Demo Penolakan UU Omnibus Law
Aksi Demo UU Omnibus Law Cipta Kerja di Bali Sempat Memanas, Polisi Melepaskan Gas Air Mata
Aksi demonstrasi mahasiswa dan elemen masyarakat yang tergabung dalam komunitas Bali Tidak Diam di kawasan Kantor DPRD Bali sempat memanas
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Aksi demonstrasi mahasiswa dan elemen masyarakat yang tergabung dalam komunitas Bali Tidak Diam di kawasan Kantor DPRD Bali sempat memanas, Kamis (8/10).
Polisi terpaksa melepaskan gas air mata guna meredam aksi sejumlah pengunjuk rasa yang melempari polisi dengan botol plastik dan benda keras lainnya.
Aksi menolak pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja oleh DPR tersebut awalnya direncanakan fokus di kawasan depan kampus Universitas Udayana (Unud) di Jalan Sudirman, Denpasar.
Akan tetapi massa tiba-tiba bergerak ke arah kantor DPRD Provinsi Bali di Renon.
Kendati sempat memanas, situasi cepat dikendalikan aparat keamanan yang bertindak sigap. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
Seperti disaksikan Tribun Bali, massa memulai aksi sekira pukul 14.00 Wita di depan kampus Unud. Selanjutnya mereka long march dari Jalan Sudirman menuju kantor DPRD Bali.
Mereka berjalan kaki sambil bernyanyi dan berteriak "DPR Goblok, DPR Bodoh".
Mereka pun membawa atribut bertuliskan kecaman-kecaman terhadap DPR.
Jalan Raya Puputan Renon macet lantaran massa datang dari arah berlawan sehingga mempersempit akses jalan.
Perwakilan mahasiswa Unud, Komang Aldi mengaku tidak tahu mengapa peserta aksi tiba-tiba menuju ke kantor DPRD Bali di Renon. Padahal, rencana awal mereka cuma aksi di depan kampus Unud, Jalan Sudirman, Denpasar.
"Tadi sebelum mulai itu ada yang teriak bahwa aksi tidak ke kantor DPRD Bali, tapi kenyataannya tiba-tiba massa ke sana, akhirnya banyak yang ikut ke sana. Kami tidak tahu siapa yang memimpin tiba-tiba saja ke sana," kata Komang Aldi saat diwawancara wartawan di depan Kantor DPRD Bali seusai aksi.
Aldi dan kawan-kawan mahasiswa Unud mengakui aksi ke kantor DPRD Bali ini gerakan spontanitas.
"Kami hanyalah mahasiswa yang ingin berpartisipasi, kami tidak tahu siapa yang menggerakkan ini," kata Aldi.
Dalam aksi demo di kawasan kantor DPRD Bali, ada peserta aksi melempari polisi dengan botol plastik sehingga polisi mengeluarkan gas air mata.
Terkait insiden anarkis tersebut, Komang Aldi mengatakan hal itu dapat dimaklumi karena peserta aksi kecewa terhadap para anggota DPR yang dianggap semena-mena.