Demo Penolakan UU Omnibus Law
Aksi Demo UU Omnibus Law Cipta Kerja di Bali Sempat Memanas, Polisi Melepaskan Gas Air Mata
Aksi demonstrasi mahasiswa dan elemen masyarakat yang tergabung dalam komunitas Bali Tidak Diam di kawasan Kantor DPRD Bali sempat memanas
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ady Sucipto
"Bisa dibilang kami ini terprovokasi oleh berita-berita di media. Akibat kemarahan teman-teman, terjadilah hal demikian. Karena memang kenyataannya demikian, bahwa para pejabat kita semena-mena. Kalau dilihat, aksi di Bali masih jauh kondusif ketimbang di luar Bali," katanya.
Dia juga menjelaskan,situasi sempat memanas karena beberapa kali mereka minta bertemu anggota dewan, tapi polisi menghalangi.
Untungnya, Wakapolda Bali Brigjen Pol Drs I Wayan Sunartha datang ke lokasi dan memediasi mahasiswa sehingga suasana kondusif.
Perwakilan mahasiswa akhirnya diizinkan masuk ke kantor DPRD Bali, namun tidak bisa menemui anggota DPRD.
"Kami cuma ketemu sama perwakilan dewan, tapi bukan anggota dewan," kata Komang Aldi.
Ada Penyusup
Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan menduga aksi komunitas Bali Tidak Diam di depan Kantor DPRD Bali disusupi provokator.
"Mereka sendiri mengakui ada penyusup, dan mereka mengakui kedatangan ke kantor DPRD tanpa pemberitahuan terlebih dahulu sehingga tidak ada anggota dewan yang menerima, apalagi sebagian anggota dewan WFH karena pandemi Covid-19," kata Jansen saat diwawancara di halaman kantor DPRD Bali, Kamis (8/10).
Jansen mengatakan, serangan gas air mata kepada peserta aksi karena ada sebagian yang melempari anggota dan mobil polisi dengan botol dan batu.
"Sehingga untuk mengurai massa (poliisi lepaskan gas air mata) agar tidak ada pelemparan lagi. Jadi tadi sebagian ada yang memicu melakukan pelemparan," kata Kapolresta.
Sejumlah mahasiswa yang telah dimintai keterangan di lokasi, kata Jansen, menyesalkan atas aksi pelemparan botol ke aparat kepolisian tersebut.
Terkait insiden pelemparan ke mobil aparat, tim humas Polresta mendokumentasikan sejumlah orang yang dicurigai sebagai provokator.
"Pasti kami tindaklanjuti, baik yang mengaku korlap gadungan, kami sedang dalami. Aksi mahasiswa yang niatnya baik tercoreng oleh sebagian provokator," kata Jansen.
Dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Juru Bicara Aliansi Bali Tidak Diam Abror Torik Tanjilla mengatakan, pihaknya mendapatkan perlakuan represif dari aparat kepolisian.
"Kita masih berkumpul di dalam kampus Universitas Udayana karena di depan kampus kita ada aparat semua," kata Abror kemarin sore. Sejauh ini, Abror mengaku mereka masih dalam keadaan aman.