Dalam 10 Bulan Terakhir, Bali Alami Deflasi Selama Enam Kali
Bali mengalami deflasi selama empat bulan berturut-turut sejak bulan Juli 2020 sampai dengan Oktober 2020
Penulis: Karsiani Putri | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan Tribun Bali Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR-Bali mengalami deflasi selama empat bulan berturut-turut sejak bulan Juli 2020 sampai dengan Oktober 2020.
Jika dihitung selama 10 bulan terakhir, Bali mengalami deflasi selama enam kali.
Pada Oktober 2020, Provinsi Bali mengalami deflasi sebesar 0,24 persen (mtm).
Hal ini berdasarkan pencatatan BPS di mana terjadi penurunan harga di dua kota, yaitu Denpasar dan Singaraja.
Baca juga: Ini Nasib Keuangan Setiap Zodiak di Bulan November 2020, Capricorn Punya Pengeluaran Tambahan
Baca juga: Ini Warna yang Menggambarkan Kepribadian Tiap Zodiak, Libra Dilambangkan dengan Warna Pink
Baca juga: 7 Kebiasaan Buruk Ini Menurunkan Fungsi Otak, Termasuk Duduk Terlalu Lama
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, menyebutkan secara tahunan inflasi Bali tercatat sebesar 0,62 persen (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 1,44 persen (yoy).
Menurutnya, pada periode ini, penurunan harga paling signifikan tercatat pada kelompok barang inflasi inti (core inflation) dan kelompok barang yang diatur pemerintah (administered prices).
Sementara itu, kelompok barang bergejolak (volatile food) mengalami kenaikan harga.
"Kelompok barang core inflation pada bulan Oktober mencatat deflasi sebesar 0,31 persen (mtm), turun dibandingkan dengan bulan September yang tercatat inflasi sebesar 0,23 persen (mtm). Penurunan tekanan inflasi ini terjadi terutama pada canang sari, emas perhiasan, dan sprey," ucap Trisno Nugroho dalam berita pers yang diterima Tribun Bali.
Penurunan harga canang sari merupakan salah satu bentuk dari normalisasi harga pasca Hari Raya Galungan dan Kuningan pada September 2020.
Adapun penurunan harga emas disebabkan oleh turunnya harga emas dunia seiring dengan menguatnya mata uang safe haven.
Penurunan harga sprey sejalan dengan menurunnya harga barang rumah tangga durasi jangka panjang yang disebabkan oleh penundaan pembelian oleh masyarakat.
Kelompok barang administered price mencatat deflasi lebih lanjut sebesar 0,30 persen (mtm).
Kecuali di bulan Mei, sepanjang periode Januari 2020 hingga Oktober 2020, kelompok AP ini selalu mengalami deflasi.
Penurunan harga di periode ini lebih disebabkan oleh turunnya tarif angkutan udara dan tarif listrik.