Penaganan Covid

Jokowi Akan Simulasi Vaksin di Bali, Ini Tahap Penyuntikan yang Direncanakan Pada Desember 2020

Ia mengatakan, pemerintah pusat berencana mulai memberikan vaksin pada bulan Desember 2020 mendatang.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Eviera Paramita Sandi
tribun.travel.com
Ilustrasi vaksin 

Ketiga orang menteri itu ke Inggris dalam rangka negosiasi final pengadaan 100 juta vaksin Covid-19 yang dipesan dari perusahaan AstraZeneca.

AstraZeneca adalah perusahaan Inggris yang menjalin kerja sama dengan pemerintah RI. AstraZeneca, lanjut Airlangga, telah berkomitmen menjual 100 juta vaksin Corona kepada pemerintah Indonesia.

"AstraZeneca ini sudah ada komitmen 100 juta (vaksin), sekarang sedang berangkat Menteri Kesehatan, Menteri Luar Negeri, Menteri BUMN, untuk mempersiapkan 50 juta vaksin yang diorder pertama dan dibayar," kata Airlangga dalam konferensi pers virtual BNPB di Jakarta, Senin (12/10/2020).

Pemerintah sudah menyiapkan uang down payment (DP) 50 persen yaitu 250 juta dolar Amerika atau Rp 36,7 triliun untuk 100 juta vaksin Corona dari perusahaan farmasi itu.

"Kita menyiapkan untuk pengadaan 100 juta (vaksin) dan untuk itu diperlukan down payment sebesar 50 persen atau 250 juta," kata Airlangga.

Dana pengadaan vaksin tersebut menurut Airlangga sudah dianggarkan pemerintah dari sektor PEN.

Dana pengadaan vaksin diberikan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan CEPI melalui skema Covax Andvance Market Commitment (AMC).

Selain itu, kata Airlangga, pemerintah telah mendapat komitmen penerimaan vaksin dari sejumlah perusahaan.

Di antaranya Sinovac Biotech Ltd, Sinopharm dan Cansino.

Vaksin dari tiga perusahaan itu akan diberikan setelah uji klinis fase III rampung.

Pemerintah Indonesia berharap pengadaan vaksin Covid-19 sampai dengan kuartal keempat bisa sebanyak 271,3 juta.

"Tahun ini diharapkan 30 juta vaksin, itu berasal dari salah satu Sinovac, Sinopharm dan AstraZeneca. Sinopharm itu di tahun 2020 sekitar 15 juta. Cansino menjanjikan kita sekitar 100 ribu di akhir Desember dan tahun depan sekitar 15 juta dan AstraZeneca," kata Airlangga.

"Kemudian berikutnya berbasis pada Bio Farma. Pemerintah sudah menurunkan Keppres. Ini diperkirakan untuk 160 juta dan bisa per tahap sampai tahun 2022," lanjutnya.

Airlangga menyebutkan, penanganan laju penyebaran Covid-19 di Indonesia menunjukkan tren positif.

Indikatornya angka kasus terkonfirmasi positif secara nasional pada Senin, 12 Oktober 2020, hanya 19,97 persen. Angka ini membaik dibandingkan beberapa waktu lalu sebesar 22,1 persen.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved