Otoritas Austria Lakukan Perburuan Besar-besaran, Merespon Serangan Teroris yang Tewaskan 7 Orang
Aksi serangan bersenjata dan dugaan serangan bunuh diri terjadi di sebuah sinagog di Wina, Austria, Senin (2/11/2020) malam.
TRIBUN-BALI.COM - Aksi serangan bersenjata dan dugaan serangan bunuh diri terjadi di sebuah sinagog di Wina, Austria, Senin (2/11/2020) malam.
Dalam serangan ini, tujuh orang diperkirakan tewas dan beberapa lainnya terluka.
Merespon peristiwa tersebut, otoritas keamanan setempat langsung melakukan perburuan besar-besaran untuk menangkap penyerang bersenjatakan senapan.
Dilaporkan polisi setempat telah terjadi penembakan di enam lokasi berbeda, mulai di dekat sinagog pada pukul 20.00 malam waktu setempat.
Seorang penyerang diperkirakan telah meledakkan dirinya selama penggerebekan dengan yang lain ditangkap dan satu ditembak mati oleh polisi.
Seorang petugas polisi juga diduga ditembak dan terluka parah.
Sejauh ini belum ada dilaporkan siapa yang bertanggung jawab atas serangan brutal ini.
Menteri Dalam Negeri Austria, Karl Nehammer, mengatakan kepada penyiar Austria ORF:
"Saat ini saya dapat mengonfirmasi bahwa kami yakin ini adalah serangan teror yang nyata," dikutip Daily Mail, Selasa (3/11/2020)
Dia menambahkan bahwa serangan itu diyakini dilakukan oleh beberapa orang dan keenam lokasi itu berada di sekitar jalan yang menampung sinagoga pusat.
Kemarahan terjadi pada malam terakhir sebelum Austria lockdown, dengan bar dan restoran di negara tersebut tutup mulai tengah malam malam ini.
Rekaman mengejutkan yang menunjukkan seorang pria membawa senapan serbu dan berlari melalui jalan-jalan Wina dan melepaskan tembakan dibagikan di media sosial, meskipun tidak jelas apakah dia pria bersenjata di balik serangan itu.
Rekaman yang lebih menyedihkan tampaknya menunjukkan saat seorang pria ditembak oleh penyerang.
Polisi mendesak masyarakat untuk menghindari semua ruang terbuka dan transportasi umum di kota.
teroriswinaOK002
Sebuah foto yang dibagikan di media sosial disebut menunjukkan beberapa tersangka di balik amukan yang ditangkap oleh petugas polisi.
Polisi mengatakan trem dan bus tidak berhenti dan mengimbau pengguna media sosial untuk tidak memposting video operasi polisi, agar tidak membahayakan petugas.