Jangan Asal Pencet Jerawat, Harus Diobati agar Tak Meluas dan Timbul Peradangan

Dokter spesialis kulit dan kelamin atau Dermatovenerologi RSUP Sanglah, dr. Ni Luh Putu Ratih Vibriyanti Karna, Sp.KK, FINSDV menjelaskan jerawat perl

Penulis: Noviana Windri | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Solo
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Noviana Windri Rahmawati

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Jerawat atau acne vulgaris menjadi salah satu permasalahan kulit yang dialami banyak orang.

Jerawat adalah peradangan yang terjadi pada kelenjar minyak yang ada pada kulit.

Yang mana sebaran kelenjar minyak paling banyak ada di wajah, dada, punggung, maupun lengan atas.

Dokter spesialis kulit dan kelamin atau Dermatovenerologi RSUP Sanglah, dr. Ni Luh Putu Ratih Vibriyanti Karna, Sp.KK, FINSDV menjelaskan jerawat perlu diobati agar tidak lebih meluas ke bagian kulit lain.

Selain itu untuk mencegah agar tidak timbul jaringan parut jerawat atau scar acne yang berupa timbulnya lubang-lubang pada kulit dan menghindari tumbuhnya bekas hitam.

Insentif Tenaga Kesehatan di Tabanan Tak Kunjung Cair, Dinkes Sebut 3 Kali Terjadi Perubahan Aturan

MotoGP 2020 Seru dan Sulit Ditebak, Sudah Ada 6 Pemenang Berbeda dari 7 Balapan

Kejari Badung Gelar Rapid Test Massal, Seluruhnya Non Reaktif

"Acne menimbulkan stres bagi orang yang mengalaminya. Beberapa orang hilang kepercayaan diri, rasa putus asa ketika mengalami jerawat. Jerawat boleh diobati sendiri. Karena memang ada beberapa obat yang dijual bebas di apotek," jelasnya dalam youtube PKRS Sanglah yang diakses pada Senin (21/9/2020).

Lalu kapan seseorang harus ke dokter untuk pengobatan jerawat?

Yaitu ketika pengobatan awal tidak memberikan perbaikan atau terjadi jerawat yang bertambah parah dari sebelumnya.

Pertama, dokter akan mengevaluasi kondisi pasien.

Kedua, pengobatan biasanya akan terdiri dari satu obat-abatan yang dioleskan, obat minum bila diperlukan, dan tidakan-tindakan yang disebut chemical peeling.

Terinfeksi Covid-19, Begini Gejala Awal yang Dirasakan Elvy Sukaesih

Mengaku Cinta Kota Denpasar, Pasutri Asal Korea Ini Sumbangkan 1.000 Kg Beras

Ketua Hipmi Bali Sebut Pengusaha di Bali Masih Dalam Posisi Bertahan

"Terlebih dahulu dokter akan menyesuaikan dulu kulitnya kemudian diberikan krim jerawat selama dua minggu, setelah dua minggu baru dilakukan chemical peeling. Chemical peeling ini adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan mengoleskan asam salisilat atau asam vitamin A ke kulit pasien," sambungnya.

Manfaat dari pengolesan asam salisilat atau asam vitami A adalah untuk mengeringkan jerawat dan mengelupas sel-sel kulit mati.

Sementara, untuk memencet jerawat hanya boleh dilakukan oleh tenaga profesional.

Sebab, pemencetan jerawat bisa menimbulkan peradangan yang lebih dalam dan menimbulkan risiko terjadinya jaringan kulit parut yang lebih besar.

Perlu diingat, perbaikan kulit karena jerawat terjadi selama tiga hingga enam bulan perawatan. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved