Rumah Mode Asal Prancis Christian Dior Pilih Endek Bali sebagai Koleksi Busana Spring/Summer 2021

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, Putri Suastini Koster mengaku bangga karena salah satu kain tenun tradisional

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Wema Satya Dinata
Dokumentasi Pemprov Bali
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, Putri Suastini Koster menerima Tim Ad Hoc Kerjasama Christian Dior-Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI di rumah jabatan Gubernur Bali, Jayasabha, Rabu (14/10/2020) 

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Rumah mode tersohor yang berpusat di Kota Paris, Prancis, Christian Dior memilih kain endek Bali sebagai salah satu bahan koleksi busana Spring/Summer 2021 mendatang.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, Putri Suastini Koster mengaku bangga karena salah satu kain tenun tradisional di Pulau Dewata dilirik oleh rumah mode yang sudah mendunia.

Putri Koster bahkan menyebutkan, bahwa kabar yang diterimanya akhir September lalu itu seperti sebuah mimpi.

“Di tengah pandemi, tiba-tiba kita dikejutkan kabar menggembirakan. Pastinya sangat bangga ya,” kata Putri Koster saat menerima Tim Ad Hoc Kerjasama Christian Dior-Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI di rumah jabatan Gubernur Bali, Jayasabha, Rabu (14/10/2020).

Baca juga: Soal Izin Keramaian sebagai Syarat Kelanjutan Liga I, Ini Saran Gelandang Bali United Sidik Saimima

Baca juga: 881 Penyelenggara Pilkada di Tabanan Ikut Jaminan Kecelakaan Kerja dan Kematian dari BPJamsostek

Baca juga: Akan Dinikahi Indra Priawan, Nikita Willy Gelar Pengajian, Semua Tamu Undangan Wajib Rapid Test

Namun di tengah rasa bangga itu, Putri Koster menyisakan kekhawatiran kalau endek akan bernasib sama dengan tenun rangrang.

Pada suatu masa tenun khas Nusa Penida itu sempat booming dan motifnya ditiru dan diproduksi secara massal.

“Orang luar ikut memproduksi motif rangrang hingga pada titik tertentu kehilangan selera pasar. Saya tak ingin hal tersebut terjadi pada kain endek,” imbuhnya didampingi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali, I Wayan Jarta; dan Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Bali, I Wayan Mardiana.

Oleh sebab itu, Putri Koster mengajak semua pihak menjadikan pengalaman tersebut sebagai sebuah pelajaran.

Dirinya mengimbau agar seluruh pihak jangan sampai dibutakan oleh rasa bangga lalu abai terhadap kewajiban untuk menjaga dan melestarikan kain endek Bali.

Pentingkan Pelestarian

Dalam konteks perlindungan dan pelestarian kain endek, ia pun menyebut sejumlah syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh rumah mode Christian Dior dalam pemenuhan kebutuhan bahan endek untuk koleksi busananya tahun 2021 mendatang.

Christian Dior diwajibkan oleh Putri Koster agar menggunakan kain endek yang benar-benar diproduksi oleh perajin Bali.

Syarat lainnya, pihak Christian Dior juga harus memahami bahwa endek bukanlah tenun yang bisa diproduksi secara massal dengan motif dan warna yang seragam.

“Kain kita ini punya keterbatasan dalam produksi, selain itu dalam teknik pewarnaan sangat dipengaruhi oleh sinar. Jadi, celupan pertama dan berikutnya pasti akan ada perbedaan,” kata Putri Koster yang juga sebagai Ketua Tim Penggerak Pembina Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Bali itu.

Wanita yang mahir membaca puisi ini menilai, keterbatasan dalam produksi justru menjadi keunggulan dari kain endek karena sifatnya yang limited edition.

