5 Sumber dan Resep Jamu untuk Pandemi Covid-19, Berikut Ini Penjelasan Dosen UNHI Bali
Dari persepektif Usada Bali, loloh atau jamu merupakan semua bentuk bahan tamba atau obat tradisional yang telah didoakan, sebelum digunakan
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Kambali
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Dosen Prodi Ayurweda UNHI, Bali, I.B. Suatama menjelaskan pengobatan tradisional dalam Usada Bali juga tak kalah jika dibandingkan dengan pengobatan medis berbahan kimia.
Apalagi budaya leluhur turun-temurun, telah mengenal pengobatan alami sejak dahulu kala.
“Dari persepektif Usada Bali, loloh atau jamu merupakan semua bentuk bahan tamba atau obat tradisional yang telah didoakan, sebelum digunakan,” jelasnya kepada Tribun Bali, Jumat (23/10/2020).
Baca juga: WIKI BALI - Usada, Pengobatan Tradisional Bali, Ada Hubungannya Dengan Husada?
Pengertian lebih khusus, kata dia, jamu adalah ramuan tradisional dalam bentuk cair yang diminum.
“Jamu artinya jampi Usada, jampi berarti doa-doa, Usada adalah pengobatan dan penyehatan tradisional Indonesia termasuk di Bali,” sebutnya.
Sumber jamu ada 5, di antaranya taru pramana atau loloh yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (herbal).
Sato pramana, loloh yang berasal dari hewan seperti madu, susu, dan telur.
Mustika pramana, adalah loloh yang berasal dari air rendaman permata.
Ada pula, bhaskara pramana atau loloh yang dipanaskan melalui sinar matahari atau yeh majemuh.
Dan terakhir, tirta pramana atau loloh yang berasal ari air laut, mata air, dan pancoran.
Baca juga: Kajari Jaksel Sajikan Makanan Brigjen Prasetijo dan Irjen Napoleon, Kejagung Sebut Bukan Jamuan
“Manfaat jamu atau loloh juga banyak. Satu di antaranya sebagai minuman penyambutan (welcome drink) di rumah, saat pertemuan atau di hotel dan bandara,” katanya.
Sebagai bahan utama penyehat atau pengobatan, untuk meningkatkan imunitas dan derajat kesehatan tubuh.
Bisa pula sebagai produk home industri, yang dipakai dagangan atau kuliner.
Serta sebagai suvenir dengan kemasan higienis.
“Cara olah jamu, bisa direbus atau digodok, diremas, ditumbuk atau digerus, disekeb/fermentasi, disuling/diuapkan/kondensasi. Serta diramu dicampur dan diracik,” jelasnya.
Baca juga: Berasal Dari Weda, Usada Bali Pengobatan Tradisional Rakyat Bali Sejak Dahulu
Ia menjelaskan, resep jamu dalam menghadapi pandemi Covid-19 adalah belimbing wuluh yang menghilangkan sakit, anti radang, peluruh kencing dan astringen.
“Efek parmakologis belimbing wuluh adalah rasa asam dan sejuk,” sebutnya.
Untuk batuk pada anak, cara pengolahannya adalah bunga belimbing wuluh dan gula secukupnya.
Serta air satu cangkir ditim selama beberapa jam, lalu disaring dan diminum 2 kali sehari pagi dan malam.
Baca juga: Suka Tantra Sejak Kecil, Ketut Arsana Pilih Jadi Guru Yoga hingga Obati Artis Internasional
Sebanyak satu sendok teh sewaktu perut kosong.
Kemudian untuk batuk rejan, 10 buah belimbing wuluh ditumbuk, diremas dengan seperempat genggam daun papah iduh.
Satu jari rimpang kencur direbus, diisi madu 1 sendok makan, dan diminum setengah gelas, pagi, siang, dan malam.
Ada pula bangle, dengan efek parmakologis rasa yang agak pahir dan pedas. Ini sebagai penurun panas, anti viretik, dan peluruh dahak.
Untuk demam masuk angin atau demam berkepanjangan, bangle segar 15 gram diparut dengan setengah cangkir air panas.
Dan dua sendok makan madu. Aduk merata lalu diperas dan disaring, ini diminukm dua kali sehari.
Brotowali atau kantawali, memiliki efek parmakologis rasa pahit dan sejuk.
Bersifat menghilangkan rasa sakit, dan antiviretik atau penurun panas.
Baca juga: Suka Tantra Sejak Kecil, Ketut Arsana Pilih Jadi Guru Yoga hingga Obati Artis Internasional
Untuk demam kuning, pakai satu jari batang brotowali direbus dan diminum setengah gelas, ditambah madu 1 sendok makan, pagi, siang, dan malam.
Tak kalah menarik, ada pula cabai Jawa.
Efek parmakologisnya, adalah rasa pedas dan panas yang menghilangkan dingin dan sakit.
“Jika lemah, bisa dengan ramuan cabe Jawa 6 butir, rimpang alang-alang, lempuyang direbus atau digodog dengan 4 gelas air menjadi 2 gelas. Setelah dingin lalu disaring dan diminum 3 kali dua perempat gelas," jelasnya.
"Cermai, dengan efek parmakologis anti radang dan mencegah mual. Jika sesak, gunakan satu genggam buah dan akarnya digiling, digodok, lalu didinginkan sekaligus minum dengan ampasnya setengah gelas pagi, siang,dan malam. “Ditambahkan madu satu sendok makan,” imbuhnya.
Baca juga: Suka Tantra Sejak Kecil, Ketut Arsana Pilih Jadi Guru Yoga hingga Obati Artis Internasional
Uniknya, ada arak yang bisa diminum 1 sloki pagi dan malam.
Kemudian perasan air jeruk Kintamani 1 gelas diminum pagi, siang, dan malam sehabis makan.
Madu satu sendok makan dengan air hangat setengah gelas, sedikit jeruk nipis yang diminum pagi, siang, dan malam.
“Salah satu resep ini bisa digunakan untuk meningkatkan imunitas dan derajat kesehatan tubuh,” katanya. Walau demikian, ada pula efek samping jamu pada kasus tertentu seperti mual, dan gatal-gatal. Maka harus dipelajari dan dipahami sebelumnya untuk kebutuhan masing-masing tubuh. (*)