Bade Roboh Timpa Rumah Warga
Bade Roboh di Gianyar, Begini Sosok Almarhum Semasa Hidup, Profesional dan Terpandang
Begini pengakuan pegawai Pengadilan Negeri Gianyar yang mengenal sosok jenazah pada bade roboh dalam upacara Pitra Yadnya di Desa Keliki Kangin
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM - Sosok jenazah pada bade roboh di Gianyar, Bali, terkenal profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai pengacara.
Begini pengakuan pegawai Pengadilan Negeri Gianyar yang mengenal sosok jenazah pada bade roboh dalam upacara Pitra Yadnya di Desa Keliki Kangin, Gianyar, Bali.
Jenazah pada bade roboh dalam upacara Pitra Yadnya di Desa Keliki Kangin, Kecamatan Tegalalang, Gianyar, Bali, Minggu (25/10/2020), merupakan tokoh masyarakat.
Ia, Ngakan Padma, selain pernah menjabat sebagai Perbekel Keliki dua periode, ia juga merupakan advokat atau pengacara terpandang.
Humas Pengadilan Negeri Gianyar, Wawan Edi Prastiyo, yang juga pengacara di PN Gianyar, Minggu (25/10/2020), mengatakan, ia sudah mengenal almarhum cukup lama.
"Almarhum Pak Ngakan Padma itu setahu saya pengacara senior di Gianyar. Sebagai pengacara senior, ia punya nama di Gianyar. Namun, sekitar tahun-tahun terakhir ia sudah tidak aktif lagi beracara di Pengadilan Negeri Gianyar, mungkin karena faktor usia lebih memilih banyak aktivitas bersama keluarga dan adat," ujar Wawan.
Wawan juga menilai mendiang merupakan pengacara profesional.
"Almarhum sebagai advokat sangat profesional, di dalam beracara sangat fokus pada persoalan dan menjunjung tinggi etika profesi. Kalah sekali pun perkaranya, tetap menjaga profesionalisme. Semoga beliau amor ring acintya," tandasnya.
Permintaan Khusus dari Keluarga
Panitia Plebon Desa Adat Keliki Kangin, Tegalalang, Ngakan Pramono menilai robohnya bade tersebut terjadi karena berbagai hal.
Satu di antaranya, pihaknya selaku pihak panitia sekaligus keluarga almarhum, meminta supaya undagi membuat bade seringan mungkin.
Diduga karena material ringan ini, sehingga material tidak kuat menahan tekanan angin.
"Undaginya sudah berpengalaman, dan baru kali ini terjadi hal seperti ini. Mungkin karena permintaan kami agar dibuatkan bade seringan mungkin, sehingga tak kuat lalu roboh," tandasnya.
Baca juga: Bade Setinggi 20 Meter Roboh di Gianyar, Keluarga Akui ada Permintaan Khusus
Baca juga: Jenazah yang Akan Diupacarai Dalam Peristiwa Bade Tumbang, Almarhum Dikenal Pengacara Profesional
Permintaan bade yang ringan ini, kata dia, tak terlepas dalam memenuhi protokol kesehatan.
Dimana sebelum menggelar plebon, pihaknya telah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Gianyar, termasuk pihak kepolisian.