Baca juga: Bupati Eka Serahkan Bantuan Sembako dan Masker Bagi Masyarakat Terdampak Bencana

Baca juga: Viral di TikTok Mahasiswi Diputusin Pacar karena Ikut Demo UU Cipta Kerja, WhatsApp-nya Diblock

Baca juga: Bolivia Vs Argentina Sempat Rusuh, Lionel Messi Terlibat, Argentina Menang dan Puncaki Klasemen

Syarat lain yang ditawarkan dalam kerjasama ini yakni mengenai keterlibatan eksportir putra daerah Bali.

Putri Koster menyebut, sejumlah syarat yang diutarakannya itu murni sebagai upaya dalam menjaga kelestarian tenun tradisional Bali.

Dalam kesempatan itu, pendamping orang nomor satu di Bali ini juga menyinggung upaya melindungi kain tenun tradisional Bali agar tak mudah diklaim oleh pihak luar.

Ia mengharapkan arahan dari pemerintah pusat agar kerja sama ini dapat terlaksana dan memberi manfaat positif bagi kemajuan UMKM dan kesejahteraan masyarakat Bali.

Tak hanya itu, Putri Koster juga minta arahan terkait langkah perlindungan mengenai keberadaan kain endek Bali.

Sementara itu, pimpinan rombongan Tim Ad Hoc Kemenlu RI, Dyah Lestari Asmarani menyampaikan bahwa timnya mendapat penugasan khusus untuk menindaklanjuti rencana penggunaan bahan endek untuk koleksi busana Christian Dior pada 2021 mendatang.

Perempuan yang menduduki jabatan sebagai Ketua Sekretariat Tim Pecepatan Pemulihan Ekonomi (TPPE) Kemenlu ini sependapat untuk mengedepankan upaya pelestarian kain endek.

“Pada prinsipnya kami akan memastikan dan mengawal agar kerja sama ini berjalan dengan baik dan sama-sama menguntungkan,” katanya.

Untuk itu, pihaknya sangat berharap masukan dari jajaran Pemprov dan Dekranasda Bali terkait syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Christian Dior.

Terkait upaya perlindungan terhadap kain endek, anggota Tim Ad Hoc Kemenlu, Erik Mangajaya menyarankan agar Pemprov Bali menerapkan Sistem Ekspresi Budaya Tradisional.

Menurutnya, sistem perlindungan ini akan mendorong dan memperkuat promosi serta pengembangan ekonomi kreatif termasuk UMKM di Bali.

Guna mencegah tindakan penyalahgunaan terhadap kain endek, dirinya menyarankan agar Pemprov Bali menempuh dua langkah.

Pertama, menetapkan peraturan daerah (Perda) mengenai seni budaya tradisional kain endek Bali.

Kemudian yang kedua, mendaftarkan kain endek Bali pada Database Kekayaan Intelektual Komunal Kemenkumham RI atau Sistem Pengelolaan Data Pokok Kebudayaan Kemendikbud.

Kepala Disperindag Provinsi Bali, I Wayan Jarta menuturkan, bahwa pihaknya secara intensif telah melakukan komunikasi dengan pihak Christian Dior dan juga jajaran Kemenlu RI.

Dari hasil koordinasi, diperoleh informasi bahwa pemilihan kain endek yang diperagakan pada pembukaan Paris Fashion Week di Jardin de Tuileries, Paris, Prancis pada Selasa (29/9/2020) diperoleh dari hasil pencarian di internet.

Pihaknya di Disperindag Provinsi Bali telah menghubungi produsen pemasok kain endek yang diperagakan pada ajang tersebut.

“Kami sempat hubungi dan ketika kami sampaikan bahwa syaratnya harus perajin lokal Bali, mereka angkat tangan,” tutur mantan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali itu.

Jarta menegaskan, bahwa Disperindag Bali akan mengawal kerja sama ini untuk menjamin pasokan bahan kain endek Bali benar-benar berasal dari Pulau Dewata.

Pihaknya juga berharap bisa bertemu langsung dengan tim dari rumah mode Christian Dior untuk membicarakan kerja sama tersebut. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved