Kisah Srikandi Indonesia Didapuk Jadi Komandan Pasukan PBB, Letkol Revilla Ungkap Suka Duka di Sudan

Adalah Letnan Kolonel (Sus.) Revilla Oulina Piliang, Srikandi Indonesia yang menorehkan prestasi cemerlang sebagai komandan atau Chief Pasukan

Editor: Ady Sucipto
twitter@DrSukamta
Letnan Kolonel Villa Oulina Piliang yang tergabung dalam misi pasukan penjaga perdamaian PBB (Unamid) di Sudan. 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA -- Sosok perempuan asal Indonesia yang satu ini patut diacungi jempol, kiprahnya dalam misi perdamaian dunia yang tergabung dalam pasukan perdamaian PPB mengharumkan nama bangsa. 

Adalah Letnan Kolonel (Sus.) Revilla Oulina Piliang, Srikandi Indonesia yang menorehkan prestasi cemerlang sebagai komandan atau Chief Pasukan Perserikatan Bangsa-bangsa. 

Revilla didapuk oleh tim dari United nation African Union Mission (Unamid) sebagai Chief U9 Civil Military Co-operation (Cimic).

Kisah itu terungkap dalam kunjungan Revilla ke markas Tribun Network, di Palmerah, Jakarta, Jumat (10/23/2020).

Baca juga: Isu Belanja Alutsista & Hasil Kunjungan Prabowo ke Prancis Sepakati Penguatan Alutsista TNI'

Baca juga: Menhan RI Mengincar Senjata, Ini Hasil Pertemuan Antara Prabowo dan Menhan Prancis Soal Alutsista

Baca juga: Prabowo ke Amerika, Berikut Ini Hasil Kesepakatan Antara RI dan AS

Mengenakan seragam Tentara Nasional Indonesia (TNI), baret biru dengan lambang PBB di kiri.

Villa sapaan akrabnya berbagi cerita bagaimana dirinya bisa mengemban tugas di Sudan, Afrika Utara, untuk perdamaian dunia.

Awalnya, menurut Villa, ia menjalani serangkaian tes di Mabes TNI. '

Seperti tes kesehatan umum, kesehatan jiwa, komputer, tes mata, setir mobil, dan bahasa.

Villa lulus dan menjadi salah satu yang terpilih mewakili Indonesia bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian Unamid di Darfur, Sudan, tepatnya di Kota Elfasher.

"Sampai di Sudan itu kita dites lagi. Kalau tidak lulus dikembalikan ke negaranya," ujar Villa kepada Tribun Network.

Setelah melalui serangkaian tes, Villa pun diberi tugas sebagai Chief U9 Cimic.

Yakni bertugas untuk bertatap muka langsung dengan masyarakat di Sudan.

Terdapat sembilan Chief dengan berbagai tugasnya. Villa menjadi satu-satunya perempuan yang terpilih menjadi Chief mewakili Indonesia.

"Di Sudan kan' ada sembilan Chief. Chief U1 tentang personel, Chief U2 operation, Chief U3 Inteligent, Chief U4 itu logistic, Chief U5 Planning, Chief U6 Communication, Chief U7 Training, Chief U8 Engineer, Chief U9 Cimic (Civil Military Co-operation), yang ada hubungannya dengan masyarakat. Yang bisa terjun langsung untuk menemui masyarakat," tutur Villa.

"Di sana juga dikasih tahu kalau baru pertama kali perempuan menjadi Chief. Di daerah lain, Kongo, Lebanon saya tanya ada tidak Chief perempuan? Ternyata tidak ada juga," sambungnya.

Selama bertugas di Sudan, lanjut Villa, ia disarankan untuk membawa senjata lengkap. Karena untuk menghindari bahaya atau jika terjadi konflik senjata.

Terdapat prosedur yang harus diterapkan, seperti mengenakan rompi anti peluru, helm, dan pengawalan bersenjata lengkap.

"Saya diharuskan pakai rompi anti peluru, pakai helm. Rompinya lumayan berat 8 kilogram. Kalau itu tidak kita ikuti, seandainya kita di Hijack (dibajak) ditanya sama UN apakah mengikuti prosedur? Misal pakai body vest atau tidak, pakai helm atau tidak? Jadi standarnya seperti itu," tutur Villa.

Bisa bertugas ke Sudan, bagi Villa adalah pengalaman yang sangat berharga. Bisa bertemu dengan masyarakat dan bertatap muka langsung.

Melihat bagaimana kondisi masyarakat terdampak perang di sana.

"Melihat bagaimana kehidupan mereka. Melihat hunian mereka atapnya dari rumbia, saya pernah masuk ke dalam. Kita masuk itu nunduk, tapi di tengahnya bisa berdiri. Tidak ada alas, dan lantainya pasir. Jadi kalau cuci piring, kata mereka itu, "Buang saja langsung di situ, nanti menyerap,". Di sana saya lihat tidak ada sumber air. Makanya dari UN suplai air bersih untuk dibagikan ke masyarakat," tutur Villa.

Villa merupakan wanita kelahiran Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman 46 tahun lalu, mengenyam pendidikan tinggi di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris yang lulus pada 1990.

Dia kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Perwira Karier PAPK V dan lulus pada 1998.

Kariernya sebagai prajurit kemudian dimulai melalui Pendidikan Seskoau pada 2015 di Lembang Bandung.

Kemudian, ibu dua anak ini melanjutkan dinasnya di Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara (SEKKAU) Halim Perdana Kusuma Jakarta sejak tahun 2018, sampai sekarang.

Villa sendiri mulai ditugaskan di Sudan, Afrika Utara, sejak Juni 2017, diawali dari Kota Elfasher.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Letkol Villa Perempuan Pertama Dunia Jadi Komandan PBB Bertamu di Sudan

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved