Corona di Indonesia
Satgas Beri Tanggapan atas Kritikan Soal Efektivitas Vaksin Corona yang Didatangkan dari Luar Negeri
Menurut Wiku, sejauh ini belum ada laporan terkait efek samping yang diterima oleh relawan uji klinis vaksin.
TRIBUN-BALI.COM - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menanggapi kritikan terkait efektivitas vaksin Covid-19 yang dibeli pemerintah dari luar negeri.
Menurut Wiku, sejauh ini belum ada laporan terkait efek samping yang diterima oleh relawan uji klinis vaksin.
"Sejauh ini belum ada laporan terkait efek samping yang diterima oleh relawan uji klinis vaksin," ujar Wiku saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (14/10/2020).
"Apabila terjadi kahar (force majeure) selama pengembangan vaksin itu, maka kerja sama yang dilakukan dapat dihentikan yang menyesuaikan dengan perjanjian kontrak yang tertera," ucapnya.
Baca juga: Pemain Persib Dedi Kusnandar Melihat Sisi Positif Terkait Penundaan Liga I Indonesia
Baca juga: Liga I Belum Kantongi Izin Keramaian, Ini Harapan Bek Kiri Bali United Michael Orah
Baca juga: Cerita Pura Geger, Tempat Melukat dan Metamba untuk Memohon Kesembuhan Hingga Keturunan
Hal tersebut, kata Wiku, telah tertera dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2020.
Wiku juga menegaskan, pemerintah telah berkonsultasi dengan para pakar terkait keputusan pembelian vaksin dari tiga perusahaan di luar negeri.
"Dengan tujuan segera memenuhi kebutuhan penanganan Covid-19 jangka pendek," tuturnya.
"Di satu sisi kita tetap mengutamakan kemandirian dengan berupaya mengembangkan vaksin sendiri dengan melibatkan langsung ahli dalam produksinya," tambah Wiku.
Sebelumnya, ahli epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengingatkan efektivitas dan keamanan vaksin yang sedang diupayakan pengadaannya oleh pemerintah dari tiga produsen asal luar negeri.
Menurut Pandu, tiga produsen yang menjalin produsen dengan pemerintah baru memproduksi bakal vaksin Covid-19.
"Mengapa kita harus membeli produk yang belum jadi? Itu masih kandidat. Saya tekankan, yang dari tiga produsen itu masih dalam tahap evaluasi klinis," ujar Pandu ketika dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (14/10/2020).
"Yang perlu diingat, itu sedang diuji tahap ketiga, dan yang bisa lolos (uji klinis) cuma sedikit," lanjutnya.
Pandu menjelaskan, secara klinis, setelah diuji coba tahap ketiga dan ada hasilnya, para ahli akan memberikan ulasan atas hasil itu.
Dalam ulasan itulah akan ada rekomendasi atau keputusan apakah vaksin yang telah diuji coba itu akurat atau tidak jika dipergunakan untuk masyarakat.
Baca juga: Temui Korban Investasi Bodong SGB, Komisi VI DPR RI Minta Penyelesaian Dipercepat
Baca juga: Staf Dinsos Buleleng Meninggal Dunia, Berawal dari Gejala Flu
Baca juga: Ramalan Zodiak Kesehatan 15 Oktober 2020: Virgo Diet Seimbang, Pisces Jangan Sampai Masuk Angin
"Jadi (vaksin dari tiga produsen) ini sedang diuji ya. Belum bisa berubah menjadi vaksin terpercaya," kata Pandu.
Pandu mengingatkan soal perkembangan uji klinis vaksin Covid-19 dari sejumlah perusahaan farmasi dunia.
Salah satunya, Johnson & Johnson yang menghentikan uji klinis.
Merujuk pada pertimbangan di atas dan situasi terkini, Pandu mengingatkan tentang efektivitas vaksin yang dibeli dari tiga produsen.
Dia pun menyarankan masyarakat agar kritis dalam menerima informasi yang disampaikan pemerintah.
"Itu belum tentu aman dan efektif. Apakah kita tak rugi kalau vaksin itu tidak ada efeknya sama sekali? Apakah masyarakat mau disuntik dengan vaksin itu," kata Pandu.
Kehadiran vaksin untuk penanganan Covid-19 di Indonesia dijadwalkan segera terealisasi.
Pemerintah telah memastikan finalisasi pembelian vaksin dari tiga perusahaan produsen vaksin Covid-19 luar negeri.
Dilansir dalam siaran pers di laman Kemenkomarives pada Senin (12/10/2020), ketiga produsen itu yakni Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac.
Ketiga perusahaan itu telah sepakat menyediakan vaksin untuk Indonesia pada November mendatang.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Satgas Jawab Kritikan soal Efektivitas Vaksin Covid-19 yang Dibeli Pemerintah",