TNI/Polri Tembak Seorang Anggota KKB Papua Hingga Tewas Setelah Baku Tembak di Intan Jaya
Awi menyebut, kelompok pimpinan Sabinus tersebut pernah melakukan penyerangan terhadap anggota Brimob di tahun 2015.
Target yang dibebankan kepada mereka adalah mengungkap pelaku penembakan yang menewaskan Pendeta Yeremia, seorang warga sipil, dan dua tentara.
Mafhud berkata, proses pidana terhadap para pelaku nantinya akan berlangsung di kepolisian.
Selain Benny Mamoto dan perwakilan PGI, tim pencari fakta ini antara lain diisi oleh rektor Universitas Cenderawasih Apolo Safanpo, mantan hakim Mahkamah Konstitusi I Dewa Gede Palguna, dan mantan pejabat tinggi Papua, Constan Karma.
Perwakilan Badan Intelijen Negara, Kejaksaan Agung, Lembaga Perlindungan Saksi, dan Korban, serta TNI juga ditempatkan di tim ini.
Sebelumnya Intan Jaya diklaim KKB sebagai lokasi perang terbuka melawan TNI/Polri.
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menduga ada unsur faktor geografis yang melatarbelakangi.
KKB memilih Intan Jaya sebagai lokasi lantaran seluruh kawasan diapit oleh pegunungan.
"Mereka pilih Intan Jaya karena arealnya cukup sulit untuk kita hadir dalam jumlah yang signifikan. Di situ daerah yang pipih, tebing-tebing, gunung-gunung, jadi sulit," kata Paulus.
Dengan kondisi tersebut, KKB dengan mudah melarikan diri usai berulah.
Selain itu, infrastruktur jaringan telekomunikasi di Intan Jaya turut menjadi kendala.
Sehingga, koordinasi antaraparat pun sulit dilakukan.
Polisi kantongi data KKB hingga jumlah senjata
Kapolda Papua memastikan, polisi telah mengantongi data KKB yang beraksi di Intan Jaya.
Dulu, kelompok itu dipimpin oleh Ayub Waker.
Namun, Ayub meninggal karena sakit pada 13 September 2019 dan digantikan oleh wakilnya.