Sektor Penerbangan Hadapi Masa Sulit, Lion Air Group Harapkan Stimulus dari Pemerintah

"Bisa dibilang, industri penerbangan sudah dalam posisi mati suri saat ini, tidak hanya di Indonesia tapi di dunia.

Editor: Wema Satya Dinata
Corporate Communications Lion Air Group
Lion Air Group Implementasikan Physical Distancing Pada Penumpang Saat Duduk di Dalam Pesawat 

TRIBUN-BALI.COM - Lion Air Group menyatakan pemerintah perlu membantu industri penerbangan yang bisnisnya ikut terpuruk akibat pandemi Covid-19.

Direktur Utama Lion Air Group Edward Sirait mengungkapkan sampai saat ini pihaknya belum menerima insentif yang dijanjikan Pemerintah.

"Bisa dibilang, industri penerbangan sudah dalam posisi mati suri saat ini, tidak hanya di Indonesia tapi di dunia.

Kami butuh satu langkah yang bisa dilihat dan dirasakan agar industri tidak berhenti," ungkap Edward saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (24/9/2020).

Kasus Kematian Pasien Covid-19 di Buleleng Bertambah Satu Orang

Meru Kimura Pilih Terima Tawaran Persik Kediri Saat Dengar Manajemen Bali United Trial Pemain Luar

Komisi IX DPR RI Salurkan Bantuan Hibah Alat Oksigen Konsentrat dan APD untuk 8 Rumah Sakit di Bali

Melihat hal itu, Edward berharap pemerintah bisa memberikan stimulus dalam bentuk pembebasan biaya tanggungan bagi pesawat-pesawat yang tidak dioperasikan atau dikandangkan.

Tak hanya itu, ia juga berharap pemerintah membebaskan biaya tanggungan maskapai dari pengelola bandara milik pemerintah.

"Pemerintah bisa membantu membebaskan tanggungan biaya itu atau beban biaya itu menjadi tanggungan pengelola bandara.

Karena pengelola bandara kebanyakan BUMN, punya pemerintah juga," sambung Edward.

Edward menambahkan, pemerintah juga perlu memberikan subsidi atau keringanan langsung kepada penumpang, misalnya dengan membebaskan biaya PPN dan pajak bandara (airport tax).

Dengan begitu, harga tiket bisa murah dan berimbas menaikkan gairah melakukan perjalanan bagi masyarakat.

Edward berkata, insentif juga bisa berupa pembebasan biaya fasilitas secara fiskal menyangkut perawatan pesawat

Seperti pembebasan biaya masuk spare parts, pembebasan pajak spare parts.

Edward menutup, selama pandemi pihaknya maksimal bisa menerbangkan sekitar 40.000 penumpang.

"Saat kasus melonjak, penumpang makin enggan melakukan perjalanan

Luis Suarez Menangis Saat Pamitan dengan Rekan-rekannya di Barcelona

BREAKING NEWS: Zlatan Ibrahimovic Positif Corona, AC Milan Buka Suara

PM Netanyahu Sebut Israel Menuju Tepi Jurang karena Kasus Covid-19 Melonjak Drastis

Sehingga saat ini okupansi turun di kisaran 25.000 penumpang per hari," tutup dia.(*)

Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved