Serba serbi

Nunas Tamba, Begini Prosesi dan Upakara Melukat di Pura Campuhan Windhu Segara

Pura Campuhan Windhu Segara, di Pantai Padang Galak, Kesiman, Denpasar, kian digandrungi sebagai destinasi wisata spiritual atau religi bagi umat.

Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Pura Campuhan Windhu Segara, Padang Galak, Kesiman, Denpasar, Bali 

Simbol ibu ini, dipercaya memberi ketenangan dan keselamatan serta rezeki baik materi maupun anak.

Setelah itu, sembahyang ke gedong Prabu Siliwangi. Serta memohon kepada bhatara-bhatari yang berada di parhyangan Jagatkartta Gunung Salak.

Kemudian ke sebelah barat ada pelinggih Siwa.

Dalam artian, sebagai Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

“Jika tidak bisa mengucapkan mantra, bisa dengan sesontengan bahasa kita sehari-hari yang penting tulus ikhlas,” katanya.

Atau dengan menyebutkan, Om Namah Siwa Ya Om sebanyak 3,7,9,11, dan 13 kali.

“Setelah selesai di sana, berlanjut ke depan di pelinggih tiga naga, yakni Ananta Boga sebagai perwujudan Bhatara Brahma, Naga Basuki sebagai perwujudan Ida Bhatara Wisnu, dan Naga Taksaka dari perwujudan Sang Hyang Iswara.

“Ini sesuai dengan cerita Ida Bhatara Siwa yang melihat mercapada, atau dunia dengan kehidupan kacau balau. Kemudian diutuslah Tri Murti ke dunia. Dewa Brahma sebagai pencipta, kemudian pemelihara adalah Dewa Wisnu, dan pelebur segala sesuatu di dunia adalah Dewa Iswara,” jelasnya.

Dari ketiga naga tersebut, akan mengalir air suci dan bisa diminum langsung oleh pamedek sebanyak 3 kali.

Prosesi selanjutnya, menghadap mahaguru dan diberikan tilaka atau basma.

Tilaka ini, terbuat dari tanah liat pegunungan yang sudah dipasupati. Gunanya untuk dilentikkan diantara alias, sebagai tanda bahwa Ida Sang Hyang Widhi Wasa sudah berada di dalam alam pikiran pamedek.

“Setelah itu selesai lah proses panglukatan,” imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved