Populer di Tribun Bali
POPULER : PDIP Diyakini Sapu Bersih 5 Daerah Hingga Jenazah Barli Dimakamkan di Bali
opuler Tribun Bali hari ini Sabtu (29/8/2020). Berikut tiga berita populer Tribun Bali hari ini yang mungkin kamu lewatkan. 1. Koster Yakin
TRIBUN-BALI.COM – Populer Tribun Bali hari ini Sabtu (29/8/2020).
Berikut tiga berita populer Tribun Bali hari ini yang mungkin kamu lewatkan.
1. Koster Yakin Sapu Bersih Lima Daerah di Pilkada Serentak 2020
Setelah pengumuman rekomendasi di Pilkada Serentak 2020, Ketua DPD PDIP Bali, Wayan Koster langsung melakukan pemetaan di enam pilkada kabupaten/kota di Bali yang digelar 9 Desember mendatang.
Dari hasil pemetaan, Koster yakin PDIP bisa sapu bersih di lima daerah.
Bahkan, bisa menang secara mudah di tiga daerah yakni di Pilkada Badung, Tabanan, dan Jembrana.
"Saya sudah melakukan pemetaan untuk enam kabupaten/kota. Astungkara di tiga kabupaten/kota yang ada yaitu Badung, Tabanan, Jembrana, menurut saya secara statistik posisinya sangat pas," katanya di DPD PDIP Bali, Jumat (28/8/2020).
Di Badung, PDIP resmi mengusung pasangan incumbent atau petahana Nyoman Giri Prasta-Ketut Suiasa (GIRIASA).
Bahkan GIRIASA sampai saat ini belum mendapat lawan.
Disebut-sebut pasangan I Gusti Ngurah Agung Diatmika-Wayan Muntra (Diatmika-Muntra) yang diusung Golkar, NasDem, dan Gerindra akan menjadi lawan dari petahana.
Namun hingga kemarin belum keluar rekomendasi resminya.
Di Tabanan, yang menjadi basis PDIP, mengusung Komang Gede Sanjaya-Made Edi Wirawan.
Pasangan ini akan menghadapi duet Anak Agung Ngurah Panji Astika-Dewa Nyoman Budiasa (Panji-Budi) yang diusung Golkar, Demokrat, dan NasDem.
Kemudian di Jembrana PDIP mengusung Made Kembang Hartawan-Ketut Sugiasa (BANGSA).
Duet BANGSA ini akan melawan Nengah Tamba-I Gede Ngurah Patriana Krisna alias Tamba-Ipat yang diusung Koalisi Jembrana Maju (KJM) yang beranggotakan Golkar, Gerindra, Demokrat, PPP, PKS, Perindo, NasDem, dan PBB.
Adapun dua Pilkada lainnya, yakni Kota Denpasar dan Kabupaten Bangli, menurut Koster tetap bisa dimenangi oleh PDIP.
Namun peluang menang tidak sebesar di tiga daerah tersebut.
Untuk Pilwalkot Denpasar, PDIP mengusung duet IGN Jayanegara-Kadek Agus Arya Wibawa atau Jaya-Wibawa.
Jaya-Wibawa akan menghadapi duet I Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertanegara (Amertha) yang diusung Golkar, Demokrat, dan NasDem.
Sementara di Bangli, PDIP mengusung Sang Nyoman Sedana Arta-Wayan Diar.
Duet Wakil Bupati-Ketua DPRD Bangli ini harus menghadapi pasangan Made Subrata-Ngakan Kutha Parwata (Bagus) yang diusung Golkar, NasDem, dan Demokrat.
Made Subrata merupakan adik dari Bupati Bangli yang juga politikus PDIP, Made Gianyar. Sedangkan Ngakan Kutha Parwata merupakan mantan Ketua DPRD Bangli yang juga politikus gaek PDIP Bangli.
"Di Kota Denpasar dan Kabupaten Bangli, walaupun sedikit di bawah posisi yang di bawah Badung dan Jembrana, tetapi secara statistik dari pengalaman sebelumnya di sana kita akan memenangkannya," kata Koster optimis.
Lawan Berat
Yang menjadi perhatian khusus Koster adalah Pilkada Karangasem.
Ia mengakui cukup berat bisa menang di Bumi Lahar. Pasalnya, PDIP harus menghadapi lawan berat.
Di Karangasem, PDIP mengusung duet Gede Dana-Wayan Artha Dipa (Nadi).
Pasangan yang juga didukung Partai Hanura ini akan menantang bupati petahana yakni IGA Mas Sumantri-Made Sukerana (Massker) yang diusung Koalisi Karangasem Hebat Jilid II yakni, NasDem, Golkar, Gerindra, Perindo, PKS, dan Demokrat.
"Kita harus bekerja keras di Kabupaten Karangasem. Kita masih di bawah calon lawan, tapi bukan suatu yang mustahil. Kalau kita bekerja keras dan bergotong-royong kita bisa memenangkan di Karangasem," kata Koster.
Sementara Gede Dana menyatakan siap lahir batin untuk berkontestasi di Pilkada Karangasem.
Ia akan bergerak cepat dan bekerja keras untuk merebut kantong-kantong suara di Bumi Lahar.
Ketua DPRD Karangasem ini mengaku akan langsung membentuk tim pemenangan dan turun ke masyarakat mensosialisasi tentang visi misi dalam mebangun Karangasem.
"Setelah mendapat rekomendasi, kita diminta DPP dan DPD untuk menjaga kepercayaan dan bekerja keras memenangkan Pilkada," kata Gede Dana, politisi asal Datah, Kecamatan Abang.
2. Anak Adi Wiryatama Tak Dapat Rekomendasi PDIP di Tabanan
Sejumlah pengurus DPC PDIP Tabanan tampak berkumpul di Sekretariatnya, Jumat (28/8/2020).
Setelah menjadi teka-teki sejak beberapa bulan, rekomendasi untuk Cabup-Cawabup Tabanan telah diumumkan oleh DPP PDIP yakni I Komang Gede Sanjaya-I Made Edi Wirawan (Sanjaya-Edi).
Setelah pengumuman rekomendasi, pengurus DPC PDIP pun bersorak "Merdeka".
Turunnya rekomendasi DPP PDIP kepada paket Sanjaya-Edi praktis membuat masyarakat Tabanan menyebut "Dinasti Politik Tegeh" untuk sementara terputus.
Pasalnya, putra dari Nyoman Adi Wiryatama sekaligus adik Bupati Tabanan Eka Wiryastuti, I Made Gede Dedy Pratama, tidak mendapatkan rekomendasi dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
Adi Wiryatama mengaku legowo dengan tidak terpilihnya Gede Dedy.
Ketua DPRD Bali yang juga Bupati Tabanan periode 2000-2010 ini juga menegaskan tak ada istilah dinasti politik Tegeh di Tabanan.
Melainkan keluarga dari Tegeh (asal Adi Wiryatama) di perhelatan Pilkada 2020 ini tak dipilih DPP PDIP.
"Gak ada dinasti itu. Ya, keluarga di Tegeh tak dipilih oleh Bu Mega (DPP). Meskipun begitu itu adalah keputusan partai dan wajib hukumnya menghormati dan saya siap memenangkan. Kader di Tabanan itu semua anak ideologis saya, dan siapapun calonnya tak harus dari anak biologis saya. Saya sudah instruksikan semua kader jajaran saya untuk memenangkan siapapun calonnya, karena calon tersebut merupakan calon yang terbaik menurut DPP," katanya.
Secara khusus politikus senior ini meminta internal partai harus solid.
Karena jika di internal pecah alias terkotak-kotak, praktis akan kalah sebelum bertanding.
"Nanti saya akan kumpulkan semua kader. Yang saya tekankan adalah sepanjang tidak pecah internal, saya yakin PDIP Tabanan tetap menang di Tabanan meskipun dikeroyok berapapun dan saya bertaruh pasti menang. Nah inilah yang harus saya jaga sebagai orang tua di Tabanan agar anak-anak saya (kader) bersatu dan akur. Astungkara, masyarakat Tabanan sudah percaya dengan PDIP Tabanan," jelasnya.
Sementara Wakil Bupati Tabanan yang juga Ketua DPC PDIP Tabanan, Komang Gede Sanjaya, mengucapkan terimakasih kepada partai atas mandat atau dipercayakan sebagai calon Bupati Tabanan.
Ia berjanji akan memenangkan Pilkada Serentak 2020 dengan sebaik-baiknya.
“Harapan saya kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat akan lebih saya perbaiki dan saya ingin mempercepat proses kesejahteraan di Tabanan," kata Sanjaya, Jumat (28/8/2020).
Pria kelahiran Banjar Dauh Pala, Desa Dauh Peken ini mengatakan, pasca rekomendasi diterima pihaknya akan melakukan persiapan dan melengkapi segala administrasi untuk pendaftaran calon bupati Tabanan ke KPU Tabanan 4 September mendatang.
Baca berita selengkapnya di sini.
3. Jenazah Barli Asmara Dimakamkan di Bali
Meninggalnya desainer kenamaan Indonesia, Barli Asmara mengejutkan banyak pihak.
Apalagi Barli Asmara diketahui baru saja pindah ke Bali beberapa bulan yang lalu.
Jenazah Barli Asmara pun disemayamkan dan diputuskan untuk dimakamkan di Denpasar, Bali.
Manajer Barli Asmara, Somet mengungkapkan alasan sang desainer dimakamkan di Bali.
Hal tersebut disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube KH Infotainment, Kamis (27/8/2020).
Barli Perdana Asmara meninggal dunia disebuah rumah sakit di Bali.
Barli menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis (27/8/2020) pukul 15.00 WITA.
Somet menjelaskan sejauh ini dokter mendiagnosa Barli karena terdapat gangguan pencernaan.
Ia pun menuturkan bahwa Barli merupakan sosok yang pekerja keras.
Sehingga Barli memang tak pernah mengeluh sama sekali terkait penyakit yang dideritanya.
Akan tetapi semenjak memutuskan pindah ke Bali, ia baru merasakan sakit.
"Kalau untuk diagnosanya sejauh ini masih di gangguan pencernaan, karena Kak Barli 'kan terlalu effort untuk kerja banget."
"Jadi dia nggak pernah mengeluh untuk penyakit-penyakitnya itu gitu sih, baru terasa pas di Bali," jelas Somet.
Meski demikian, banyak kabar beredar bahwa Barli mengalami radang otak, virus toxoplasma, hingga jantung.
Somet belum bisa memastikan kebenaran terkait kabar yang beredar tersebut.
Namun ia bisa memastikan bahwa Barli memiliki riwayat gangguan pencernaan pada lambung.
"Aku belum pasti soal paru-paru atau apa yang dikabarkan media."
"Sejauh ini paling gangguan pencernaan di lambung aja sih," tutur Somet.
Somet mengatakan tak tahu pasti soal berapa lama Barli menderita penyakit tersebut.
Akan tetapi ada kemungkinan bahwa Barli telah merasakan sakit pada badannya.
Ia pun menuturkan bahwa Barli sendiri tak pernah bercerita mengenai penyakitnya itu.
Semenjak pindah ke Bali, baru diketahui bahwa penyakit Barli sudah cukup parah.
Oleh karena itu sebelum meninggal dunia, ia mendapatkan perawatan medis di rumah sakit selama dua minggu.
"Sebenarnya mungkin udah beberapa lama ya, karena Kak Barli itu nggak pernah cerita segala macemnya," ungkap Somet.
"Karena udah pindah ke Bali, jadi dia baru merasakan dan pas sakit udah lumayan cukup parah."
"Jadi makannya dia harus dirawat kurang lebih dua minggu di rumah sakit di Bali," imbuhnya.
Somet menuturkan Barli telah memutuskan untuk pindah ke Bali per tahun 2020 ini.
Ia menerangkan desainer kelahiran Kota Bandung itu menetap di pinggiran Pulau Bali yang jauh dari perkotaan.
Meski meninggal dunia di Bali, pihak keluarga besar sempat ada keinginan untuk memakamkan Barli di Jakarta.
Somet menuturkan, ada kemungkinan pilihan keluarga untuk memakamkan di Bali karena kondisi pandemi Covid-19.
Di mana dalam situasi sekarang ini agak kesulitan untuk mengurus pengiriman jenazah.
"Sebenarnya keinginan dari keluarga besar ingin dimakamkan di Jakarta," terang Somet.
"Tapi mungkin karena kondisi masih Covid-19 jadi untuk pengurusan pengiriman jenazah itu agak susah," tambahnya.
Kemudian Barli sudah dimakamkan di TPU Kampung Muslim Jawa, Denpasar, Bali, Jumat (28/8/2020) pagi.