6 Hal yang Bisa Dilakukan Menghadapi Resesi
Berikut hal-hal yang dapat kamu lakukan untuk menghadapi resesi, apa saja itu?
Ke depan, penghasilanmu hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok, tidak untuk membayar cicilan utang.
4. Hindari Utang Baru
Zaman lagi susah, jangan cari perkara dengan mengambil utang baru.
Apakah itu ke bank, utang ke teman, maupun pinjaman online.
Apalagi utang baru ini digunakan untuk membayar utang lama.
Hindari hal tersebut kalau kamu tidak mau terlilit masalah keuangan.
Lebih baik kamu berhemat untuk membayar cicilan utang lama, ketimbang mengajukan utang baru.
5. Liburan di Rumah Saja
Resesi bukan waktunya jalan-jalan, menghamburkan uang.
Meskipun kamu sudah punya tabungan untuk liburan, lebih baik simpan uangnya untuk kebutuhan yang lebih penting.
Atau untuk berjaga-jaga bila sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan.
Lagipula, bisa jadi kamu akan mengeluarkan bujet lebih besar.
Apalagi buat kamu yang ingin liburan ke luar negeri.
Dolar AS sedang naik, kurs rupiah melemah.
Biaya perjalananmu dijamin bakal membengkak.
Apalagi pandemi Covid-19 belum berakhir.
PSBB masih terus dijalankan.
Jadi, liburan di rumah saja dulu.
Lakukan kegiatan seru dan menyenangkan, seperti memasak makanan favorit, berkebun, main video game, nonton drakor kesukaan, atau beberes rumah.
Nanti jika keadaan sudah normal lagi, atur ulang rencana liburanmu ke luar kota atau ke luar negeri.
Kemudian realisasikan.
6. Investasi atau Mencari Penghasilan Tambahan
Ketika resesi, jangan berdiam diri.
Tambah pundi-pundi uangmu dengan jalan investasi.
Cari produk investasi yang ‘kebal’ resesi, seperti emas batangan, surat utang negara (SUN) bertenor pendek, dan deposito.
Investasi emas sangat pas di kala resesi, karena karakteristiknya mudah dicairkan.
Artinya gampang dijual bila suatu waktu membutuhkan dana segar.
Investasi merupakan cara jitu untuk menyelamatkan, bahkan ‘menggandakan’ uangmu.
Jika tidak punya uang untuk investasi, kamu bisa mencari penghasilan tambahan.
Jual keterampilan dan keahlian di sela-sela waktumu.
Misalnya sepulang bekerja atau di hari libur, menerima jasa fotografi, penulisan, atau pekerjaan sampingan lain yang menghasilkan.
Resesi Bukan untuk Ditakuti
Resesi rasanya sulit untuk dihindarkan, tapi bukan untuk ditakuti.
Memang tidak mudah, tapi kalau kamu mempersiapkan diri untuk menghadapinya, niscaya kondisi keuanganmu akan tetap stabil.
Percayalah bahwa badai Covid-19 dan resesi akan berlalu.
Tips Keuangan Saat Terjadi Resesi Ekonomi
Dikutip dari Kompas.com, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mendukung upaya pemerintah dalam menjaga perekonomian ke depan.
Berikut ini 4 tips yang bisa Anda lakukan menghadapi resesi.
1. Berhemat
Hemat bukan berarti pelit.
Hemat keuangan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang belum tahu pasti kapan berakhir sangat penting untuk menghadapi kondisi perekonomian yang bisa jadi lebih seret dari saat ini.
• Resesi Ekonomi, Apa yang Bisa Dilakukan untuk Menjaga Kondisi Keuangan?
• Khawatir Isu Resesi Ekonomi, Ada Peningkatan Volume Penarikan Tabungan di Koperasi di Klungkung
• Menkeu Sri Mulyani: Indonesia Masuki Resesi Ekonomi September 2020
Oleh sebab itu, beberapa pos keuangan yang tidak penting-penting amat perlu ditunda terlebih dahulu dan fokus pada kebutuhan-kebutuhan pokok.
Memenuhi kebutuhan pokok secara mandiri juga penting, misalnya untuk kebutuhan makan sehari-hari bisa dimasak sendiri.
“Dengan begitu, yang namanya pesan makanan lewat aplikasi online juga wajib dikurangi sedikit demi sedikit biar tidak menguras uang. Kunci penghematan adalah mengendalikan keinginan dan mengutamakan kebutuhan,” jelas Paramita.
2. Persiapkan Dana Darurat
Tak seorang pun tahu apa yang akan terjadi di masa depan.
Ada banyak peristiwa tak terduga di masa depan yang tak seorang pun mampu melihat dan menghindarinya secara pasti, seperti sakit, kecelakaan, PHK, kematian, kebanjiran, dan peristiwa lain yang sifatnya mendadak.
Dihadapkan pada ketidpastian perekonomian karena pergerakan ekonomi nasional yang lesu, menyiapkan dana darurat itu sangat penting.
Dana darurat yang sebaiknya likuid ini penting untuk mengantisipasi pengeluaran yang tak terduga tersebut.
“Rumus ideal dana darurat adalah jumlah pengeluaran bulanan dikalikan jumlah bulan yang diantisipasi yang biasanya minimal 6 bulan,” jelas dia.
3. Membeli Produk Lokal dan UMKM
Salah satu langkah untuk menopang pertumbuhan ekonomi saat resesi adalah membeli produk lokal dan UMKM.
Sektor ini sangat mendasar karena sudah menyentuh level paling bawah dalam perekonomian dan akan berdampak langsung pada masyarakat.
Dengan begitu, meski aktivitas perdagangan dan industri skala besar menurun, tetapi ekonomi di level bawah masih ada pergerakan.
Membeli produk lokal dan UMKM secara tidak langsung menopang keberlanjutan kehidupan masyarakat, sehingga berpotensi menumbuhkan ekonomi nasional.
4. Berinvestasi
Seorang investor sejati selalu siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.
Kondisi resesi yang mendatangkan kecemasan bagi para investor, tetapi di sisi lain bisa mendatangkan peluang besar bagi investor untuk mendulang keuntungan.
Salah satu investasi yang tetap menarik di hadapan kondisi resesi adalah investasi di pasar modal mulai dari reksa dana dan saham.
Diversifikasi investasi di pasar modal bisa dimulai dengan reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap dengan risiko yang tidak terlalu besar.
Adapun khusus saham tentu penting bagi investor dengan lebih memperhatikan saham-saham bluechip.
Sebagai salah satu acuan, investor dapat melirik Indeks IDXQ30 yang baru diluncurkan oleh IDX pada awal Agustus 2020 lalu, dimana konstituen Indeks tersebut adalah 30 saham yang secara historis relatif memiliki profitabilitas tinggi, solvabilitas baik, dan pertumbuhan laba stabil dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Begini Cara Menyelamatkan Keuanganmu Saat Ada Badai Resesi