Demo AWK
Polda Bali Sudah Gali Keterangan AWK dan Saksi-saksi, Buntut Demo Ricuh di DPD RI Bali
Buntut dari kericuhan aksi unjuk rasa di Gedung Kantor Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia meruncing ke Kepolisian Daerah (Polda) Bali.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Namun berdasarkan pantauan Tribun Bali di lapangan, dalam orasinya massa tersebut salah satunya menyebut kekecewaan beberapa statemen AWK sebelumnya, yang salah satunya menyebut bahwa Ida Bhatara yang berstana di Pura Dalem Ped, Nusa Penida bukanlah dewa.
Diwawancarai di sela-sela aksi tersebut, AWK mengatakan sebelumnya telah mengadakan pertemuan dengan Keris Bali di Tampak Siring dan melakukan mediasi dan berdialog.
Dan, hari ini ada massa yang datang ke kantor DPD di Bali.
“Massa datang ke kantor tanpa surat dan langsung nyelonong. Saya beritikad baik menerima jam dua belas, kita siapkan ruang rapat dan saya tunggu 20 menit tidak ada yang masuk. Karena aspirasi saya sebagai DPD harus dengan mediasi dan dialog, kemudian saya lihat sudah mulai keterlaluan karena sudah melakukan penghinaan secara pribadi, saya berinisiatif untuk menemui, tetapi belum mau masuk ke kantor DPD. Bahkan saat saya keluar, ada penganiayaan,” jelasnya.
AWK menunjukkan sejumlah penganiyaan yang diterimanya seperti pada siku, wajah dan kepala.
“Di sini (menunjuk sikut) dan di muka saya (menunjuk bagian bawah mata), dan ada yang memukul kepala dua atau tiga orang. Saya mau melaporkan ke Polda dan divisum sekarang. Saya adalah DPD aktif dan membuka pintu untuk dialog. Sayang sekali yang dilakukan di tanah negara, seorang DPD dianiaya,” paparnya.
AWK mengungkapkan, kedatangannya ke Polda Bali lebih fokus pada laporan penghinaan dan penganiayaan.
Kapolsek Denpasar Timur, Kompol I Nyoman Karang Adiputra mengatakan, pihak Polsek tidak menerima pemberitahuan terkait adanya aksi unjuk rasa.
"Dari awal pihak Polsek tidak menerima pemberitahuan maupun izin," kata Karang saat diwawancara wartawan di Kantor DPD RI, Denpasar, Bali.
Kemudian anggota di lapangan yang tengah memonitor situasi mendengar ada pergerakan sehingga pihaknya melapor ke Kapolresta Denpasar.
"Kapolresta membuat surat perintah pengamanan antisipasi," ujarnya.
Di awal pihaknya melakukan pengamanan secara humanis saat massa melakukan penyampaian orasi diarahkan sebisa mungkin beberapa perwakilan menghadap AWK.
"Beliau (AWK) berkenan menerima perwakilan, tapi di lapangan massa terpancing emosi dan beliau hadir di tengah-tengah mereka, di luar dugaan terjadi gesekan, namun kita sudah antisipasi supaya tidak menimbulkan korban," jelasnya.
AWK saat itu berada di tengah-tengah massa, dan kepolisian fokus pengamanan baik terhadap AWK maupun pengunjuk rasa, namun demikian menurut AWK ada beberapa yang melakukan pemukulan.
"Kita tidak melihat secara pasti, namun kita amankan beliau kembali ke kantornya," tuturnya.
Kapolsek menyampaikan tidak ada bagian dari pendemo yang diamankan dalam insiden itu.
Pihaknya melakukan upaya persuasif untuk meredam suasana yang sempat memanas.
"Sementara kita tidak ada amankan, setelah kerumunan ada gesekan, kami tengahi dan mereka membubarkan diri ke rumah masing-masing," ujarnya. (*).