Menjadi Solusi Urban Farming, TMMD Kodim Badung Diharapkan Dapat Pacu Semangat Petani Garap Lahannya
"Ada beberapa catatan menarik yang kita dapatkan dari pelaksanaan TMMD yang berada di wilayah perkotaan, bahkan dapat kita sebut di wilayah urban
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Wema Satya Dinata
Lanjut Dandim, Wilayah Desa Kesiman Kertalangu dari dulu memang bisa dikatakan sebagai basis pertanian dengan hamparan sawah datar yang asri yang ada di wilayah Kota Denpasar.
"Mereka mampu bertahan di tengah himpitan modernisasi yang tidak bisa dipungkiri lahan yang luasnya hektaran telah banyak juga beralih fungsi lahan entah sebagai pemukiman atau yang lainnya," ucap dia.
Masih banyaknya petani warga setempat yang mau dan mampu bertahan dengan kehidupan pertaniannya maka pelaksanaan TMMD menjadi suatu jawaban panjang dari apa yang telah mereka niatkan dan inginkan sejak lama.
"TMMD Ke 109 ini adalah solusi perbaikan terhadap penataan kehidupan pertanian yang memang masih gigih untuk dipertahankan," katanya.
Dijelaskan Dandim, petani membutuhkan akses infrastruktur berupa jalan usaha tani (JUT), pembuatan senderan sungai dan juga jembatan penghubung yang akan digunakan mempermudah mobilitas para petani baik dalam rangka pengolahan maupun di saat pengangkutan hasil pertanian.
"Bayangkan dengan kondisi jalan lama yang tidak lebih dari satu meter dan berupa jalan setapak tentu tidak memberikan akses yang memadai dalam berbagai aspek termasuk aspek ekonomisnya," tuturnya.
"Sekarang semua terwujud, perbaikan akses jalan, pembuatan 2 unit jembatan penghubung, rabat beton dan kanan kiri sudah dilakukan pembuatan senderan maka di samping memudahkan akses petani juga telah menjadikan kawasan pertanian ini lebih baik dan tertata," imbuh Dandim.
Kondisi ini tentu membuat masyarakat setempat utamanya para petani terlihat senang dan bangga terhadap apa yang sudah diwujudkan oleh Pemerintah Kota Denpasar bersama Satuan Tugas TMMD Ke 109 Kodim 1611/Badung.
Melalui proses bottom-up, diawali usulan dari masyarakat Desa Kesiman Kertalangu, kemudian dibahas di tingkat pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Kota Denpasar dengan melibatkan TNI Kodim 1611/Badung akhirnya bisa disepakati dan terlaksanalah TMMD Ke-109 tersebut anggaran senilai Rp 1,25 Milyar dialokasikan dari dana APBD Kota Denpasar untuk mendukung pembiayaannya.
Ia mengungkapkan, salah satu alasan pelaksanaan TMMD di Desa Kesiman Kertalangu diantaranya untuk meningkatkan potensk Desa Kesiman Kertalangu sebagai Desa Wisata dan Desa Budaya yang semakin dikenal masyarakat luas.
"Percepatan akselerasi pembangunan desa tersebut menggerakkan potensi sosial ekonomi yang ada di Desa Kesiman Kertalangu. Memudahkan akses petani ke lahan persawahan karena lahan persawahan adalah lahan milik pribadi dan sekaligus mencegah terjadinya konflik antar pemilik lahan yang dilalui petani dengan para petani. Termasuk juga dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan desa melalui pembangunan infrastrukturnya," paparnya.
Kolonel Infanteri I Made Alit Yudana menjelaskan, semuanya berbuah dari proses dimana program TMMD ini diusulkan mayarakat kepada Pemerintah Kota Denpasar kemudian disetujui dan pelaksanaan di lapangan melibatkan kita Satgas TMMD Kodim 1611/Badung untuk dikerjakan bersama-sama masyarakat.
Melihat sasaran fisik yang dikerjakan tentu tidak selesai dengan pelaksanaan selama 30 hari dari tanggal 22 September 2020 sampai dengan 21 Oktober 2020, maka diawali dengan pelaksanaan Pra TMMD selama sebulan dari Bulan Agustus sampai September 2020, yakni seminggu menjelang waktu pelaksanan pembukaannya.
Dandim bersyukur dan berterima kasih atas keterlibatan semua pihak mulai dari Pemerintah Kota Denpasar, Satgas TMMD, Masyarakat Desa Kesiman Kertalangu beserta berbagai tokoh masyarakatnya yang telah saling mendukung bahu-membahu untuk mensukseskan TMMD kali ini mesik di tengah pandemi covid-19.
"Semua dapat terlewatkan dengan baik di tengah kondisi kita dihadapkan pandemi global Covid-19 yang setidaknya menjadi bayang-bayang yang sedikit membuat banyak pihak merasa takut karena jangan sampai TMMD menjadi kluster penyebaran. Tetapi kita patut bersyukur bahwa penerapan protokol kesehatan secara ketat dan bertanggung jawab di lapangan telah menjadi solusi jitu dari keraguan awal yang ada," ungkap dia.