Corona di Bali
Lampaui 90 Persen, Stafsus Presiden Ari Dwipayana Soroti Ketersediaan Tempat Pasien Covid-19 di Bali
Koordinator Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, Anak Agung Gede Ngurah Ari Dwipayana memberikan perhatian khusus pada ketersediaan tempat tidur
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Koordinator Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, Anak Agung Gede Ngurah Ari Dwipayana memberikan perhatian khusus pada ketersediaan tempat tidur bagi pasien Covid-19 di Provinsi Bali.
Pasalnya, rasio hunian tempat tidur atau Bed of Accupancy Ratio (BOR) telah melewati 90 persen.
Menurut Ari Dwipayana, kondisi ini harus segera dicarikan jalan keluar agar pemerintah Provinsi Bali mampu menangani pasien dengan baik jika tiba-tiba terjadi lonjakan.
"Jangan sampai ketidaksiapan pemerintah, menyebabkan banyak kasus tidak tertangani, yang berimbas pada menurunnya kepercayaan dan image Bali juga Indonesia di mata internasional," kata dia saat bertemu dengan sejumlah organisasi Hindu di Kantor Sekretariat Bersama Lembaga Keagamaan di Gedung Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, Kamis (10/9/2020).
Di samping antisipasi terhadap masalah tersebut, Ari Dwipayana juga menegaskan pentingnya menemukan strategi komunikasi yang tepat yang dapat menjangkau berbagai kalangan masyarakat.
• Ruang Isolasi Pasien Covid-19 di RSUD Wangaya Hanya Tersisa 1 Persen
• Langgar Traffic Light, Mr X Tertabrak Mobil Pikap di Denpasar, Tercium Bau Alkohol
• Kronologi Munculnya Seseorang yang Mengaku Membunuh Yodi Prabowo, Polisi Ungkap Fakta Ini
Ia pun mengutip survei yang dilakukan Litbang Kompas yang memperlihatkan perbedaan pandangan masyarakat terhadap cara pemerintah dalam penanganan Covid-19.
Berdasarkan survei tersebut, masyarakat menengah ke atas lebih peduli pada persoalan kesehatan cenderung lebih mendukung intervensi pemerintah yang lebih tegas.
Sementara masyarakat menengah ke bawah yang lebih peduli pada masalah ekonomi tidak setuju dengan berbagai intervensi pemerintah yang menyebabkan terbatasnya aktivitas mereka, khususnya aktivitas perekonomian.
Maka dari itu, Ari Dwipayana minta organisasi keagamaan aktif menemukan cara komunikasi yang tepat untuk berbagai kelompok masyaarakat sehingga penerapan protokol kesehatan berlangsung lebih efektif.
• Menteri Agama Minta Masyarakat Beribadah di Rumah Karena Kasus Positif Covid-19 yang Meningkat
• Terkait Keluhan Orangtua Siswa, Kadisdik Klungkung Minta Sekolah Tidak Banyak Pungutan
• Relawan yang Disuntik Vaksin Buatan China Terpapar Covid-19, Begini Penjelasan Ahli
Selain itu, Ari mengimbau Satgas Covid-19 Provinsi Bali juga perlu memberikan perhatian khusus terkait dengan Hari raya Galungan dan Kuningan.
Perayaan hari besar keagamaan ini berpotensi meningkatkan kontak, juga aktivitas orang berkumpul.
Terkait hal ini, tokoh-tokoh agama dan masyarakat diharapkan dapat menemukan cara komunikasi yang tepat, misalnya dengan menggunakan pendekatan agama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Selain itu, Ari Dwipayana juga mengingatkan pentingnya upaya-upaya untuk menggerakan kembali perekonomian masyarakat.
Mengingat saat ini, pertumbuhan ekonomi Bali mengalami kontraksi yang cukup dalam atau minus mencapai 10,98 persen dan dalam jika dibandingkan dengan 33 provinsi lain di Indonesia.
• Ade Rai Buka Suara, 3 Hal Ini yang Harus Dihindari Ketika Stres karena Covid-19
• Victoria Azarenka Mengesankan dan Jumpa Serena Williams di Semifinal
Hal ini mengakibatkan dampak serius bagi pekerja freelance atau sektor informal lainnya.
"Berbagai cara untuk mendorong perekonomian lokal bergerak perlu segera dilakukan, setidaknya sampai vaksin Covid-19 ditemukan. Informasi terkait bantuan pemerintah juga perlu digencarkan, sehingga peluang masyarakat untuk mendapatkan bantuan semakin besar," tuturnya. (*)