Corona di Bali

Wayan Sadiada Bagikan Kisah Saat Menjadi Pasien Covid-19, Hilang Rasa Pengecap hingga Penciuman

Wayan Sadiada, pasien Covid-19 asal Kecamatan Bebandem yang sudah dinyatakan sembuh, berbagi cerita selama dirawat di Rumah Sakit

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Istimewa
Foto : I Wayan Sadiada setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19. Dia mengajak masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan yang telah ditentukan. 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Wayan Sadiada, pasien Covid-19 asal Kecamatan Bebandem, Karangasem, Bali, yang sudah dinyatakan sembuh, berbagi cerita selama dirawat di Rumah Sakit.

Mulai dari gejala awal hingga dinyatakan positive Covid-19 oleh petugas medis.

Sadiada sapaannya, harus dirawat hingga beberapa minggu.

Jumat (2/10/2020), Wayan Sadiada mengaku, jika terkena Covid-19 itu menyengsarakan sesuai cerita yang ia tuliskan lewat akun facebooknya.

Hati-Hati, 6 Zodiak Ini Paling Rentan Alami Depresi, Pisces Sering Pakai Perasaan daripada Logika

Arti Mimpi Gigit Atas Copot, Pertanda Dapat Rezeki Besar, Waspada Mimpi Gigi Copot Semua

5 Zodiak Ini Kelihatan Cuek dan Dingin Tapi Diam-diam Simpan Perhatian, Siapa Saja Mereka?

Pengalaman yang ia tulis bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar tidak "Meboye".

Dengan harapan semua masyarakat di Karangasem dan Indonesia secara umum tetap mematuhi protokol kesehatan (Prokes) yang ditentukan pemerintah.

"Saya salah satu pasien terpapar Covid, ada pengalaman yang akan saya bagikan agar para pembaca budiman mengetahui dan tidak MEBOYE, tentunya harapan saya dapat mematuhi PROTOKOL KESEHATAN,"tulis Sadiada, pria yang kini berkerja sebagai pegawai negeri sipil.

Dalam tulisan tersebut, Sadiada menceritakan gejala awal yang diderita sebelum dinyatakan Covid.

Aspek Kesehatan. Awal terpapar dirinya merasakan panas tinggi sampai 39,8 derajat celsius.

Beberapa hari kedepannya mulai hilang rasa penciuman dan rasa pengecap. Hambar tanpa rasa.

Masa perawatan di Rumah Sakit (RS) masih kondisi masa-masa inkubasi, isi otak kacau, dan sakit kepala tak tertahankan.

Tidur tak dapat, karena memori otak keluar, kacau, dan tiba tiba membuat terbangun.

Keringat deras terus mengucur.

Batuk, dan sesak napas berpacu membuat perut tertarik sakit sekali.

"Itulah masa inkubasi dan paru hasil rontgen kelihatan bercak-bercak infeksi yang mengakibatkan sesak dan batuk. Perlu bantuan oksigen yang membuat ujung hidung bagian dalam kering kerontang, susah menelan. Pokoknya sangat tersiksa,"ungkap Sadiada.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved