Tertawa Sambil Menambah Wawasan Tentang Jegog Bersama Nyoman Sutama di Makedekan Ajak Clekontong Mas
Sutama terlihat sangat lihai mengimbangi lawakan Clekontong Mas sehingga suasana sangat hidup dan penuh gelak tawa
Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pada Minggu (30/8/2020), acara “Makedekan Ajak Clekontong Mas” kembali digelar melalui live streaming sosial media Tribun Bali.
Acara ini digagas Tribun Bali dan Yamaha DDS Bali dengan host grup lawak Bali yakni Clekontong Mas.
Dalam acara ini dihadirkan bintang tamu, yakni seorang seniman jegog bernama Nyoman Sutama.
Sutama terlihat sangat lihai mengimbangi lawakan Clekontong Mas sehingga suasana sangat hidup dan penuh gelak tawa.
Berbagai celetukan dikeluarkan dan memunculkan tawa di antara mereka.
Sutama menceritakan bagaimana dirinya mulai menekuni jegog ini sejak tahun 1991 lewat Yayasan Suar Agung.
Saat itu jegog masih mengadopsi karya-karya gong kebyar.
Seiring berjalannya waktu, jegog mulai dikembangkan agar lebih dikenal lebih luas.
“Tetep menjadi musik tradisi, iringan tari, namun ada beberapa kebaruan dan irama-irama baru, tidak merusak tatanan jegog. Bahkan setiap tahun di Jembrana dilakukan festival jegog ini,” kata Sutama yang kini tinggal di Jalan Antasura, Denpasar.
Menurutnya, kini jegog ini sudah ada di Amerika maupun Jepang.
Bahkan dengan musik bambu ini dirinya sudah 20 kali pentas ke Jepang.
Sampai saat ini sudah ada sebanyak 108 sekaa jegog di Jembrana dan ini membuktikan jegog sudah sangat berkembang di sana.
Jegog ini terbuat dari bilah-bilah bambu dalam ukuran besar dengan bambunya menggunakan bambu petung atau bambu santong.
Regenari jegog juga sudah hidup dengan banyaknya sekaa jegog anak-anak yang membuktikan jegog ini sangat dicintai di tanah kelahirannya.
Sejak awal menekuni seni jegog ini, dirinya bersama kelompoknya mengaku sudah menelorkan 30 karya dari alunan jegog baik berupa album seperti Jimbarwana, Suar Agung, Yudistira dan lainnya.
Dirinya juga sangat mengapresiasi acara Makedekan Ajak Clekontong Mas ini, dikarenakan sangat edukatif.
“Saya juga berharap seniman-seniman jegog ini tetep kukuh dan bagaimana pemerintah juga tetap memberikan kontribusi dalam perkembangan jegog ini sendiri,” katanya.
Sementara itu, Perwakilan Yamaha DDS Bali, Yudi Wiradnyana mengatakan tujuan dilaksanakan acara ini yakni untuk melestarikan seni dan budaya Bali tradisional.
“Kami fokus pada hal-hal yang sifatnya tradisional, sebelumnya dapat juga menghadirkan seniman topeng,” katanya.
Selain itu, acara ini juga sekaligus membantu seniman atau mewadahi seniman untuk bisa tampil di saat pandemi Covid-19.
(*)