Sponsored Content

LSM Bali Lestari Sebut Masuk Kantor Disdik Gianyar Lebih ‘Seram’ dari Kantor Bupati Gianyar

LSM Bali Lestari menyoroti situasi Dinas Pendidikan (Disdik) Gianyar, yang penerapan protokol kesehatannya lebih ketat, dibandingkan kantor dinas lain

Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Foto: Ketua LSM Bali Lestari, Gusti Putu Mandra (kanan) dan Gusti Guatama 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – LSM Bali Lestari menyoroti situasi Dinas Pendidikan (Disdik) Gianyar, yang penerapan protokol kesehatannya lebih ketat, dibandingkan kantor dinas lainnya, bahkan termasuk kantor Bupati Gianyar.

Sementara protokol kesehatan di sekolah terkesan diabaikan, sehingga sampai saat ini siswa harus belajar dari rumah via online.

Ketua LSM Bali Lestari, Gusti Putu Mandra, Minggu (30/8/2020) mengatakan, apa yang dilakukan Disdik Gianyar merupakan sebuah ironi.

Sebab di satu sisi, Pemkab Gianyar tengah melakukan rasionalisasi anggaran untuk penanganan Covid-19.

Namun di dinas yang dikepalai, I Wayan Sadra ini terkesan boros, karena harus melalui berbagai prosedur untuk masuk ke sana.

“Kalau mau masuk, selain melalui metal detector, juga harus melalui berbagai prosedur. Kalau ingin berkomunikasi dengan kepala dinas, harus melalui teleconfren. Anehnya, kita menghadap bupati, wakil bupati dan sekda tidak seketat itu. Apakah secara logika ada kantor dinas yang lebih ketat dari kantor bupati. New normal sudah dijalankan, tapi masih seketat, seolah-olah ada pembatasan pada masyarakat yang ingin bertemu pejabat Disdik,” ujarnya.

Di satu sisi, kata dia, Disdik Giannyar terkesan mengabaikan sekolah.

Dia berharap, Disdik Gianyar jangan hanya menyelamatkan diri.

Fasilitas protokol kesehatan harus diterapkan di sekolah, supaya belajar tatap muka bisa dilakukan.

“Jangan sampai Dinas Pendidikan yang menjadi garda terdepan mencerdaskan anak bangsa, dikalahkan oleh para penjudi,” sindirnya.

Anggota lainnya, Gusti Guatama menyarankan, jika Disdik Gianyar memang memiliki banyak anggaran, sebaiknya metal detector dipasang di sekolah-sekolah.

Sementara, untuk mengurai membludaknya siswa dalam suatu sekolah, diharapkan memanfaatkan gedung sekolah swasta yang minim siswa.

“Banyak sekolah swasta yang kehilangan murid. Apa tidak bisa manfaatkan gedung sekolah swasta untuk mengurai siswa di sekolah yang banyak murid, supaya pendidikan tatap muka bisa dilakukan?,” ujarnya.

Ketat Demi Kebaikan Bersama

Kepala Disdik Gianyar, Wayan Sadra mengatakan, apa yang dilakukan pihaknya, hanya menjalankan protokol kesehatan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved