Senjata Nuklir China Disebut akan Saingi AS, Kemampuan Hulu Ledak Diprediksi Berlipat Ganda

laporan tersebut juga menyebutkan tujuan China melipat gandakan jumlah hulu ledak nuklirnya adalah untuk kesetaraan teknologi dengan Amerika Serikat

Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa/Reuters
Ilustrasi Kapal selam Nuklir China 

China telah memperjelas bahwa mereka melihat AS berusaha mempertahankan supremasi militer secara global, dan mengatakan Washington, dengan pangkalan militer di tepi Pasifik barat dan kehadiran angkatan laut yang kuat di seluruh kawasan, adalah sumber ketegangan di Asia.

Laporan itu mencatat bahwa China sudah memiliki angkatan laut terbesar di dunia, dengan 350 kapal dan kapal selam, dibandingkan dengan 293 Angkatan Laut AS.

Pentagon telah menyoroti defisit itu karena China berusaha memperluas armadanya menjadi 355 kapal.

Laporan itu juga menyoroti keunggulan China, yang tidak dibatasi oleh perjanjian senjata yang dimiliki AS dan Rusia, dalam rudal balistik yang diluncurkan dari darat.

Namun, AS memimpin dalam peluncuran rudal balistik kapal selam dan yang diluncurkan dari udara.

Sedangkan informasi terakhir, China masih bekerja untuk melakukan pengembangan.

Laporan tersebut menggambarkan China bertekad untuk memproyeksikan kekuatannya ke Pasifik timur di luar Taiwan, dan untuk menekan AS keluar dari wilayah tersebut.

Laporan itu mengatakan bahwa ketika China berusaha untuk membawa Taiwan, sekutu Washington di bawah kendalinya, Beijing mencari kemampuan untuk memenangkan kemungkinan perang dengan AS atas pulau itu.

China Geram Pesawat Mata-mata Amerika Serikat Masuki Wilayah Militernya

Sebelumnya, China mengungkapkan kegeramannya karena pesawat mata-mata milik Amerika Serikat memasuki wilayah militernya.

Terlebih lagi pesawat mata-mata Amerika Serikat itu terbang saat militer China sedang melakukan latihan perang.

Merasa latihan perangnya terganggu, China pun malayangkan protes.

China menuduh Amerika Serikat melakukan provokasi terang-terangan dengan menerbangkan pesawat mata-mata ke zona larangan terbang di Distrik Militer Utara China.

Menurut juru bicara Kementerian Pertahanan, Selasa (25/8/2020), China telah mengajukan protes keras ke pihak AS setelah pesawat mata-mata U-2 AS terbang ke zona larangan terbang selama latihan militer China digelar.

"Hari ini, sebuah pesawat pengintai AS U-2 memasuki zona larangan terbang di wilayah komando tempur utara Tentara Pembebasan Rakyat China, tempat amunisi hidup ditembakkan," tulis Kemenhan China dalam siaran persnya.

Halaman
123
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved