Corona di Bali

Peternak Ayam Petelur di Desa Taman Badung Mengaku Tak Terdampak Pandemi Covid-19

Usaha ayam petelur yang dimiliki warga di Desa Taman, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, tidak terpengaruh pandemi Covid-19

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Komang Agus Aryanta
I Made Tantra (kanan), peternak ayam petelur di Desa Taman, Badung, Bali, saat mengambil telur dari kandang ayamnya, Rabu (26/8/2020). 

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG – Usaha ternak ayam petelur yang dimiliki warga di Desa Taman, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali, makin eksis.

Usaha ternak tersebut tidak terpengaruh pandemi Covid-19.

Justru sangat menguntungkan lantaran permintaan telur di tengah pandemi Covid-19 mengalami peningkatan.

Hal itu diakui I Made Tantra yang merupakan peternak ayam petelur dari Banjar Suka Jati, Desa Taman, saat ditemui di kandang ayam miliknya, Rabu (26/8/2020).

“Bisa dikatakan usaha ini tidak terdampak Covid-19 karena kebutuhan telur ayam untuk konsumsi sangat tinggi,” katanya, didampingi Penjabat (Pj) Perbekel Desa Taman, Ida Bagus Wisnawa Kesuma yang juga turun ke lokasi.

Ia mengatakan, usaha ternak ayam petelur ditekuni sejak Oktober 2019 lalu.

Usahanya diawali membangun kandang 500 ekor ayam petelur.

Kini ayam-ayam merah itu sudah menunjukkan hasil.

Setiap hari ia panen sekitar 460 butir telur atau mencapai 15 krat telur.

“Bibit ayam dari usia 13 minggu. Setelah itu di usia 18 minggu, baru kemudian menghasilkan telur. Jadi lima minggu sebelumnya itu belum menghasilkan, tapi ayamnya melakukan penyesuaian kandang,” jelasnya.

Lanjut dijelaskan, pada 22 minggu, ayam merah telah menghasilkan 80 persen telur per hari.

Sehingga sampai kini sudah mencapai 95 persen lebih per hari atau setara 460 butir per hari.

Kendati demikian, sebagai peternak konvensional, sejatinya jumlah minimal 1.000 ekor ayam petelur.

Untuk itu, ke depan ia akan menambah satu kandang lagi dengan kapasitas 500 ekor ayam.

“Dengan ayam 1.000 ekor, untuk penghasilan per bulan bisa melebihi upah minimum kabupaten (UMK). Jadi untuk sementara ini hanya mendapat untung sedikit dengan harga telur yang masih stabil,” katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved