Fenomena Ekuinoks di Indonesia 22 September 2020, Apa yang Terjadi, Benarkah Sebabkan Suhu Ekstrem?

Pada 22 September 2020 Indonesia akan mengalami fenomena ekuinoks. Apa itu, apa yang akan terjadi?

Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
Ilustrasi cuaca terik. 

Rupanya fenomena ekuinoks bisa menjadi petanda pegantian musim.

Terutama pada belahan bumi utara dan selatan yang beriklim subtropis.

Nah, pada bulan maret ekuinoks menandakan datangnya musim panas.

Sementara pada bulan September menandakan peralihan musim panas ke musim hujan atau pancaroba.

Fenomena Langka Awan Mirip Gelombang Tsunami di Aceh, Ini Penjelasan Dan Peringatan BMKG

Fenomena Langka, Hari Ini Komet Neowise Melintasi Indonesia Usai Matahari Terbenam, Ini 7 Faktanya

Dikutip dari Kompas.com, Emanuel menyebutkan ekuinoks September ini merupakan hari pertama musim gugur (equinox musim gugur) di Belahan Bumi Utara dan hari pertama musim semi (vernal equinox) di Belahan Bumi Selatan.

Dilansir dari BMKG, keberadaan fenomena ekuinoks tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis.

Rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia mencapai 32 - 36 derajat celsius.

Menurut BMKG, secara umum kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung lembab/basah.

Hanya saja memesuki pancaroba masyarakat tetap mengantisipasi kondisi cuaca panas, daya tahan tubuh dan kesehatan.

Biasanya di musim pancaroba beberapa penyakit muncul seperti flu dan batuk.

Apalagi dalam kondisi adanya wabah Covid-19 ini, masyarakat dianjurkan menjaga daya tahan tubuh.

Menerapkan protokol kesehatan ketika beraktivitas di luar ruangan.

Mitos dan Hoaks

Tahun lalu, berbedar adanya fenomena badai ekuinoks menyebabkan suhu ekstrem di dunia.

Serangan panas atau heatstroke menyebabkan seseorang pingsan hingga kegagalan organ dalam.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved