Antara lain bisa dilihat dari serapan anggaran yang meningkat, program-program yang sudah mulai berjalan," ungkap Pratikno di Gedung Utama Kantor Mensesneg, Jakarta, Senin (6/7/2020).
Pratikno menyebut, peningkatan kinerja lembaga/kementerian ini menunjukan teguran Presiden Jokowi memiliki arti yang kuat.
Sehingga, lanjut Pratikno, teguran itu disikapi dengan kerja-kerja cepat dan terukur sesuai instruksi Presiden.
"Artinya teguran keras tersebut punya arti yang signifikan."
"Teguran keras tersebut dilaksanakan secara cepat oleh kabinet. Ini progress yang bagus," ucap Pratikno.
Pratikno mengatakan, dilihat dari kinerja para menteri tersebut, tak pantas jika dilakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat.
"Jadi kalau progress-nya bagus, ngapain di-reshuffle? Gitu, intinya begitu," tuturnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Fadjroel Rachman: Tak Ada Reshuffle Kabinet, yang Diperlukan Kerja Cepat, Keras, dan Inovatif,